Takut pengaruh China, Australia larang bantuan dana politik dari negara asing
Merdeka.com - Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull hari ini mengatakan negaranya khawatir atas meningkatkan pengaruh China dan akan melarang bantuan politik dari negara asing buat Australia.
Turnbull menyatakan kepada wartawan di Canberra, kekuatan asing kini tengah mencoba mempengaruhi proses politik di Australia dan dunia. Turnbull juga menyebut ada laporan yang menyatakan pengaruh China cukup membahayakan.
Laman the Straits Times melaporkan, Selasa (5/12), Australia dan Selandia Baru termasuk sepertiga negara di dunia yang membolehkan donasi pihak asing kepada partai politik. Donasi semacam itu dilarang di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah negara Eropa.
Lewat undang-undang baru ini, kata Turnbull, setiap bentuk campur tangan asing terhadap proses politik akan dianggap perbuatan kriminal.
Media Australia, Fairfax dan ABC, Juni lalu melaporkan China mencoba mempengaruhi politik di Austrlia untuk kepentingan mereka. China sudah membantah tuduhan itu dan Kementerian Luar Negeri China mengatakan tudingan itu sangat 'tidak bertanggung jawab dan tidak berdasar'.
Namun Senator Sam Dastyari dari pihak oposisi pekan lalu mundur dari jabatannya di Partai Buruh setelah ada rekaman memperlihatkan dia mendukung upaya China dalam isu sengketa Laut China Selatan.
Dalam rekaman yang bocor ke media itu dia terlihat berdiri di samping seorang pengembang properti Huang Xiangmo, sosok dikenal penyumbang dana politik.
"Saya menganggap serius semua laporan itu," kata Turnbull. "Tapi undang-undang baru ini bukan hanya soal satu negara saja."
"Pengaruh asing sudah menjadi isu global, misalnya kita mendengar ada sejumlah laporan menyebut Rusia mempengaruhi pemilu presiden di Amerika Serikat. Ancaman ini nyata," ujar Turnbull.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Temui Panglima Angkatan Bersenjata Australia, Sosoknya Tak Sembarangan Pernah Terlibat Perang "Timor-Timur"
Panglima TNI bertemu Panglima AB Australia. Ternyata pernah terlibat di perang "Timor-Timur". Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Australia Dukung Karyawan Tolak Angkat Telepon Bos di Luar Jam Kerja, Perusahaan yang Melanggar Bakal Didenda
Ini akan diatur dalam undang-undang yang diajukan pemerintah federal Australia.
Baca SelengkapnyaPemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China
Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaWarga Negara Inggris ini Bersepeda Sendirian dari China ke Australia, Begini Keseruannya saat Tiba di Semarang
Ia mempelajari budaya dan mencicipi kuliner baru pada setiap negara yang disinggahi
Baca SelengkapnyaJokowi Tantang Timnas Indonesia Kalahkan Australia: Besok Menang, Kita Bicara Bonus
Timnas Indonesia akan menghadapi Australia di babak 16 Piala Asia
Baca SelengkapnyaBertemu PM Anthony Albanese, Jokowi Kembali Undang Sektor Swasta Australia Bangun IKN
Jokowi pun menekankan, pentingnya kerja sama di sektor jasa keuangan dan mengumumkan rencana pembukaan kantor perwakilan BNI di Sydney.
Baca SelengkapnyaAmerika, Inggris, hingga Australia Kompak Hentikan Pendanaan ke PBB, Ini Alasannya
Australia, Kanada, dan Finlandia juga menyatakan akan berhenti sementara dalam mendanai UNRWA.
Baca Selengkapnya