Tolak Hasil Pemilu, Pendukung Trump Rusuh Serang Gedung Parlemen AS
Merdeka.com - Ribuan pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerang gedung parlemen, US Capitol, di Washington kemarin untuk menolak hasil pemilu 3 November yang menyatakan Joe Biden sebagai pemenang dan Trump kalah.
Dikutip dari laman CBS, Rabu (6/1), serangan itu menyebabkan para anggota Senat dan DPR segera mengambil reses ketika polisi menerapkan penjagaan ketat. Peristiwa ini menyebabkan Wali Kota Washington D.C Muriel Bowser memerintahkan jam malam dari pukul 18.00 kemarin hingga pukul 09.00 hari ini waktu setempat. Suasana di ibu kota AS kini mencekam.
Kerusuhan ini terjadi tak lama setelah Trump menyampaikan pidato yang lagi-lagi menyebut dia menang pemilu dan menyerukan para pendukungnya untuk menolak hasil pemilu.
Massa pendukung Trump yang marah bentrok dengan polisi, mereka memanjat dinding gedung, memecahkan kaca, pintu Capitol Building. Sebagian bahkan berhasil menerobos masuk ke ruang Senat dan polisi melepaskan tembakan. Sejauh ini polisi mengatakan mereka belum menangkap seorang pun.
Seorang perempuan tewas setelah tertembak di bagian dadanya di halaman Gedung Capitol, kata polisi kepada CNN. Rincian insiden ini belum tersedia dan juru bicara kepolisian mengatakan mereka akan menjelaskan kejadian ini nanti. Sejumlah petugas juga terluka dalam bentrokan ini.
Para pendukung Trump yang banyak memakai topi MAGA tanpa masker itu berkumpul di The Ellipse tempat Trump menyampaikan pidato.
Setelah pidato itu massa mulai merangsek ke kompleks gedung parlemen sambil meneriakkan slogan-slogan. Polisi dan aparat keamanan berusaha menghalangi dengan memasang blokade dan lapisan personel.
Sebagian massa menyerukan perlawanan dan pemberontakan terhadap hasil pemilu dan mereka juga menegaskan anggota partai Republik yang tidak mendukung Trump akan mendapat balasan.
"Kami tidak mau menyingkir," kata Lawrence Ligas, pendukung Trump 55 tahun dari Chicago yang mengatakan dirinya dulu pendukung Demokrat sebelum kemudian mendukung Trump.
"Kami bukan Republikan. Kami Partai MAGA. Kami patriot," kata dia.
Tak jauh di dekat Ligas ada Lisa Hayes, 28 tahun, yang memakai baju putih bertuliskan "DICURI".
"Saya pemilu 2020," kata perempuan muda itu.
Seorang pejalan kaki menegurnya melihat dia berpakaian hanya kaus di tengah cuaca dingin Januari.
"Kamu tidak kedinginan?" tanya orang itu kepada Hayes.
"Darah saya mendidih, jadi saya baik-baik saja!" jawab Hayes.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaTerkait paslon yang didukung Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang meminta agar ditanyakan langsung ke presiden
Baca SelengkapnyaPutin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca SelengkapnyaKeanggotaan partai politik Jokowi dipertanyakan setelah menyebut presiden boleh kampanye dan berpihak pada pasangan calon tertentu di pemilu.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta pihak yang menemukan kecurangan untuk melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaSebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara, presiden merupakan penyelenggara pemilihan.
Baca Selengkapnya