Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Uji Coba Kontroversial Vaksin di Inggris, 40 Relawan akan Ditulari Virus Corona

Uji Coba Kontroversial Vaksin di Inggris, 40 Relawan akan Ditulari Virus Corona Petugas medis Rusia mulai disuntik vaksin Covid-19. ©REUTERS/Tatyana Makeyeva

Merdeka.com - Sukarelawan Inggris akan sengaja ditulari virus corona sebagai bagian eksperimen uji coba yang bisa mengubah pemahaman para ilmuwan terkait virus itu.

London menjadi tuan rumah uji coba pertama dunia virus corona di mana 40 sukarelawan disuntik dengan vaksin potensial sebelum diberikan dosis semprotan nasal patogen mematikan tersebut.

Sebelum pengumuman oleh Open Orphan pada Selasa, ada kontroversi di kalangan ilmuwan terkait metode ini.

Para pendukung mengatakan, uji coba ini bisa jauh lebih cepat daripada tes vaksin biasa, berpotensi mempersingkat waktu tunggu sampai dunia memiliki akses ke inokulasi yang efektif.

Tetapi para kritikus berpendapat terlalu sedikit yang dipahami terkait Covid-19 untuk membuat uji coba tersebut aman. Walaupun anak muda jarang yang meninggal karena penyakit ini, ada banyak bukti mereka bisa menderita penyakit jangka panjang yang melemahkan.

Sue Tansey, seorang dokter farmasi yang merupakan anggota dari Nuffield Council on Bioethics, sebuah pengawas independen Inggris, mengatakan masih ada "ketidaksepakatan di antara para ahli" apakah pantas untuk melanjutkan uji coba ini.

"Orang-orang terbelah karena ini teka-teki etika," katanya, dikutip dari NBC News, Selasa (20/10).

"Pendanaan yang diumumkan hari ini untuk studi terobosan namun terkontrol dengan hati-hati menandai langkah penting berikutnya dalam membangun pemahaman kita tentang virus dan mempercepat pengembangan vaksin kita yang paling menjanjikan yang pada akhirnya akan membantu dimulainya kembali kehidupan normal," jelas Menteri Bisnis Inggris, Alok Sharma dalam sebuah pernyataan yang didistribusikan Open Orphan.

Ada lebih dari 150 vaksin yang sedang dikembangkan di seluruh dunia, beberapa di antaranya telah mencapai tes fase 3, di mana sejumlah besar orang - sebanyak puluhan ribu - diberi vaksin, sementara yang lain mendapatkan plasebo.

Dalam penelitian biasa, sukarelawan diuji secara teratur untuk Covid-19 dengan harapan akan ada perbedaan yang mencolok antara kelompok yang divaksinasi dan yang tidak. Namun ini bisa memakan waktu lama - banyak peserta akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk tertular jika mereka terinfeksi.

Uji coba ini dapat mempersingkat waktu tersebut: Semua sukarelawan mendapatkan vaksin, dan semuanya juga terkena virus. Para peneliti mengatakan kelompok yang hanya terdiri dari 40 sukarelawan kemungkinan akan bisa menjelaskan kandidat vaksin apa pun hanya dalam waktu singkat. Semua orang menerima ada risikonya.

Kepala penasihat ilmiah Inggris, Sir Patrick Vallance pada Juli lalu mengatakan dua hal diperlukan agar uji coba ini aman. Ilmuwan harus tahu dosis yang tepat yang diberikan dan menemukan obat anti virus yang bisa "menyelamatkan" pasien dari sakit parah.

Walaupun anak muda berusia 18 sampai 30 tahun - yang menjadi sukarelawan uji coba medis - jarang meninggal karena virus corona, ada peningkatan data dan bukti bahwa anak muda dan sehat mengalami kondisi jangka panjang lemah jantung, otak, dan paru-paru.

"Argumen yang menentang uji coba ini adalah bahwa kami tidak cukup tahu tentang kasus-kasus di mana beberapa orang yang lebih muda memiliki masalah jangka panjang setelahnya," jelas Tansey.

"Sisi negatif lainnya adalah meskipun kami memiliki beberapa pengobatan yang tampaknya meningkatkan hasil pada pasien yang sakit parah, itu bukanlah apa yang kami sebut terapi 'penyelamatan' seperti antibiotik yang dapat mengobati infeksi dan mengatasinya."

Bagi beberapa relawan, kekhawatiran ini nyata tetapi sepadan dengan tujuan akhirnya.

"Itu ide yang menakutkan," kata Alastair Fraser-Urquhart (18) yang menjadi sukarelawan sebagai bagian dari kelompok kampanye 1Day Sooner, yang mengadvokasi uji coba ini.

"Sangat mudah bagi saya untuk duduk di sini sekarang dan mengatakan menurut saya ini adalah ide yang bagus," katanya kepada NBC News.

"Tetapi jika saya akhirnya menggunakan ventilator maka saya pikir saya masih akan memikirkan hal yang sama karena itu memberikan begitu banyak kebaikan bagi begitu banyak umat manusia sehingga yang saya lakukan tidak ada yang akan sia-sia."

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kisah Cinta saat Pandemi Covid-19 Berlatar Belakang Tiga Negara Berbeda

Kisah Cinta saat Pandemi Covid-19 Berlatar Belakang Tiga Negara Berbeda

Sineas dari tiga negara yakni Indonesia, Korea Selatan, dan Malaysia bersatu dalam film bertajuk LOOK AT ME TOUCH ME KISS ME.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai

Antisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Penularan Flu Singapura, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Cara Mencegah Penularan Flu Singapura, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya