Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Taliban: Tidak Ada yang Ingin Ada Perang Sipil di Afghanistan

Taliban: Tidak Ada yang Ingin Ada Perang Sipil di Afghanistan Pertemuan Taliban dengan Pemerintah Afghanistan di Doha. ©2020 REUTERS/Ibraheem al Omari

Merdeka.com - Taliban mengatakan pihaknya tidak ingin memonopoli kekuasaan tapi menegaskan tidak akan ada perdamaian di Afghanistan sampai ada pemerintahan baru yang dinegosisasikan di Kabul dan Presiden Ashraf Gani lengser.

Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, yang juga anggota tim negosiasi, menetapkan sikap kelompoknya tentang apa yang harus terjadi selanjutnya di Afghanistan.

Dalam beberapa pekan terakhir, Taliban dengan cepat merebut sejumlah distrik, merebut perlintasan perbatasan strategis dan mengancam sejumlah ibu kota provinsi, saat tentara Amerika Serikat dan NATO segera meninggalkan Afghanistan.

Pekan ini, perwira tinggi militer AS, Jenderal Mark Milley, mengatakan pada konferensi pers Pentagon, Taliban memiliki “momentum strategis” dan dia tidak mengesampingkan perebutan wilayah oleh Taliban sepenuhnya. Namun menurutnya hal itu tidak bisa dihindari.

Kenangan terakhir kali Taliban berkuasa sekitar 20 tahun lalu, ketika kelompok itu melarang pendidikan untuk anak perempuan dan melarang perempuan bekerja, memicu ketakutan rakyat Afghanistan mereka akan kembali berkuasa.

Warga Afganistan yang mampu membayar mengajukan ribuan visa untuk meninggalkan Afganistan, karena khawatir akan terjadi kekacauan.

Penarikan pasukan AS-NATO telah rampung 95 persen dan akan selesai pada 31 Agustus.

Shaheen mengatakan Taliban akan meletakkan senjata ketika pemerintah yang dinegosiasikan yang dapat diterima semua pihak dalam konflik terbentuk dan Ghani lengser.

“Saya ingin memperjelas bahwa kami tidak percaya pada monopoli kekuasaan karena pemerintah mana pun yang (berusaha) untuk memonopoli kekuasaan di Afghanistan di masa lalu, bukanlah pemerintah yang berhasil,” jelas Shaheen, yang tampaknya juga mencakup pemerintahan lima tahun Taliban.

“Jadi kami tidak ingin mengulangi formula yang sama,” lanjutnya, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (28/7).

Shaheen menyebut Ghani sebagai penghasut perang dan menuduhnya memanfaatkan pidatonya pada perayaan Idul Adha untuk menjanjikan serangan terhadap Taliban.

Shaheen menolak hak Ghani untuk memerintah, kembali menuduh kecurangan pemilu 2019 yang memenangkan Ghani.

Setelah pemungutan suara itu, Ghani dan saingannya Abdullah Abdullah mendeklarasikan diri sebagai presiden.

Setelah kesepakatan kompromi, Abdullah saat ini menjadi orang nomor dua di pemerintahan dan memimpin dewan rekonsiliasi. Ghani kerap mengatakan dia akan tetap menjabat sampai pemilu baru yang akan menentukan pemerintahan berikutnya.

Para pengkritiknya – termasuk yang di luar Taliban – menuduhnya hanya berusaha mempertahankan kekuasaan, menyebabkan perpecahan di antara para pendukung pemerintah.

Akhir pekan lalu, Abdullah memimpin delegasi tingkat tinggi ke ibukota Qatar, Doha, untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Taliban. Perundingan itu berakhir dengan janji-janji pembicaraan lebih lanjut, serta perhatian yang lebih besar pada perlindungan warga sipil dan infrastruktur.

Shaheen menyebut pembicaraan itu awal yang baik. Namun dia mengatakan tuntutan gencatan senjata yang disampaikan berulang kali oleh pemerintah sementara Ghani tetap berkuasa sama saja dengan menuntut penyerahan diri Taliban.

“Mereka tidak ingin rekonsiliasi tetapi mereka ingin penyerahan diri,” katanya.

Shaheen mengatakan, sebelum gencatan senjata apa pun, harus ada kesepakatan tentang pemerintahan baru “yang dapat diterima oleh kami dan warga Afghanistan lainnya”.

Maka, lanjutnya, "tidak akan ada perang".

Hak-hak perempuan

Shaheen mengatakan di bawah pemerintahan baru, perempuan akan diizinkan bekerja, sekolah, dan terlibat dalam politik tapi harus memakai jilbab.

Dia menyampaikan perempuan akan disyaratkan memiliki kerabat laki-laki yang akan menemaninya ketika keluar rumah. Komandan Taliban di distrik-distrik yang baru direbut memerintahkan universitas, sekolah, dan pasar beroperasi seperti sebelumnya, termasuk partisipasi perempuan dan gadis remaja.

Namun, ada laporan berulang kali dari distrik-distrik yang dikuasai Taliban yang memberlakukan pembatasan keras terhadap perempuan, bahkan membakar sekolah.

Satu video mengerikan yang muncul menunjukkan Taliban membunuh pasukan komando yang ditangkap di Afghanistan utara.

Shaheen mengatakan beberapa komandan Taliban mengabaikan perintah pemimpin mereka agar tidak bertindak represif dan drastis. Dia juga mengatakan beberapa anggota telah diajukan ke pengadilan militer Taliban dan dihukum, meskipun dia tidak menjelaskan secara spesifik.

Menurutnya video yang beredar itu palsu, hanya berisi potongan.

Shaheen mengatakan tidak ada rencana untuk melakukan serangan militer di Kabul dan Taliban sejauh ini "menahan diri" untuk merebut ibu kota provinsi. Tapi dia memperingatkan mereka bisa saja merebut wilayah tersebut, mengingat senjata dan peralatan yang mereka peroleh di distrik yang baru direbut.

Menurutnya, sebagian besar keberhasilan medan perang Taliban datang melalui negosiasi, bukan pertempuran.

“Distrik-distrik yang telah jatuh ke tangan kami dan pasukan militer yang telah bergabung dengan kami melalui mediasi rakyat, melalui pembicaraan,” ujarnya.

“Mereka (tidak kalah) melalui pertempuran, akan sangat sulit bagi kami untuk merebut 194 distrik hanya dalam delapan minggu.”

Taliban menguasai sekitar setengah dari 419 pusat distrik Afghanistan.

Sekretaris Pers Pentagon, John Kirby menyampaikan pada Kamis, dalam beberapa hari terakhir, AS telah melakukan serangan udara untuk mendukung pasukan pemerintah Afghanistan yang terkepung di kota selatan Kandahar, di mana para pejuang Taliban berkumpul.

Tidak ada yang ingin perang sipil

Bagi banyak orang Afghanistan yang lelah dengan perang selama lebih dari 40 tahun, hal itu menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya perang sipil yang brutal di awal 1990-an di mana para panglima perang yang sama berjuang untuk mendapatkan kekuasaan.

"Anda tahu, tidak ada yang menginginkan perang sipil, termasuk saya," kata Shaheen.

Shaheen juga menegaskan kembali janji Taliban yang bertujuan meyakinkan warga Afghanistan yang takut dengan kelompok itu.

Washington telah berjanji untuk merelokasi ribuan penerjemah militer AS.

Shaheen mengatakan mereka tidak perlu takut dengan Taliban dan membantah kelompoknya mengancam warga.

Tapi jika ada yang ingin mencari suaka di Barat karena ekonomi Afghanistan sangat buruk, Shaheen mengatakan “terserah mereka”.

Dia juga membantah Taliban mengancam wartawan dan masyarakat sipil Afghanistan, yang kerap menjadi korban jiwa dalam setahun terakhir.

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan pemnbunuhan, tetapi pemerintah Afghanistan menyalahkan Taliban untuk sebagian besar pembunuhan.  Sementara di satu sisi Taliban menuduh pemerintah Afghanistan melakukan pembunuhan untuk mencemarkan nama baik mereka.

Pemerintah jarang melakukan penangkapan atas pembunuhan atau mengungkapkan temuan penyelidikannya.

Shaheen mengatakan wartawan, termasuk mereka yang bekerja untuk media Barat, tidak perlu takut pada pemerintah yang mencakup Taliban.

“Kami tidak mengeluarkan surat kepada wartawan (mengancam mereka), terutama kepada mereka yang bekerja untuk media asing. Mereka dapat melanjutkan pekerjaan mereka bahkan di masa depan,” pungkasnya.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata takut Barongsai, Intip 14 Fakta Menarik tentang Penyanyi Tampan Afgan!

Ternyata takut Barongsai, Intip 14 Fakta Menarik tentang Penyanyi Tampan Afgan!

Saat Kecil Takut Barongsai, Inilah 14 Fakta Menarik Afgan. Yuk, simak!

Baca Selengkapnya
Jelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik

Jelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik

Isi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.

Baca Selengkapnya
Tiba-Tiba Jatuh, Anggota TNI Meninggal saat Jaga Rapat Pleno Pemilu

Tiba-Tiba Jatuh, Anggota TNI Meninggal saat Jaga Rapat Pleno Pemilu

Tim medis yang melakukan pertolongan menyatakan korban Serma Fedi telah meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Dahsyatnya Kecelakaan Angkot Tabrak Pospol di Jagakarsa: tembok Bolong dan Penumpang Terpental Keluar

Dahsyatnya Kecelakaan Angkot Tabrak Pospol di Jagakarsa: tembok Bolong dan Penumpang Terpental Keluar

Ada seorang wanita yang sedang menyebrang jalan dari barat menuju timur. Sehingga, korban pun tertabrak.

Baca Selengkapnya
Terkuak, Ini Alasan Tidak ada Sabuk Pengaman Penumpang  di Kereta Api

Terkuak, Ini Alasan Tidak ada Sabuk Pengaman Penumpang di Kereta Api

Masyarakat menyoroti tidak tersedia sabuk pengaman (seat belt) penumpang di angkutan kereta api pasca tabrakan kereta api Turangga di Bandung.

Baca Selengkapnya
Disangka Pembantu, Sudah Disuruh Angkat Barang di Barak Tahunya Jenderal Bintang Satu

Disangka Pembantu, Sudah Disuruh Angkat Barang di Barak Tahunya Jenderal Bintang Satu

Penampilannya sangat sederhana. Berkaos lusuh dan celana pendek. Siapa sangka seorang jenderal TNI AD.

Baca Selengkapnya
Jenderal Polisi Ingatkan Bahaya Sebar Hoaks Pemilu: Hidup Sudah Susah, Fitnah Orang Ditangkap Polisi

Jenderal Polisi Ingatkan Bahaya Sebar Hoaks Pemilu: Hidup Sudah Susah, Fitnah Orang Ditangkap Polisi

Dia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu

Baca Selengkapnya
Polisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019

Polisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019

Sebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya