Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Warisan Petaka di Akhir Jabatan Donald Trump

Warisan Petaka di Akhir Jabatan Donald Trump Donald Trump asyik main golf. ©REUTERS/Carlos Barria

Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tinggal menghitung hari untuk melepaskan jabatan kepresidenan. Sejarah mencatat, Trump akan meninggalkan jabatannya dalam pusaran kekerasan, penyakit, dan kematian dan lebih terasing secara internal dibandingkan yang pernah terjadi selama 150 tahun.

Warga AS terguncang dengan huru-hara di Gedung Parlemen atau Capitol, Washington, DC pekan lalu. FBI mengeluarkan memo memperingatkan potensi unjuk rasa bersenjata oleh preman pro-Trump di 50 negara bagian, yang meningkatkan potensi pemberontakan domestik yang mengerikan.

Pejabat kesehatan khawatir 5.000 orang Amerika bisa meninggal setiap hari karena pandemi yang diabaikan Trump. Rumah sakit penuh dan pekerja medis tumbang di tengah peluncuran vaksin yang belum sesuai harapan untuk mengakhiri krisis.

Dikutip dari analisis CNN, Selasa (12/1), penyimpangan Trump telah membawa negara itu ke jalan yang mengerikan dan memecah belah dua kali hanya dalam lebih dari setahun. Saat Demokrat di DPR diharapkan secara resmi memakzulkan Trump karena menghasut serangan massa di Kongres pada Rabu, Trump akan mengandalkan pendukung Republik yang menolak pemakzulannya.

Jutaan orang Amerika mempercayai klaim tak berdasar Trump bahwa dia dicurangi sehingga kalah dalam pemilihan umum dan ada tanda-tanda bahwa beberapa polisi dan pasukan militer telah diradikalisasi oleh klaim yang dia ciptakan.

Kota yang disebut Trump sebagai rumah selama empat tahun sedang diubah menjadi kamp bersenjata yang tidak sesuai dengan suasana kegembiraan dan pembaruan yang berdenyut di sebagian besar pelantikan presiden. Sebagai simbol demokrasi yang dikepung, gedung-gedung rakyat - Gedung Putih dan Gedung Kongres AS - dikurung di balik tembok besi dan pembatas beton yang buruk.

Pola Kekerasan Trump

Ini adalah warisan yang akan diterima Presiden AS terpilih, Joe Biden dalam delapan hari ketika dia disumpah untuk melaksanakan, melindungi, dan mempertahankan Konstitusi - sebuah sumpah yang diinjak-injak Trump ketika menghasut serangan Capitol pekan lalu dari balik layar antipeluru sambil mengabaikan rantai peralihan kekuasaan damai yang selama ini dilakukan para pendahulunya.

Tim Biden memilih "America United" atau "Amerika Bersatu" sebagai tema pelantikan - sebuah moto yang sekarang lebih tepat dalam mendefinisikan tujuan yang diharapkan Biden.

Semakin jelas bahwa pemandangan mengerikan di Capitol Hill pada Rabu bukanlah hanya satu kali saja. Pola yang sama juga terjadi saat pawai supremasi kulit putih di Charlottesville yang tak dikecam Trump.

Dalam peringatan baru yang mengerikan, FBI mengungkapkan kemungkinan tahap selanjutnya dalam gelombang radikalisasi yang sekarang berskala nasional ini, mengatakan unjuk rasa bersenjata direncanakan di gedung DPR di 50 negara bagian antara 16 Januari dan pada hari H pelantikan presiden, 20 Januari.

Ada ancaman pemberontakan jika Trump dicopot menggunakan Amandemen ke-25. FBI mengatakan pihaknya juga menelusuri adanya ancaman untuk Biden, wakil presiden terpilih Kamala Harris, dan Ketua DPR Nancy Pelosi.

Di Washington, dua petugas kepolisian Capitol diskors dan beberapa petugas lainnya sedang diselidiki karena diduga membantu gerombolan perusuh yang menyerbu Capitol.

Mantan Wakil Direktur FBI, Andrew McCabe kaget dengan informasi potensi kekerasan tersebut.

Sementara Biden mengatakan kepada wartawan, terlepas dari peringatan tersebut, dia tidak takut disumpah di luar. Tapi upaya keamanan besar-besaran untuk melindunginya dari pendukung Trump dan kewajiban penerapan jarak sosial di tengah pandemi Covid-19 akan membuat upacara pelantikannya menjadi yang paling sepi dalam beberapa tahun.

Penjabat Menteri Keamanan Dalam Negeri, Chad Wolf, mengundurkan diri pada Senin, menandakan negara itu kekurangan pemerintahan yang efektif pada saat bahaya besar. Sebaliknya pada 2009, saat pejabat senior dari pemerintahan Bush yang akan keluar dan pemerintahan Obama yang akan datang bekerja sama di Situation Room pada 20 Januari 2009, ketika ada kekhawatiran tentang ancaman teror terhadap pelantikan.

Sejauh ini, setelah serangan teror domestik besar-besaran di benteng demokrasi AS, belum ada pengarahan publik besar-besaran oleh lembaga penegak hukum federal atau Gedung Putih, suatu kelalaian yang menumbuhkan rasa ketidakhadiran pemerintah.

Usulan Pemakzulan Kedua Kali

Momentum menuju pemakzulan sekarang tidak bisa dihentikan di DPR setelah Pelosi menolak saran dari Pemimpin Minoritas DPR Kevin McCarthy soal semacam mosi kecaman.

McCarthy mengakui kepada anggota kaukus Partai Republik pada Senin, Presiden Trump memikul beberapa tanggung jawab atas pemberontakan pekan lalu, menurut seseorang yang mengetahui panggilan tersebut. Tetapi beberapa tanggapannya yang lain terhadap kemarahan itu - perbaikan proses sertifikasi pemilu dan undang-undang untuk mempromosikan kepercayaan pemilih - mengisyaratkan ketidaktulusan pendekatan Republik.

Partai Republik menanggapi, dengan mendorong pemakzulan, Demokrat menghancurkan persatuan nasional. Seolah empat tahun terakhir tidak pernah terjadi.

Ada juga pertanyaan tentang apakah Partai Republik memahami keseriusan peristiwa pekan lalu. Pernyataan Senator dari Missouri, Roy Blunt masih bergema di Capitol.

"Pandangan pribadi saya adalah bahwa Presiden menyentuh kompor panas pada hari Rabu dan tidak mungkin menyentuhnya lagi," kata Blunt pada acara "Face the Nation" CBS.

Komentarnya mengingatkan pada rasionalisasi Partai Republik yang menolak untuk menghukum Trump dalam persidangan pemakzulan pertamanya setelah dia mencoba membuat Ukraina ikut campur dalam pemilihan untuk menghalangi Biden.

Amerika telah bangkit dari banyak periode kelam sejak Perang Sipil. Negara itu terkoyak oleh perlawanan terhadap gerakan Hak Sipil. Dan Perang Vietnam mengubah generasi satu sama lain. Tetapi fakta bahwa jutaan orang sekarang tampaknya sangat tidak mempercayai sistem pemilihan yang menjadi dasar demokrasi AS berarti bahwa kohesi politik internal negara itu sekarang sedang diuji seperti yang jarang terjadi dalam satu setengah abad terakhir.

Detik-Detik Terakhir Trump di Gedung Putih

Trump tidak muncul di depan umum selama berhari-hari. Pemblokiran akun media sosialnya karena dikhawatirkan dapat memicu lebih banyak kekerasan membuat kita tak dapat menilai suasana hatinya.

Tetapi Trump akan mengunjungi tembok perbatasan yang menurutnya akan dibayar oleh Meksiko tetapi malah membebani pembayar pajak dengan tagihan tersebut. Sumber Gedung Putih mengatakan, Presiden Trump ingin menghabiskan sepekan terakhirnya di kantor untuk menggembar-gemborkan pencapaiannya dan diperkirakan akan merilis putaran pengampunan kontroversial lainnya.

Pada Senin, CNN melaporkan mantan Jaksa Agung William Barr dan penasihat Gedung Putih Pat Cipollone menasihati Presiden untuk tidak mencoba hal-hal yang dapat mendorongnya ke arah penyalahgunaan kekuasaan epik lainnya - upaya untuk mengampuni dirinya sendiri.

Sementara itu, virus corona makin merajalela. Sebelas negara bagian dan Washington, DC, baru saja mencatat rata-rata 7 hari tertinggi kasus baru Covid-19 sejak pandemi dimulai. Untuk pertama kalinya, negara ini rata-rata mengalami lebih dari 3.000 kematian akibat pandemi per hari. Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Dr. Robert Redfield memperingatkan pandemi akan semakin parah selama sisa Januari dan sebagian Februari dan AS dapat melihat 5.000 kematian sehari.

Program vaksinasi juga terhambat karena koordinasi yang buruk antara otoritas federal dan lokal serta negara bagian dan kurangnya rencana distribusi yang lebih luas secara keseluruhan menghambat upaya tersebut.

Seperti yang lainnya, menjadi tanggung jawab Biden untuk memperbaikinya.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Pakai Dasi Warna-warni saat Kunker Ke Luar Negeri, Ini Maknanya

Jokowi Pakai Dasi Warna-warni saat Kunker Ke Luar Negeri, Ini Maknanya

Presiden Jokowi kini memakai dasi warna-warni ketika berangkat kunjungan kerja ke luar negeri

Baca Selengkapnya
4 Maret 1797: Pemerintahan George Washington Presiden Pertama Amerika Serikat Resmi Berakhir Usai 8 Tahun Menjabat

4 Maret 1797: Pemerintahan George Washington Presiden Pertama Amerika Serikat Resmi Berakhir Usai 8 Tahun Menjabat

George Washington adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Momen Dua Penembak Jitu Meminjam Rumah Warga untuk Pengamanan Presiden RI, Dibanjiri Pujian dari Warganet

Momen Dua Penembak Jitu Meminjam Rumah Warga untuk Pengamanan Presiden RI, Dibanjiri Pujian dari Warganet

Wanita ini didatangi langsung oleh sejumlah penembak jitu guna melakukan prosedur pengamanan Presiden RI.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Intip Harta Kekayaan Mike Pence, Mantan Wapres AS yang Ogah Dukung Donald Trump Maju Pilpres 2024

Intip Harta Kekayaan Mike Pence, Mantan Wapres AS yang Ogah Dukung Donald Trump Maju Pilpres 2024

Harta kekayaan Mantan Wapres AS, Mike Pence yang tolak mendukung Donald Trump maju Pilpres AS 2024.

Baca Selengkapnya
Merantau hingga Luar Negeri, Dua Pria Berdarah Batak Ini Jadi Polisi di Amerika Serikat

Merantau hingga Luar Negeri, Dua Pria Berdarah Batak Ini Jadi Polisi di Amerika Serikat

Bukan hanya warga negara asli saja, ternyata anggota kepolisian di Amerika Serikat bisa berasal dari warga negara lainnya.

Baca Selengkapnya
Begini Asal Usul Munculnya Jabatan Presiden dan Ini Presiden Pertama di Dunia

Begini Asal Usul Munculnya Jabatan Presiden dan Ini Presiden Pertama di Dunia

Sebelum ada istilah presiden, seorang pemimpin biasanya disebut dengan 'kaisar', 'raja', dan 'sultan'.

Baca Selengkapnya
Warga Jakarta Mulai Padati Kawasan Bundaran HI jelang Perayaan Tahun Baru

Warga Jakarta Mulai Padati Kawasan Bundaran HI jelang Perayaan Tahun Baru

Pemprov DKI Jakarta bakal menggelar perayaan malam tahun baru menuju 2024 di kawasan Bundaran HI

Baca Selengkapnya
Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat

Baca Selengkapnya
Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI

Kakek 80 Tahun Bikin Perwira Polisi Kaget, 7 Tahun Jalan Kaki Datangi 261 Makam Para Wali & Presiden RI

Seorang pria tua berusia 80 tahun sukses mencuri perhatian. Awalnya, kakek tua itu tengah berusaha menyeberang jalan raya.

Baca Selengkapnya