Warga China yang Akan Menikah Bisa Cek Riwayat Pasangan Apakah Pernah Terlibat KDRT
Merdeka.com - Sebuah kota di China timur sedang menyiapkan basis data untuk mengizinkan warga yang akan menikah mengecek calon pasangan mereka apakah memiliki riwayat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kebijakan ini disebut sebagai yang pertama di Negeri Tirai Bambu.
Pemerintah Yiwu, Provinsi Zhejiang timur, kemarin mengatakan, basis data yang dapat ditelusuri itu termasuk berisi informasi pelaku kekerasan yang telah terpidana atau telah menjalani hukuman di seluruh China termasuk mereka yang dipenjara sejak 2017. Data juga termasuk orang yang didakwa KDRT terhadap pasangan mereka, orang tua, dan saudara kandung mereka.
Basis data ini, disebut yang pertama di China menurut Federasi Perempuan Seluruh China. Basis data juga akan diperbarui secara real time dan mulai tersedia pada 1 Juli.
"Dalam banyak kasus, pihak-pihak yang terlibat hanya tahu tentang KDRT setelah menikah. Dengan membuat basis data penyelidikan, mitra dapat mengetahui sebelumnya dan mempertimbangkan apakah akan menikah,” jelas Wakil Ketua Federasi Perempuan Yiwu, Zhou Danying, kepada The Paper, situs berita yang berbasis di Shanghai.
Federasi perempuan adalah salah satu badan pemerintah yang terlibat dalam program ini.
"Tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan KDRT," lanjutnya, dikutip dari The New York Times, Kamis (25/6).
Peningkatan Kasus KDRT Selama Pandemi
China, seperti negara-negara lainnya, telah lama bergulat dengan persoalan KDRT, dan pandemi virus corona memperburuk masalah tersebut. Dengan jutaaan orang yang dikurung (lockdown), polisi mengatakan mereka melihat ada peningkatan kasus kekerasan pria terhadap pasangannya, menurut situs berita Sixth Tone.
Di seluruh Amerika Serikat (AS), para dokter danselalu aktivis mengatakan mereka melihat tanda-tanda peningkatakan kasus kekerasan di dalam rumah saat kota-kota membatasi pergerakan warganya dan menetapkan kebijakan lockdown.
Menurut hotline kekerasan domestik dan lembaga penegak hukum, laporan yang masuk lebih banyak kasus penyerangan, terutama pada perempuan dan anak-anak.
Departemen Kepolisian Chicago, misalnya, mengatakan panggilan darurat terkait KDRT meningkat 12 persen selama periode dari awal tahun hingga pertengahan April, dibandingkan dengan periode waktu yang sama pada 2019.
Di kota-kota lain seperti Los Angeles dan New York, polisi melaporkan penurunan jumlah panggilan, tetapi pihak berwenang meyakini para korban berada dalam jarak yang sangat dekat dengan pelaku kekerasan sehingga mereka tidak dapat menghubungi polisi.
Pada April, PBB menyerukan tindakan mendesak untuk melawan KDRT di seluruh dunia -- yang mana beberapa pakar menyebutnya "terorisme pasangan" -- di tengah pandemi.
"Saya mendesak semua pemerintah mengutamakan keamanan perempuan saat mereka mengatasi pandemi," kata Sekjen PBB, Antonio Guterres di Twitter.
Pelaku KDRT Jarang Ditahan
Meskipun China mengesahkan undang-undang anti-KDRT pada 2016, perempuan mengatakan perintah penahanan, yang diamanatkan UU, jarang diberlakukan.
Sebuah survei diselenggarakan Federasi Perempuan Seluruh China pada 2011 menunjukkan, sekitar 1 dari 4 perempuan dipukul, mengalami kekerasan verbal atau kebebasannya dibatasi oleh pasangan mereka.
Perempuan melaporkan polisi kerap mengabaikan laporan mereka terkait KDRT karena menganggapnya sebagai masalah pribadi dan meminta pasangan tersebut untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Diharapkan Berlaku di Seluruh China
Di media sosial, banyak warga China merekomendasikan basis data baru pemerintah Yiwu ini. Seorang konselor, Lei Ming, menyerukan agar basis data diluncurkan secara nasional.
"Untuk pernikahan di masa depan atau kencan buta, tolong tunjukkan bukti nol rekor KDRT," tulisnya di platform media sosial Weibo.
Han Jin, seorang dosen hukum di Universitas Teknik Harbin, menyebut dengan adanya basis data dapat memberi seseorang "hak untuk tahu" dan "hak untuk memilih."
Tetapi Han menunjukkan ada dua celah yang dapat menghambat efektivitasnya: Tidak jelas apakah pemerintah Yiwu dapat memperoleh informasi tentang orang-orang yang bukan dari kota tersebut. Kedua belah pihak juga harus setuju untuk memberikan informasi pribadi mereka untuk pemeriksaan latar belakang.
"Jika satu pihak tidak mau memberikan informasi seperti itu, maka kemungkinan tidak mungkin untuk mengajukan aplikasi," katanya dalam sebuah wawancara.
“Tapi penolakan terhadap berbagai pihak itu juga akan menjadi peringatan. Jika orang itu tidak mau membiarkan Anda memeriksa informasi itu, apakah mereka memiliki sesuatu untuk disembunyikan?"
Referensi Untuk Minimalisir KDRT
Pemerintah Yiwu mengatakan, basis data akan mengizinkan pengguna untuk melakukan dua jenis pencarian terkait data kekerasan tiap tahun, dan mereka akan menyediakan identifikasi dan informasi pribadi tentang orang yang rencananya akan dinikahi si pengguna.
Pengguna yang tengah mencari informasi ini juga diminta melampirkan sebuah surat persetujuan aturan kerahasiaan. Untuk melindungi privasi orang, pemerintah Yiwu mengatakan informasi itu tidak akan diizinkan untuk disalin dan disebarluaskan.
Direktur Pusat Pendaftaran Pernikahan Kota, Gong Junting mengatakan, sistem itu hanya dimaksudkan sebagai "referensi" untuk "meminimalisir KDRT" menurut Shanghai Daily.
"Terserah pemohon untuk membuat keputusan akhir apakah akan menikahi orang tersebut," jelasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melihat Keunikan Pernikahan Warga di Nigeria, Punya "Dapur" Khas Mirip di Indonesia
Meski demikian, ada dapurnya yang memiliki kemiripan dengan adat istiadat di tanah air.
Baca SelengkapnyaKeunikan Tradisi Bajapuik, Adat Perkawinan Menjemput Mempelai Laki-Laki Khas Pariaman
Tradisi pernikahan unik di daerah Pariaman ini memiliki budaya yang berbeda dari wilayah lainnya terutama di Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaKronologi Ibu di Sumbawa Bunuh lalu Buang Bayinya karena Cibiran Tetangga Belum Bisa Merangkak
Di hari kejadian, ibu tersebut juga sempat terlibat pertengkaran dengan mertuanya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Resmi Menikah dengan Pujaan Hati, Momen Pria Menangis hingga Terduduk di Pangkuan Sang Ibunda Ini Tuai Sorotan
Pria tersebut tak kuasa menahan tangis hingga terduduk di pangkuan sang ibunda saat menerima kenyataan yang ada.
Baca SelengkapnyaGara-gara Media Sosial, Sertu TNI Asal Papua Ini Kepincut Wanita Pekanbaru Langsung Dinikahi 'Ya Namanya Jodoh'
Tak disangka prajurit TNI Sersan Satu ini jatuh cinta kepada wanita asal Pekanbaru, Riau hingga berhasil menikahinya. Bagaimana cerita menariknya?
Baca SelengkapnyaPasangan Muda Ini Pilih Nikah Sederhana di KUA, Ungkap Biaya Murah hingga Penuh Kehangatan Keluarga
Wanita ini membeberkan murahnya biaya saat dirinya menikah di KUA.
Baca SelengkapnyaMengurungkan Niat Berangkat Ke Jepang Untuk Bekerja, Pemuda Ini Memilih Berternak Entok 'Alhamdulillah Sudah Punya Mobil dan Menikah'
Berbekal kesungguhan dan keyakinan, nyatanya ternak yang dijalaninya membuahkan hasil tak terduga. Ia sukses menjadi seorang peternak entok muda.
Baca SelengkapnyaDiminta Datang ke Pesta Pernikahan, Gadis 17 Tahun Diperkosa Massal di India, Begini Kronologinya
Setelah turis Spanyol yang diperkosa massal di negara bagian Jharkand, kali ini korbannya adalah warga lokal di negara bagian Uttar Pradesh.
Baca SelengkapnyaPerempuan Indonesia Bocorkan Enaknya Nikah Sama Pria Jepang, Hamil dan Melahirkan Dapat Uang Cuma-Cuma Nominalnya Bikin Melongo
Bak durian runtuh, dia dan sang suami mendapat banyak keuntungan.
Baca Selengkapnya