Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Varian Delta Bisa Segera Jadi Virus Corona Dominan dan Ancaman Baru Sistem Kesehatan

Varian Delta Bisa Segera Jadi Virus Corona Dominan dan Ancaman Baru Sistem Kesehatan Ilustrasi Virus Corona. ©2020 Merdeka.com/ cdc

Merdeka.com - Pandemi Covid-19 menjadi ajang unjuk kekuatan antara varian virus yang muncul. Ada empat varian yang beredar saat ini yaitu varian Delta atau B.1.617.2 yang pertama kali muncul di India, varian Alpha yang muncul di Inggris, varian Beta yang pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan; dan varian Gamma, pertama kali terlihat di Brasil.

Di antara keempat varian tersebut, Delta dengan cepat menjadi yang varian yang paling mengkhawatirkan.

Pejabat kesehatan memperingatakan negara-negara yang telah berhasil mengatasi pandemi, varian Delta bisa menjadi ancama baru yang menggagalkan keberhasilan tersebut. Negara yang masih berkutat dengan krisis seperti India juga diperingatkan bahwa varian ini bisa memperburuk situasi.

Para peneliti menemukan varian Delta setidaknya 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha, varian dominan di AS, menurut departemen Kesehatan Masyarakat Inggris.

Menurut laporan para dokter di China, pasien varian Delta di sana mengalami gejala lebih cepat dan lebih parah daripada orang yang terinfeksi varian lain. Beban virus (viral load) juga naik lebih cepat dan menurun lebih lambat.

Namun, ahli epidemiologi mengatakan mungkin terlalu dini untuk memastikan apakah varian Delta menyebabkan penyakit yang lebih parah, dan penting untuk mengenali bahwa faktor-faktor lain, seperti lockdown atau pembatasan dan tingkat vaksinasi, mungkin juga memengaruhi penyebaran penyakit.

“Saya cukup berhati-hati untuk memasukkan terlalu banyak telur ke dalam keranjang karena 'varian memperburuk keadaan'” jelas Dr. Gigi Gronvall, akademisi di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins Fakultas Kesehatan Masyarakat Bloomberg.

“Sangat mudah bagi beberapa pemimpin politik untuk menyalahkan varian seperti tindakan Tuhan atas keputusan kebijakan yang mengarah pada situasi yang kita hadapi,” lanjutnya, dikutip dari TIME, Rabu (16/6).

Menurut Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci, varian Delta saat ini mewakili sekitar 6 persen dari semua kasus di AS. Dia memprediksi kemungkinan angka itu akan naik.

“Saya pikir dengan data yang kami miliki, ada peluang varian itu bisa mengambil alih 117 (varian Alpha) sebagai varian utama hanya karena lebih menular,” kata Dr. Michael Osterholm, direktur Pusat Penelitian Penyakit Menula dan Kebijakan di Universitas Minnesota.

"Ini akan menciptakan tantangan tambahan yang nyata."

Pada konferensi pers Gedung Putih pekan lalu, Fauci mencatat bahwa vaksin Pfizer-BioNTech 88 persen efektif dalam mencegah penyakit yang disebabkan oleh varian Delta.

“Kabar baiknya adalah varian Delta, seperti varian lainnya, tampaknya tidak luput dari perlindungan yang diberikan oleh vaksin yang tersedia di AS,” ujar Dr. Gronvall.

Selain itu, vaksin AstraZeneca, yang diizinkan untuk digunakan di Uni Eropa tetapi tidak di AS, telah terbukti 60 persen efektif melawan varian Delta, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature, meskipun para ilmuwan mengharapkan perlindungan yang lebih besar terhadap rawat inap dan kematian yang disebabkan oleh varian tersebut.

Menanggapi penyebaran varian Delta di Inggris, negara-negara Eropa lainnya telah memberlakukan pembatasan perjalanan tambahan pelancong dari negara tersebut.

Di China, krisis varian Delta berpusat di sekitar kota Guangzhou di mana pemerintah telah memberlakukan pembatasan sejak hari-hari awal pandemi. Pemerintah telah melakukan sekitar 32 juta tes Covid-19, termasuk ke seluruh 18,7 juta penduduk Guangzhou (kota terbesar di kawasan itu) dalam upaya mengendalikan wabah. Tes di Guangzhou dilakukan hanya selama tiga hari dari 5 hingga 7 Juni.

Sejauh ini, 800 juta dosis vaksin telah diberikan di seluruh China. Tapi itu adalah dosis total—tidak hanya termasuk dosis kedua, yang dibutuhkan oleh vaksin Sinovac yang banyak digunakan di negara itu—dan hanya mewakili 57 persen dari populasi.

Jumlah vaksinasi yang jauh lebih rendah di sebagian besar belahan dunia lainnya, menyebarkan jutaan varian yang sangat menular dan berpotensi lebih berbahaya, dan menciptakan peluang baru bagi SARS-CoV-2 untuk berubah bentuk lagi atau bermutasi.

“Setiap kali Anda memberi virus kesempatan untuk bereplikasi, Anda memberi kesempatan varian lain untuk bertahan, yang mungkin memiliki sifat berbeda yang tidak menguntungkan kita,” jelas Gronvall.

“Itulah mengapa kepentingan kami sendiri untuk membantu memvaksinasi dunia.”

Di AS, kasus varian Delta berlipat ganda setiap dua pekan, menurut Dr. Scott Gottlieb, mantan direktur Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), kepada CBS News “Face the Nation” pada Minggu.

Beberapa dari negara bagian di AS seperti Alabama, Arkansas dan Missouri, mengalami peningkatan kasus dalam beberapa pekan terakhir, dan Osterholm mengatakan situasinya sangat mengkhawatirkan karena tingkat vaksinasi di sejumlah wilayah itu bahkan lebih rendah. Ada kemungkinan transmisi varian Delta yang dapat memicu lonjakan kasus Covid-19 lokal yang membanjiri sistem medis regional.

“Kita harus berhati-hati untuk tidak secara otomatis berasumsi apa yang terjadi di Inggris akan terjadi di sini,” katanya.

Meskipun demikian, dia menambahkan, “Risikonya pasti lebih besar ketika Anda memiliki lebih banyak orang yang tidak divaksinasi bersama. Saya pikir ketika kita membuka semuanya, kita kembali dalam banyak hal seperti pada pra-Maret 2020.”

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ciri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya secara Alami

Ciri-ciri Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya secara Alami

Gejala radang tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi di mana tenggorokan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Penularan Difteri, Kenali Ciri-Ciri Penderitanya

Cara Mencegah Penularan Difteri, Kenali Ciri-Ciri Penderitanya

Difteri adalah infeksi bakteri yang sangat menular yang terjadi karena varian Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini memengaruhi sistem pernapasan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Penularan Virus Nipah, Kenali Gejalanya

Cara Mencegah Penularan Virus Nipah, Kenali Gejalanya

Infeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.

Baca Selengkapnya
⁠Contoh Permasalahan Lingkungan dan Solusinya, Cara Terbaik Antisipasi Bencana

⁠Contoh Permasalahan Lingkungan dan Solusinya, Cara Terbaik Antisipasi Bencana

Merdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Kemenkes Sebut Belum Ada Mutasi Baru Covid-19 Meski Varian JN.1 Sudah Menyebar di RI

Penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.

Baca Selengkapnya