Siswa pertukaran pelajar asal NTB: Berpuasa di AS itu luar biasa
Merdeka.com - Menjadi muslim di luar Indonesia memang tidak mudah, apalagi di negara multikultur seperti Amerika Serikat. Bukan rahasia bila banyak warga Negeri Adi Daya itu salah paham terhadap ajaran agama Islam. Aksi radikal kelompok ekstremis, semisal Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) semakin memperkeruh situasi bagi pemeluk ajaran Nabi Muhammad ini di AS.
Tapi jangan salah, pandangan warga AS pada Islam ternyata tidak seburuk yang dikhawatirkan. Baiq Nabila Muftia Utami, pelajar 17 tahun yang baru saja merampungkan studi dalam program Youth Exchange Student (YES) 2015 memaparkan pengalamannya ke Amerika.
Selama lebih dari satu tahun di AS, siswa SMP asal Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat itu tetap menjalankan ibadah sebagai muslim.
Salah satu yang membuat Nabila jadi pusat perhatian adalah hijab yang dia kenakan. "Pada awalnya mereka memandang aneh terhadap saya karena pemakaian kerudung yang tidak biasa," ucapnya ketika ditemui merdeka.com di kediaman Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Jakarta, (19/6).
Nabila mengaku beruntung, teman-teman barunya di AS bertanya soal jenis kerudung yang dia pakai. "Justru saya dapat mengedukasi apa itu hijab dan tentang apa Islam yang sebenarnya," lanjutnya.
Ketika disinggung mengenai merasakan berpuasa di Amerika, Nabil sapaan akrabnya menjelaskan bila dia tidak sempat merasakan bulan suci ini di negeri Paman Sam tersebut, pasalnya keberangkatan Nabil adalah pasca lebaran dan pulang sebelum puasa tiba.
"Memang saya tidak sempat berpuasa Ramadan di Amerika, namun saya sempat berpuasa membayar kewajiban saya sebagai wanita dalam membayar utang puasa tahun lalu," ucapnya dengan sumringah.
"Sebenarnya saya salah memilih musim dalam mengganti utang puasa. Saya berpuasa di musim dingin yang jam puasanya sangat gila, di mana saya harus sahur jam 4 dini hari dan terbenamnya matahari sekitar pukul 9," ungkap Nabila.
Program YES digelar perdana pada 2009. Ratusan siswa dari seluruh Indonesia diseleksi bertahap. Bila lolos, maka peserta dikirim belajar setahun di beberapa kota di AS, termasuk tinggal dengan keluarga induk semang setempat.
Pertukaran pelajar ini disponsori oleh Kementerian Luar Negeri AS untuk pelajar-pelajar dari negara-negara dengan populasi muslim signifikan, seperti Indonesia, Malaysia, India, Turki, Mesir dan Afrika Selatan.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PLN Siapkan 10.000 Kursi Mudik Gratis, Begini Cara Daftarnya
Pendaftaran program 'Mudik Asyik Bersama BUMN' ini pun sudah dibuka pada tanggal 16 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Negara yang Sudah Terapkan Program Makan Siang Gratis seperti Rencana Prabowo-Gibran
Sejumlah negara ternyata sudah menerapkan kebijakan pemberian makan gratis untuk anak sekolah sejak tahun 1940-an.
Baca SelengkapnyaDebat Ketiga Capres Bertema Pertahanan dan Hubungan Internasional, Kenali Istilah dan Singkatan Asing Berikut Ini
Debat ketiga capres dan cawapres itu digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 7 Januari 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
WNI Bawa Istri Bule Amerika Pulang Kampung ke Ponorogo, Kumpul Sama Keluarga Suami Dengar Bahasa Jawa Senyum-senyum
Saat di kediaman orangtua, sang istri seketika jadi pusat perhatian.
Baca SelengkapnyaIni 6 Syarat Pemilih dalam Pemilu 2024 Sesuai Undang-Undang, Ketahui Batas Waktu Memilih di TPS
Berikut enam syarat pemilih dalam Pemilu 2024 sesuai dengan Undang-Undang berlaku.
Baca SelengkapnyaSMK di Pelosok Rembang Ini Bekali Siswanya dengan Empat Bahasa Asing, Jadi Bekal Untuk Hidup di Luar Negeri
Walaupun tak mudah, para siswa sangat antusias dalam belajar Bahasa asing.
Baca SelengkapnyaASEAN Cooperative Organization Tertarik Kembangkan Model Pemberdayaan Perempuan Mekaar Di Malaysia
23 Perwakilan delegasi dari Malaysia tersebut tertarik dengan program PNM.
Baca SelengkapnyaKisah Pria Buktikan Kejar Paket C Bisa Sukses, Dulu Dibully Satu Sekolah Kini Lulus Kampus Top Dunia dan Bangun Sekolah Gratis
Ia terpaksa harus menempuh kejar paket C untuk bisa mendapat ijazah bukti dirinya tuntas belajar
Baca SelengkapnyaPernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca Selengkapnya