Tidak sanggup damaikan Suriah, Kofi Annan mundur
Merdeka.com - Perang saudara di Suriah terus berlangsung dan memakan korban jiwa. Salah satu imbasnya utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa sekaligus Liga Arab Kofi Annan akhirnya mundur meski tugasnya mendamaikan pihak saling bertikai belum selesai.
Annan mengundurkan diri dalam konferensi pers di Kota Jenewa, Swiss, kemarin. Dia menilai tugasnya tidak lagi efektif. "Pendekatan militer semakin dominan di lapangan dan negara anggota Dewan Keamanan PBB juga tidak bersatu sehingga efektivitas peran saya di lapangan semakin lemah," ujar dia seperti dilansir BBC, Jumat (3/8).
Mantan sekretaris jenderal PBB asal Ghana itu menjadi utusan khusus Dewan Keamanan dan Liga Arab. Annan tiga bulan lalu menawarkan enam solusi perdamaian bagi pihak Presiden Basyar al-Assad dan pemberontak. Namun sampai sekarang tidak ada satupun poin usulannya dilaksanakan keduapihak bertikai.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam pernyataan tertulis tidak lama setelah konferensi pers itu menerima pengunduran diri Annan meski sangat menyesalkan keputusan itu. "Saya harus mengabarkan dengan penuh penyesalan, tuan Annan tidak akan memperpanjang masa tugasnya sebagai utusan khusus akhir bulan ini," kata Ban.
Salah satu penyebab Dewan Keamanan PBB tidak bisa berperan besar menyelesaikan konflik Suriah adalah sikap Rusia dan China. Dua negara sekutu Presiden Assad itu tiga kali memveto resolusi untuk menyelesaikan konflik bersenjata di negeri yang dahulu bernama Syams itu.
Menurut Annan, walau dia gagal, dunia internasional masih bisa berperan menghentikan perang di Suriah. Caranya adalah menawarkan transaksi politik agar Assad mundur dengan imbalan suaka luar negeri. "Assad harus pergi cepat atau lambat," kata Annan.
PBB dan Liga Arab kini mencari pengganti buat Annan. Ban menjamin pengganti utusan khusus itu akan tetap mengupayakan pelaksanaan enam poin perdamaian, yaitu penghentian penggunaan senjata berat, memberikan akses aman untuk bantuan kemanusiaan serta kebebasan berunjuk rasa dan media.
Sejak konflik bersenjata meletup Maret tahun lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan sekitar 20 ribu orang tewas dan lebih dari sejuta lainnya mengungsi. Pada 14-15 Agustus mendatang, Organisasi Konferensi Islam mengadakan pertemuan darurat di Kota Mekkah, Arab Saudi, membahas sanksi bagi rezim Assad.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang
Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca SelengkapnyaSempat Diremehkan Calon Ibu Mertua Lantaran Dulunya Santri, Perempuan Ini Buktikan Diri Jadi Abdi Negara
Perempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca SelengkapnyaSerahkan Surat Pengunduran Diri, Mahfud Ungkap Reaksi Jokowi: Beliau Bergurau Seperti Teman Lama
Mahfud telah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Berduka 3 Pendukungnya Meninggal Saat Kampanye Akbar di JIS: Mereka Korbankan Hidup Demi Perubahan
Anies mengatakan, perjuangan ketiganya untuk mewujudkan perubahan di Indonesia tidak akan sia-sia.
Baca SelengkapnyaKeji! Santri di Parepare Dianiaya Guru, Bagian Punggungnya Disetrika
Korban yang berusia 13 tahun sedang menjalani perawatan. Kasus terungkap setelah orang tua korban membuat laporan.
Baca SelengkapnyaSoal Pengusul Pertemuan dengan Surya Paloh di Istana, Ini Jawaban Jokowi
Menurut Jokowi, tidak penting siapa yang lebih dulu mengundang pada pertemuan itu.
Baca SelengkapnyaAnies ke Pendukungnya saat Hari Pencoblosan 14 Februari: Harus Hati-Hati, Jaga Suara Kita
Anies mengimbau pendukung berhati-hati. TPS harus betul-betul diawasi dengan benar.
Baca Selengkapnya6 Februari Peringati Hari Anti-Sunat Wanita Sedunia, Ini Sejarahnya
Peringatan ini menjadi bagian dari upaya PBB untuk menghapuskan pemotongan kelamin perempuan.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh dan Jokowi Bertemu di Istana, Ini Tanggapan PKS
Saat ini PKS memilih fokus memantau proses perhitungan suara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN)
Baca Selengkapnya