Merdeka.com - Puluhan ribu warga Thailand turun ke jalan menuntut Perdana Menteri Yingluck Shinawatra untuk mundur. Unjuk rasa berakhir dengan bentrokan antara demonstran dan polisi setempat.

Situs irishexaminer.com melaporkan, Sabtu (24/11), awalnya unjuk rasa berjalan tertib. Demonstran berjalan kaki sembari meneriakkan agar Yingluck turun dari jabatannya. Sekitar 17 ribu anggota kepolisian mengamankan aksi itu. Bentrok mulai saat aparat berusaha membubarkan ratusan orang mencoba menerobos barikade polisi.

Yingluck menuding demonstrasi ini ditunggangi pihak tertentu untuk menggulingkan kekuasaannya. Sejak awal pekan, dia telah memerintahkan polisi untuk menindak mereka melakukan aksi demo besar-besaran dengan alasan bisa menjadi ajang kekerasan.

Sebaliknya, rakyat Thailand meyakini Yingluck telah melakukan praktik korupsi, menghina pihak kerajaan, dan menjadi boneka kakaknya, Thaksin, yang digulingkan oleh kudeta militer sebab kasus sama.

Anggota kelompok Pitak Siam, masih ada hubungannya dengan demonstran kaos kuning, menyebut diri mereka setia pada Raja Thailand Bhumibol Adulyajed, bersumpah bakal menendang Yingluck dan jajarannya keluar dari pemerintahan.

Thaksin disebut sebagai biang keladi perpecahan politik di Thailand, hingga kini masih mengasingkan diri. Kekuatannya dalam berpolitik masih ada. Buktinya, dia mampu memuluskan langkah sang adik, Yingluck, dituding kurang pengalaman untuk menjadi perdana menteri.