Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memesan 300 potong burger dari restoran cepat saji untuk sebuah acara di Gedung Putih. Pesta 'fast food' ini dilakukan karena kurangnya staf katering di Gedung Putih. Atas hal ini, Trump menyalahkan penutupan pemerintahan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Ratusan burger dipesan Trump bersama kentang goreng dan pizza saat menerima kunjungan peraih Juara Nasional Playoff 2018, Clemson Tigers, Senin (14/1).

"Akibat penutupan (pemerintahan), kami keluar dan kami memesan makanan cepat saji Amerika yang dibayar oleh saya," kata Trump kepada wartawan dikutip dari BBC, Selasa (15/1).

Saat menerima tamu di ruang makan, Trump mengatakan semua makanan yang disajikan adalah makanan favorit.

Donald Trump sajikan burger di Gedung Putih ©REUTERS/Joshua Roberts

"Kita ada pizza, 300 burger, kentang goreng melimpah, semua makanan favorit kita," kata dia.

Ketika ditanya wartawan apa makanan kesukaannya, Trump mengatakan menyukai semuanya.

"Kalau makanan orang Amerika, saya menyukainya. Ini semua makanan Amerika," ujarnya.

Tak jelas berapa uang yang dikeluarkan Trump untuk membayar semua makanan cepat saji tersebut. Dia mengatakan tak ingin menunda acara tersebut karena penutupan pemerintahan sedang berlangsung.

Sejumlah pemerintahan federal tak beroperasi setelah penutupan diumumkan. Penutupan ini berdampak pada sekitar 800 ribu pekerja sektor publik, termasuk pegawai Gedung Putih yang diminta berhenti bekerja atau tetap bekerja tanpa digaji selama 24 hari.

Penutupan operasional pemerintahan terjadi karena Trump mengajukan anggaran pembangunan tembok di sepanjang perbatasan Meksiko namun usulannya ditolak parlemen AS. Demokrat menolak usulan anggaran USD 5,7 miliar yang diajukan Trump.

Sebagian pemerintahan federal tetap akan ditutup dan para pegawai seperti pengawas lalu lintas udara dan agen Dinas Rahasia akan tetap bekerja tanpa bayaran sampai anggaran belanja disetujui.

Sebelumnya Trump menyampaikan kepada para petani dalam sebuah pertemuan di New Orleans bahwa dia akan tetap berjuang memenuhi janjinya membangun tembok perbatasan.

"Demi menjaga keamanan warga Amerika, saya tidak akan pernah mundur," ujarnya.

Sementara itu pada Senin kemarin, Pentagon menyatakan akan memperpanjang misi militer di sepanjang perbatasan dengan Meksiko sampai akhir September. Ribuan tentara ditempatkan di sekitar wilayah tersebut pada November lalu untuk sebuah misi yang seharusnya diakhiri pada Desember lalu. Misi militer ini telah diperpanjang dua kali karena permintaan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri.