Merdeka.com - Pengakuan kedaulatan Palestina menjadi sebuah negara akhirnya disahkan oleh mayoritas anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di sidang Majelis Umum kemarin. Beberapa negara termasuk Vatikan langsung menyambut baik meningkatnya status Palestina itu.

193 negara PBB saat sidang Majelis Umum sepakat untuk menyetujui resolusi meningkatkan status Otoritas Palestina dari 'organisasi' menjadi 'negara non-anggota' di PBB. Status ini sama dengan Vatikan.

"Tahkta Suci Vatikan menyambut keputusan sidang Majelis Umum PBB dengan meningkatkan status Palestina menjadi negara non-anggota," tulis pernyataan dikeluarkan Vatikan seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (30/11).

Namun, Vatikan juga meminta agar Yerusalem diberikan status khusus. Ini ditujukan untuk menjamin agar kebebasan beragama serta identitas dan karakter Yerusalem sebagai Kota Suci dapat dihormati, selain kebebasan akses ke tempat suci itu. Vatikan dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah menandatangani perjanjian bilateral 12 tahun lalu.

Vatikan ingin menegaskan kembali posisi Yerusalem yang selama beberapa tahun belakangan ini terhenti. Apalagi setelah Israel menyatakan tidak perlu pengakuan status dunia internasional bagi Yerusalem lantaran jaminan itu sudah berlaku.

Israel menyatakan Yerusalem sudah menyatu dan abadi menjadi ibu kota pada 1980 setelah negera Yahudi itu mengambil Wilayah Yerusalem Timur melalui perang selama enam hari pada 1967. Namun, dunia tidak mengakui pengambil alihan itu dan Palestina meminta agar Yerusalem Timur pada akhirnya menjadi ibu kota negara bagian.

Israel selalu menolak konsep apapun dari mandat dunia internasional terhadap Yerusalem. Negeri Zionis itu selalu menjamin Yerusalem tetap menjadi kota suci tiga agama Yahudi, Kristen, dan Islam.

Vatikan dan Israel telah membangun hubungan diplomatik secara penuh sejak 18 tahun lalu. Baik Paus Paulus Yohanes II dan Paus Benediktus XVI telah mengunjungi negara Yahudi itu dan Otoritas Palestina.