Siti Aisyah Bebas, Vietnam Minta Hal Serupa ke Malaysia
Merdeka.com - Pemerintah Vietnam meminta otoritas hukum Malaysia membebaskan warga negaranya yang dituduh membunuh Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Malaysia pada 2017 lalu. Permintaan ini disampaikan pada Selasa (12/3), sehari setelah rekan tertuduh asal Indonesia, Siti Aisyah, dibebaskan.
Warga negara Vietnam, Doan Thi Huong, diadili atas pembunuhan Kim Jong Nam. Dilansir dari laman The Straits Times, Rabu (13/3), Huong dan Siti Aisyah dituduh mengusap racun syaraf yang mematikan ke wajah Kim Jong Nam ketika akan terbang ke Macau di Bandara Internasional Kuala Lumpur.
Menteri Luar Negeri Vietnam, Pham Binh Minh menelepon timpalannya di Malaysia, Saifuddin Abdullah dan meminta agar Huong juga dibebaskan.
"(Dia) meminta Malaysia untuk memastikan persidangan yang adil, dan untuk membebaskan Doan Thi Huong," lapor radio Voice of Vietnam.
Huong dijadwalkan hadir di pengadilan pada Kamis (14/3), setelah pengacaranya meminta Jaksa Agung untuk menarik dakwaannya. Jaksa penuntut dapat memutuskan kemudian memberi tahu pengadilan apakah permohonan tersebut dikabulkan.
Telepon dari Menteri Luar Negeri Vietnam adalah permintaan publik pertama oleh Hanoi, yang umumnya tidak terlibat dalam kasus kriminal yang melibatkan warganya di luar negeri. Vietnam menyediakan penasihat hukum untuk Huong, tetapi telah menahan diri melobi publik untuk pembebasannya hingga Selasa kemarin.
Pembebasan Siti Aisyah secara tiba-tiba menimbulkan pertanyaan di kalangan pejabat Vietnam, tentang campur tangan dalam sistem peradilan Malaysia, terutama setelah pemerintah Indonesia mengungkapkan bahwa mereka telah melobi Kuala Lumpur dalam kasus ini. Namun, dugaan tersebut ditepis Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, yang mengatakan keputusan itu sejalan dengan aturan hukum.
Huong dan Aisyah secara konsisten menyangkal tuduhan pembunuhan terhadap Kim Jong Nam. Mereka mengklaim telah ditipu untuk melakukan penyalahgunaan agen saraf beracun, untuk sebuah acara lelucon di televisi.
Pengacara kedua perempuan ini mengatakan pembunuh sebenarnya adalah empat warga Korea Utara, yang secara resmi dituduh melakukan kejahatan bersama para terdakwa. Namun, empat warga Korea Utara itu berhasil melarikan diri dari Malaysia, tidak lama setelah Kim Jong Nam tewas.
Sementara itu, Korea Selatan menuduh Pyongyang merencanakan pembunuhan Kim Jong Nam. Namun Pyongyang membantah tuduhan itu.
Reporter: Happy Ferdian Syah UtomoSumber: Liputan6
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi Jokowi Nobar Timnas Indonesia Lawan Vietnam Bersama Amran dan Menteri KIM
Jokowi mengucapkan selamat untuk kemenangan 0-3 Timnas Indonesia atas Vietnam.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Dukungan PM Vietnam Agar Impor Beras Berjalan Lancar
Jokowi mengapresiasi kemitraan strategis kedua negara yang menghasilkan kerja sama konkret.
Baca SelengkapnyaBantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jelang Sidang Perdana Sengketa Pilpres, Cak Imin Minta Doa ke Relawan
Cak Imin berharap agar Tim Hukum Nasional (THN) AMIN bisa sukses dalam sidang sengketa tersebut.
Baca SelengkapnyaRespons Cak Imin soal Hadi Tjahjanto Bakal Dilantik Jadi Menko Polhukam dan AHY Menteri ATR
Presiden Jokowi membenarkan bahwa ada pelantikan menteri pada Rabu besok.
Baca SelengkapnyaJokowi Bersyukur Timnas Indonesia Menang 1-0 Lawan Vietnam: Alhamdulillah Kita Dapat Poin
Kemenangan 1-0 tim Garuda diraih melalui gol yang dicetak oleh Egy Maulana Vikri pada menit ke-52.
Baca SelengkapnyaMengenal Sosok Yoe Kim Lay, Kapitan Tionghoa Pertama di Tarutung
Kim juga merupakan kapitan Tionghoa pertama di Tarutung. Ia menjabat pada 1916 - 1933.
Baca SelengkapnyaPolisi Ancam Jemput Paksa Siskaeee Jika Kembali Mangkir Pemeriksaan
Siskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnya