WHO: Jangan Harap Ada Cukup Vaksin Untuk Hidup Bisa Kembali Normal Sampai 2022
Merdeka.com - Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan memperingatkan, jangan harap akan ada cukup vaksin Covid-19 agar hidup bisa kembali normal sampai 2022.
Swaminathan mengatakan, Inisiatif Covax WHO, mekanisme pengumpulan sumber daya untuk menyediakan akses vaksin yang adil ke negara-negara dengan tingkat pendapatan yang berbeda, hanya akan dapat mengumpulkan sekitar ratusan juta dosis pada pertengahan tahun depan, yang berarti masing-masing dari 170 negara atau ekonomi yang telah bergabung “akan memiliki sesuatu".
Tetapi jumlah dosis akan terlalu kecil untuk mengubah pentingnya jaga jarak sosial dan pemakaian masker hingga produksi ditingkatkan dan mencapai target 2 miliar pada akhir tahun 2021.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
“Cara orang membayangkannya adalah bahwa di bulan Januari Anda memiliki vaksin untuk seluruh dunia dan semuanya akan mulai kembali normal - bukan begini cara kerjanya," jelasnya, dikutip dari South China Morning Post, Rabu (16/9).
"Penilaian terbaik kami (untuk peluncuran vaksin) adalah pertengahan 2021 karena pada awal 2021 adalah saat Anda akan mulai melihat hasil dari beberapa uji coba ini.”
China, bagaimanapun, menentukan waktu lebih cepat. Pada Selasa, Wu Guizhen dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan orang-orang di China akan memiliki akses ke vaksin yang dikembangkan secara lokal pada awal November atau Desember.
Presiden AS Donald Trump juga telah berjanji akan ada vaksin secepatnya, meningkatkan kekhawatiran bahwa regulator AS mungkin tunduk pada tekanan politik dan mengeluarkan izin penggunaan darurat sebelum waktunya.
Swaminathan mengatakan WHO akan menerbitkan pedoman penggunaan vaksin darurat pekan depan.
"Semua uji coba yang sedang berlangsung memiliki tindak lanjut selama setidaknya 12 bulan jika tidak lebih lama," jelasnya.
"Itu adalah waktu yang biasa Anda lihat untuk memastikan Anda tidak mengalami efek samping jangka panjang setelah beberapa minggu pertama."
“Karena ini pandemi, ada kemungkinan banyak regulator yang ingin melakukan listing darurat, yang bisa dimaklumi, tapi perlu ada beberapa kriteria di sekitarnya,” tambahnya.
“Apa yang kami ingin lihat adalah kemanjuran, tapi saya pikir yang lebih penting adalah apa yang orang ingin lihat untuk keamanan.”
Dia mengatakan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS atau FDA akan segera menerbitkan pedoman penggunaan vaksin darurat.
China telah menggunakan tiga vaksin pada warga sipil di bawah otorisasi penggunaan darurat sejak Juli, dan satu vaksin untuk militer sejak Juni. Seorang pejabat senior dari raksasa farmasi milik negara mengatakan dalam sebuah wawancara bulan ini bahwa ratusan ribu orang China telah divaksinasi.
Ketika ditanya tentang situasi China dan AS, Swaminathan berkata "regulator nasional memiliki kewenangan untuk melakukannya sendiri di dalam wilayah mereka sendiri”.
Namun, tambahnya, mereka harus memberlakukan tenggat waktu bagi perusahaan untuk memberikan data, dan izin penggunaan darurat dapat dicabut jika uji coba tahap terakhir tidak memenuhi persyaratan.
Sementara itu, Marie-Ange Saraka-Yao, direktur pelaksana aliansi vaksin global Gavi, mengatakan negosiasi terus berlanjut antara China dan aliansi untuk bergabung dengan Covax - hanya beberapa hari sebelum tenggat waktu 18 September bagi negara-negara untuk tanda tangan.
Meski Gedung Putih telah mengumumkan bahwa AS tidak akan bergabung, dia mengatakan pembicaraan itu juga terus berlanjut.
Absennya AS dan China, dua pemain utama dalam pengembangan vaksin, telah menimbulkan pertanyaan tentang kelayakan rencana tersebut.
Saraka-Yao mengatakan, sejauh ini 84 negara telah bergabung dengan aliansi tersebut. Ada 92 negara berpenghasilan rendah yang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin gratis yang disubsidi oleh negara kaya dan donor.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnya