Terkait Gulen, Turki desak Indonesia tutup sekolah di 6 provinsi
Merdeka.com - Kedutaan Besar Turki mendesak pemerintah Indonesia menutup sekolah-sekolah swasta didanai yayasan binaan Fethullah Gulen, ulama diklaim sebagai dalang kudeta militer. Sekolah-sekolah itu tersebar di enam provinsi, semua berformat asrama memakai pengantar dwibahasa serta menyediakan beasiswa.
Dalam keterangan pers dilansir dari situs resmi kedutaan, Kamis (28/7), pemerintah Turki menyebut sekolah Kharisma Bangsa, Pribadi Bilingual School, hingga Sekolah Kesatuan Bangsa menginduk pada Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (PASIAD). Jika dirunut lagi, induk yayasan ini dikelola oleh jaringan Hizmet binaan Gulen.
Pemerintahan Presiden Reccep Tayyip Erdogan sejak tiga tahun lalu menyatakan Gerakan Hizmet dan semua anak organisasinya sebagai jaringan teroris. Kendati demikian banyak negara, termasuk Indonesia, belum mengadopsi sikap yang sama.
"Sekolah-sekolah ini terkait dengan aktivitas organisasi teroris," seperti dikutip dari keterangan tertulis di situs Kedubes Turki. "Kami sangat prihatin organisasi teroris leluasa beraktivitas di Indonesia."
Desakan pada pemerintah Indonesia ini merujuk Dekrit Presiden Erdogan yang diteken pada 23 Juli lalu. Atas dasar beleid tersebut, pemerintah Turki menutup 1.043 sekolah swasta, 1.229 yayasan, serta 15 universitas di seluruh negeri. Semua lembaga itu dilarang beroperasi karena didanai oleh Gerakan Gulen.
Yayasan PASIAD beroperasi di Indonesia sejak 1995. Lembaga ini didirikan atas prakarsa serta donasi pengusaha-pengusaha Turki, untuk meningkatkan kerja sama kedua negara. SMA Kharisma Bangsa di Tangerang Selatan menjadi salah satu sekolah swasta binaan PASIAD yang menonjol. Pelajar sekolah ini beberapa kali berhasil meraih penghargaan olimpiade sains tingkat nasional maupun internasional.
Presiden Erdogan dan musuh politknya Fethullah Gulen (c) 2016 Today Zaman
Gerakan Hizmet tercatat pernah membantu warga Aceh saat terjadi Tsunami 2004. Dua sekolah asrama putra-putri Fatih dibangun selepas bencana tersebut.
Ketika hubungan Gulen dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin Erdogan masih baik, sekolah-sekolah diusulkan ditutup itu diklaim sebagai niat baik pertukaran budaya Turki-Indonesia. Mantan Presiden Turki Abdullah Gul pada 6 April 2011 berkunjung ke Sekolah Kharisma Bangsa di Tangsel bersama sang istri.
"Pertukaran kebudayaan yang dilakukan dengan mendirikan sekolah Turki di Indonesia, memberikan dampak tentang pemersatuan kedua negara," kata Gul seperti dikutip dari arsip Kantor Berita Antara.
Situasi politik Turki sekarang berubah. Gulen, dalam versi pemerintah Erdogan, adalah dalang utama kudeta gagal 15 Juli lalu. Kedubes Turki sekarang meminta Indonesia bersolidaritas untuk ikut menutup sekolah-sekolah PASIAD.
"Langkah menutup sekolah-sekolah sejenis sudah dilakukan oleh negara-negara mitra Turki, di antaranya oleh Yordania, Azerbaijan, Somalia, dan Niger," tulis Kedubes Turki. Kementerian Luar Negeri RI masih dikonfirmasi untuk mengetahui apa sikap pemerintah Indonesia terkait desakan Kedubes Turki tersebut.
Berikut daftar lengkap sekolah yang diklaim pemerintah Turki didanai oleh Gerakan Gulen:
1) Pribadi Bilingual Boarding School, Depok, Jawa Barat
2) Pribadi Bilingual Boarding School, Bandung, Jawa Barat
3) Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School, Tangerang Selatan, Banten
4) Semesta Bilingual Boarding School, Semarang, Jawa Tengah
5) Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School, D.I Yogyakarta
6) Sragen Bilingual Boarding School, Sragen, Jawa Tengah
7) Fatih Boy’s School, Aceh
8) Fatih Girl’s School, Aceh
9) Banua Bilingual Boarding School, Kalimantan Selatan
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaGerakan Kampus Kritik Jokowi Makin Luas, Timnas AMIN: Pertanda Alam Perubahan akan Terjadi
Timnas AMIN menilai gerakan sejumlah kampus di Indonesia menginginkan Pemilu 2024 berjalan dengan jujur merupakan pertanda perubahan akan terjadi.
Baca SelengkapnyaSosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub
Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pulang Antar Anak Sekolah, Pria di Ngawi Ditangkap Densus 88 Terkait Terorisme
SL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja
Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Atap SMA Negeri 1 Ciampea di Bogor Ambruk, Sejumlah Siswa Dikabarkan Luka-Luka
Atap ambruk diduga tak kuat menahan tingginya debit air hujan yang mengguyur Bogor sejak Kamis dini hari.
Baca SelengkapnyaCak Imin: Kritik Guru Besar Jadi Peringatan untuk Pemerintahan Jokowi
Menurut Cak Imin, suara para guru besar dari pelbagai perguruan tinggi di tanah air menjadi peringatan bagi semua elemen bangsa.
Baca SelengkapnyaBanyak Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Gibran
Civitas akademika dari puluhan perguruan tinggi melontarkan kritik dan peringatan kepada Presiden Jokowi atas sikapnya terkait penyelenggaraan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaLayaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah
Para pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini
Baca Selengkapnya