Merdeka.com - Seorang turis Amerika dinyatakan hilang setelah mengunjungi kota Maya kuno, Tikal, yang terletak di hutan terpencil di Provinsi Petén, Guatemala Utara.

Turis bernama Raymond Vincent Ashcroft hilang saat sedang mengunjungi reruntuhan kuil di kota kuno itu pada 3 Februari lalu.

UNESCO menyampaikan, menurut laporan dari Guatemala, pria itu dinyatakan tiba-tiba menghilang.

Dilansir CBC News, Ashcroft dilaporkan hilang kepada pihak berwenang pada pukul 2 siang. Regu pencari yang terdiri atas polisi dan badan pariwisata setempat dikerahkan untuk mencari turis berusia 66 tahun tersebut.

Istri Ashcroft, Van Phung, mengatakan kepada media lokal, suaminya sedang berlibur dengan kelompok pengamat burung. Sementara dia sendiri kembali ke kamar hotel.

Ashcroft telah hilang selama tujuh pekan. Pihak berwenang Guatemala memberi tahu Interpol, yang memfasilitasi kerja sama penegakan hukum lintas batas, untuk mengeluarkan pemberitahuan kuning.

Pemberitahuan kuning dikeluarkan untuk membantu menemukan orang hilang, seringkali anak di bawah umur, atau untuk membantu mengidentifikasi orang yang tidak bisa teridentifikasi.

UNESCO mengatakan, Tikal, salah satu kompleks arkeologi Maya terpenting, dihuni manusia pada abad ke-6 SM hingga abad ke-10 M. Situs ini terletak di kawasan lindung seluas 57.600 hektar.

Situs berisi peninggalan kuil dan istana ini dikunjungi oleh 200.000 orang setiap tahun, menurut data World Heritage Outlook.

Pada 2022, turis Jerman bernama Stephan Baitz (53) ditemukan tewas di kota kuno tersebut. Jenazahnya ditemukan dua hari setelah menghilang dan dinyatakan meninggal karena serangan panas.

Reporter magang: Yobel Nathania