Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Suara Warga Hubei yang Terisolasi, Dua Pekan Setelah Kota Ditutup Akibat Virus Corona

Suara Warga Hubei yang Terisolasi, Dua Pekan Setelah Kota Ditutup Akibat Virus Corona Pasar Ikan di Wuhan. ©HECTOR RETAMAL/AFP

Merdeka.com - Grup obrolan untuk menghitung jumlah orang terinfeksi dan meninggal akibat wabah virus corona saat ini mencerminkan kenyataan hidup yang suram. Bermula di Wuhan, Provinsi Hubei, dan telah menyebar ke setiap provinsi di China, Taiwan, Hong Kong, Makau, serta setidaknya 24 negara lain di seluruh dunia.

Dalam satu grup itu, seseorang berbicara kepada Aljazeera tentang kondisi mereka di dalam karantina yang diberlakukan pemerintah di Hubei selama dua pekan terakhir.

Sebagian besar provinsi tetap ditutup sejak pekan terakhir Januari, ini karena China berusaha menahan penyebaran virus dengan menegakkan batasan perjalanan dan menerapkan karantina yang telah mempengaruhi sekitar 60 juta orang.

Sebagian besar anggota grup obrolan dulu pernah belajar bersama di Wuhan, dan sekarang bekerja di luar kota, kembali ke kota asal mereka di Hubei untuk liburan Tahun Baru Imlek.

Ketika pembatasan meluas melampaui Wuhan selama dua pekan terakhir, Nona Hou, salah satu anggota grup obrolan tersebut menggambarkan jika kontrol pada transportasi diperketat, termasuk pembatasan untuk masyarakat agar menghentikan kendaraan pribadi yang masuk dan keluar dari daerahnya.

"Tidak hanya kota yang tertutup, tetapi juga masyarakat," tulisnya pekan lalu, dikutip dari Aljazeera, Minggu (9/2).

Perlindungan Lebih Ketat

Di kota-kota lain, termasuk Huanggang di Hubei, Wenzhou di Zhejiang, dan Zhumadian di Provinsi Henan yang saling berdekatan, masyarakat memberlakukan pembatasan seperti seberapa sering setiap anggota rumah tangga diizinkan untuk pergi membeli bahan makanan dan pasokan.

"Sebenarnya, sistem perlindungan ini mungkin lebih ketat di kota-kota kecil kita," kata Hou.

"Lebih banyak tentang kesehatan dan keselamatan daripada hak asasi manusia."

Zhang, yang bekerja sebagai pengacara di Wuhan, dan meminta nama aslinya tidak digunakan, mengungkapkan kekhawatirannya tentang kondisi di mana orang tuanya tinggal di Kabupaten Hong'an, Huanggang. Huanggang adalah salah satu kota yang berbatasan dengan Wuhan dan paling parah terkena virus ini.

"Kekuatan pencegahan dan kontrol tidak sebaik Wuhan, perawatan medis tidak sebaik Wuhan, serta ekonomi jauh lebih buruk," kata Zhang.

Sementara Zhang mengatakan bahwa karantina tidak nyaman, dia lebih khawatir tentang bagaimana hal itu akan mempengaruhi orang-orang di daerah pedesaan jika mereka tidak dapat menggunakan transportasi untuk mengakses perawatan medis.

"Kita tidak bisa keluar. Ini bukan masalah besar," katanya.

"Petanilah yang paling terpengaruh."

Sukarelawan Wuhan

Ruang dan persediaan yang memadai merupakan masalah di Wuhan dan kota-kota lain di Hubei selama dua pekan pertama penutupan.Pekan lalu, Aljazeera melaporkan tentang bagaimana Palang Merah Wuhan mendapat kecaman karena tidak mendistribusikan alat pelindung yang disumbangkan ke rumah sakit terdampak pada waktunya, dengan laporan para dokter dipaksa untuk menggunakan kembali masker medisnya atau membuat bentuk lain dari perlindungan darurat.Salah satu anggota grup obrolan, Lucas Liu (28), seorang konsultan lingkungan yang tetap berada di dalam Wuhan selama isolasi, mengatakan dirinya secara sukarela membawa persediaan ke pusat kesehatan masyarakat tempat orangtuanya bekerja, di Distrik Wuchang.Rumah sakit adalah fasilitas tingkat rendah hanya bertanggung jawab untuk melakukan triase pasien dan mengirim mereka yang memiliki gejala lebih serius ke rumah sakit utama.China telah bekerja sepanjang waktu membangun rumah sakit penyakit menular baru untuk merawat pasien, dengan rumah sakit Huoshenshan yang memiliki 1.000 tempat tidur dan dibangun di Wuhan dalam kurun waktu kurang dari dua pekan.

Tutup Karantina

Liu mengatakan jumlah infeksi di distrik tempat orang tuanya bekerja lebih rendah daripada yang lain, sehingga orang tuanya tidak terlalu stres. Tetapi memilah pasien berdasarkan gejala tetap merupakan tugas besar."Saat ini, seluruh rumah sakit sedang mengerjakan satu hal saja, berurusan dengan virus corona," kata Liu.Dalam perjalanan kembali, Liu mengatakan dia menjemput tiga perawat dalam perjalanan ke rumah sakit yang telah membawa tas karena mereka sadar, mereka tidak akan dapat kembali ke rumah mereka karena penutupan jalan."Memang benar ada masalah besar bagi staf medis untuk pergi bekerja," katanya. Pada hari Jumat, Liu berencana untuk mengambil pengiriman sayuran yang disumbangkan ke ruang makan rumah sakit.Dokter yang memperingatkan tentang virus corona meninggal, sementara beberapa teman terjebak di provinsi saat ini, yang semestinya kembali, tetapi terhalangi oleh karantina.Louis Lu(27), yang bekerja di industri keuangan di Beijing, seharusnya kembali ke rumah orang tuanya di Wuhan untuk liburan Tahun Baru Imlek. Sehari sebelum kereta berangkat, Lu mengetahui bahwa Wuhan ditutup. Akhirnya dia menuju ke Singapura di mana saudara perempuannya tinggal.Lu tidak mengira kota itu akan ditutup sepenuhnya. Meski begitu dia tidak terkejut, mengingat pengalaman China yang sebelumnya pernah berhadapan dengan SARS."Virus semacam ini bisa menyebar luas," katanya.Lu telah bekerja jarak jauh dari Singapura dan berencana untuk kembali ke Beijing pada Senin.Teman lain yang sekarang tinggal di Singapura mengatakan kepada grup obrolan minggu lalu bahwa dia juga tidak pulang ke Hubei. Dia menyarankan untuk bertemu dengan Lu, sebelum kembali ke Beijing."Pakai maskermu," katanya.

Reporter Magang : Roy Ridho

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Sudah Hilang Seminggu Lalu, Momen Wanita Temui Pencuri HP Miliknya Ini Tuai Perhatian

Sudah Hilang Seminggu Lalu, Momen Wanita Temui Pencuri HP Miliknya Ini Tuai Perhatian

Viral momen wanita temui pencuri HP miliknya yang hilang seminggu lalu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
H-10 Lebaran Ibunda Meninggal Dunia, Kisah Pilu Wanita Ini Viral

H-10 Lebaran Ibunda Meninggal Dunia, Kisah Pilu Wanita Ini Viral

Wanita ini bagikan kisah pilu. 10 hari sebelum lebaran ibunda meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Dilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!

Baca Selengkapnya
Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang

Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang

Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.

Baca Selengkapnya
Viral Warga Sawangan Depok Ribut Gara-Gara Bayinya Terganggu Saat Bangunkan Sahur, Ini Cerita Lengkapnya

Viral Warga Sawangan Depok Ribut Gara-Gara Bayinya Terganggu Saat Bangunkan Sahur, Ini Cerita Lengkapnya

Salah satu warga mengaku geram karena aktivitas sekelompok warga membangunkan sahur membuat bayinya yang sedang tidur terganggu.

Baca Selengkapnya
Viral Kepala Bocah Tersangkut Kaleng Susu, Aksi Evakuasi Damkar Curi Perhatian

Viral Kepala Bocah Tersangkut Kaleng Susu, Aksi Evakuasi Damkar Curi Perhatian

Petugas Damkar akhirnya berhasil melepas kaleng tersebut dalam waktu 5 menit. Aksi tersebut disambut histeris orang tua bocah itu.

Baca Selengkapnya