Terindikasi Membahayakan, 12 Tentara Garda Nasional Dikeluarkan dari Tugas Pelantikan
Merdeka.com - Sebanyak 12 anggota Garda Nasional Angkatan Darat dikeluarkan dari tugas pelantikan presiden di Washington, DC, sebagai bagian proses untuk memastikan pasukan yang ditugaskan tak memiliki keterkaitan kelompok ekstremis. Demikian disampaikan Kepala Biro Garda Nasional pada Selasa.
Jenderal Angkatan Darat Daniel Hokanson mengatakan kepada wartawan, dua orang dikeluarkan karena komentar dan SMS "tak patut". Sebelumnya seorang pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan kepada CNN, dua orang ini dikeluarkan karena dugaan keterkaitan dengan kelompok ekstremis.
Hokanson mengatakan, 10 anggota Garda Nasional lainnya dikeluarkan karena tingkah lakunya yang aneh selama proses pemeriksaan. Dia menambahkan, bukan berarti mereka ada keterkaitan dengan ekstremis, tetapi hanya karena mereka "diidentifikasi" dan karena faktor kehati-hatian.
"Saya tidak terlalu khawatir sebagai bagian besar dari organisasi kami, jika Anda melihat 25.000, kami telah mengidentifikasi 12 orang dan beberapa di antaranya baru saja mereka selidiki, mungkin tidak ada hubungannya dengan ini, tetapi kami ingin memastikan sangat berhati-hati seperti yang saya nyatakan sebelumnya bahwa kami melakukan hal yang benar sampai itu beres," jelasnya kepada wartawan, dikutip dari CNN, Rabu (20/1).
Juru bicara Pentagon, Jonathon Hoffman menegaskan kembali proses pemeriksaan masih berjalan.
"Apa yang ditemukan oleh lembaga mitra, seperti yang disebutkan oleh jenderal, tidak terkait dengan peristiwa yang terjadi di Capitol atau dengan kekhawatiran banyak orang tentang ekstremisme. Ini adalah upaya pemeriksaan yang mengidentifikasi perilaku yang dipertanyakan di masa lalu atau kaitan potensial apa pun dengan perilaku yang meragukan, tidak hanya terkait dengan ekstremisme," jelasnya.
Tidak ada info dari intelijen
Saat diminta konfirmasi terkait keputusan mengeluarkan 12 pasukan tersebut, Garda Nasional menjawab: "Karena keamanan operasional, kami tidak membahas proses atau hasil dari proses pemeriksaan anggota militer yang ditugaskan dalam pelantikan," dan merujuk pertanyaan-pertanyaan lainnya ke Dinas Rahasia.
Pada Senin, penjabat Menteri Pertahanan, Christopher Miller mengatakan tak ada informasi intelijen yang mengindikasikan adanya ancaman dari orang dalam saat pelantikan.
Pernyataan Miller disampaikan beberapa jam setelah Kepala Garda Nasional DC mengatakan FBI memeriksa tentara yang ditugaskan mengamankan US Capitol untuk mencegah ancaman apapun.
Miller berterima kasih kepada FBI atas bantuannya melakukan pemeriksaan terhadap pasukan Garda Nasional.
Upaya untuk menemukan dan menghilangkan ekstremisme di dalam jajaran militer, terutama di antara mereka yang mendukung supremasi kulit putih, dimulai jauh sebelum kerusuhan di Capitol, namun ditingkatkan sejak saat itu.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga
Baca SelengkapnyaSebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara, presiden merupakan penyelenggara pemilihan.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo ungkap alasan dibalik pemberian kenaikan pangkat Jenderal Kehormatan untuk Prabowo Subianto.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Akibat peristiwa itu, anggota Polres Jakpus mengalami luka robek pada bagian kepala.
Baca SelengkapnyaBerbagai cara dilakukan Kepolisian dalam memastikan Pemilu 2024 berlangsung damai.
Baca SelengkapnyaSekelompok anggota polisi tampak sangat bahagia dan mengumbar senyum lebar mereka saat membuka hadiah istri baru dari atasan untuk menunjang tugas di lapangan.
Baca SelengkapnyaBukan hanya warga negara asli saja, ternyata anggota kepolisian di Amerika Serikat bisa berasal dari warga negara lainnya.
Baca SelengkapnyaOperasi Keselamatan 2024 mulai dari tanggal 4 sampai 17 Maret mendatang
Baca SelengkapnyaDia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca Selengkapnya