Vaksin Covid Oxford-AstraZeneca Kurang Ampuh Lawan Virus Corona Varian Afrika Selatan
Merdeka.com - Perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca menyampaikan pada Sabtu, vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford nampaknya hanya memberikan perlindungan terbatas terhadap penyakit yang disebabkan virus corona varian Afrika Selatan, berdasarkan data awal hasil uji coba.
Penelitian dari Universitas Witwatersrand Afrika Selatan dan Universitas Oxford menunjukkan, vaksin secara signifikan mengurangi keampuhan melawan varian Afrika Selatan, menurut laporan Financial Times.
Varian virus corona yang saat ini sedang menjadi perhatian para ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat yaitu varian Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil, yang diperkirakan lebih cepat menular dibandingkan mutasi lainnya.
“Dalam uji coba kecil fase I/II, data awal menunjukkan keampuhan terbatas melawan penyakit ringan karena B.1.351 varian Afrika Selatan,” jelas juru bicara AstraZeneca, merespons laporan Financial Times, dikutip dari Reuters, Minggu (7/2).
Laporan menyebutkan, dari 2.000 lebih peserta uji coba, tak ada yang dirawat di rumah sakit atau meninggal.
“Namun, kami belum bisa memastikan dengan tepat efeknya terhadap penyakit parah dan rawat inap mengingat sebagian besar subjeknya adalah orang dewasa muda yang sehat," jelas juru bicara tersebut.
Perusahaan tersebut mengatakan pihaknya meyakini vaksinnya bisa melindungi dari penyakit parah, mengingat aktivitas antibodi penetral setara dengan vaksin Covid-19 lain yang telah menunjukkan perlindungan terhadap penyakit parah.
Uji coba, yang melibatkan 2.026 orang di antaranya setengah dari kelompok plasebo, belum ditinjau oleh rekan sejawat.
“Universitas Oxford dan AstraZeneca telah mulai menyesuaikan vaksin terhadap varian ini dan akan berkembang pesat melalui pengembangan klinis sehingga siap untuk pengiriman Musim Gugur jika diperlukan,” jelasnya.
Pada Jumat, Oxford mengatakan vaksin mereka memiliki kemanjuran yang sama terhadap varian virus corona Inggris seperti halnya varian yang beredar sebelumnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaIni Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia
Zubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaMenkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI Pastikan Vaksin nOPV2 Aman Digunakan untuk Cegah Polio
Komnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnya