Tentara Junta Myanmar Bakar Satu Desa untuk Tekan Pasukan Perlawanan Anti Militer
Merdeka.com - Pasukan pemerintah di Myanmar membakar sebuah desa di pusat negara tersebut, seperti diungkapkan seorang penduduk pada Rabu, mengonfirmasi laporan media independen dan jaringan sosial.
Tindakan itu nampaknya sebuah upaya untuk menekan perlawanan terhadap junta militer yang berkuasa.
Serangan ini merupakan contoh terbaru bagaimana kekerasan telah menjadi endemik di sejumlah wilayah Myanmar dalam beberapa bulan terakhir ketika junta ingin mengalahkan pemberontakan yang meluas di seluruh negeri.
Setelah tentara menggulingkan kekuasaan pada 1 Februari, gerakan pembangkangan sipil tanpa kekerasan muncul untuk melawan penguasa militer, namun junta merespons dengan kekerasan.
Foto-foto dan video desa Kinma di wilayah Magway yang beredar di media sosial pada Rabu menunjukkan sebagian besar desa itu rata dilalap si jago merah dan hewan ternak yang hangus.
Seorang penduduk yang dihubungi melalui telepon mengatakan hanya 10 dari 237 rumah yang tersisa.
Penduduk yang tak mau disebutkan namanya ini mengatakan, sebagian besar penduduk telah lari menyelamatkan diri ketika tentara menembakkan senjata saat memasuki desa tersebut sebelum tengah hari pada Selasa.
Dia mengatakan, dia percaya tentara mencari anggota pasukan pertahanan desa yang dibentuk untuk melindungi desa dari pasukan junta dan polisi. Para pasukan desa ini hanya bersenjatakan senapan berburu yang dirakit sendiri.
Pasukan pertahanan desa telah memberikan peringatan sebelumnya kepada warga terkait kedatangan pasukan junta, jadi hanya empat atau lima orang yang tersisa di desa itu ketika tentara mulai menggeledah rumah warga pada sore hari. Setelah tidak menemukan apa-apa, pasukan junta mulai membakar rumah-rumah warga.
“Ada beberapa hutan dekat desa kami. Sebagian besar dari kami melarikan diri ke dalam hutan,” ujarnya, dilansir Channel News Asia, Kamis (17/6).
Warga ini mengatakan dia yakin ada tiga korban jiwa, seorang bocah yang merupakan penggembala kambing yang ditembak di paha, dan pasangan lansia yang tidak bisa melarikan diri. Dia yakin pasangan itu meninggal karena beberapa laporan media mengatakan mereka hilang.
Ditanya apakah dia berencana kembali ke desanya, dia mengatakan: “Tidak, kami tidak berani. Menurut kami ini belum berakhir. Kami masih berpindah-pindah ke desa lain. Bahkan walaupun kami pulang ke desa kami, tidak ada tempat tinggal lahi karena semuanya terbakar.”
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
22 Desember 1948: Sjafruddin Prawiranegara Mendirikan Pemerintahan Darurat RI di Sumatra Barat
Berawal dari Agresi Militer Belanda Kedua pada 19 Desember 1948, PDRI pun didirikan di Sumbar.
Baca SelengkapnyaKomandan Polisi Panggil Perwira Muda Lulusan Akpol 2023, Ditanya Isi Tas Jawabannya Mengejutkan
Saat disebut, isi tas sang perwira tersebut sontak membuat komandan kaget
Baca SelengkapnyaIndia Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaJadi Kuli Pemotong Rumput di Malaysia, Pasutri TKI Ini Berhasil Bangun Rumah Mewah Bak Istana di Kampung Halaman
Ada bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaPenuh Rintangan Berat, Begini Detik-Detik Penyerbuan Tentara Belanda dari Salatiga ke Yogyakarta pada Agresi Militer II
Masyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaMomen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas
Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya
Baca SelengkapnyaTujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca Selengkapnya