Sinagoge Musmeah, sisa komunitas Yahudi Myanmar
Merdeka.com - Sebuah kawasan pertokoan di Ibu Kota Yangon, Myanmar, menyimpan sejarah panjang toleransi antarumat beragama. Tepat di sudut Jalan 26th nomor 85, berdiri sinagoge, rumah ibadah Yahudi, satu-satunya di negara junta militer itu. Namanya Musmeah Yeshua.
Di dalam sinagoge, Moses Samuels sedang membersihkan altar dan kursi-kursi. Cuma dia dan keluarganya, bersama segelintir warga ekspatriat di Myanmar yang masih beribadah di tempat itu. Jumlah mereka tidak sampai 20 orang.
Menurut laporan majalah the Economist, Selasa (13/3), saat penjajah Inggris berkuasa di Myanmar, komunitas Yahudi sempat berkembang pesat. Pada awal abad ke-20, jumlah Yahudi mencapai 3.000 orang. Seorang Yahudi bahkan pernah menjadi wali kota Yangon.
Uniknya, komunitas Yahudi terbentuk bukan karena pendatang asal Inggris, melainkan oleh pedagang dari Irak. Mereka hadir di Myanmar awal abad ke-19. Perintis Yahudi itu baru membangun sinagoge Musmeah pada 1890.
Lingkungan di sekitar sinagoge amat beragam dari segi agama. Di sebelah timur berdiri madrasah Sunni. masjid jami' Yangon ada di ujung jalan. Kuil Hindu dan Budha berada di balik kawasan pertokoan. Tidak kurang, gereja Anglikan dibangun di distrik yang sama.
Warga Yahudi dikabarkan akur dengan penduduk muslim yang rata-rata imigram asal Gujarat, India. Peruntungan mereka buyar ketika tentara Jepang menduduki negara itu di Perang Dunia II.
Orang-orang Yahudi dianggap antek Inggris. Mereka dibunuh atau diusir dari negara itu. Tinggal tersisa 500 keluarga Yahudi yang nekat bertahan. Kakek Moses termasuk beruntung karena lolos dari sergapan tentara Jepang.
Nasib mereka buyar sepenuhnya saat para jenderal mengambil alih kekuasaan pada 1962. Seluruh warga asing diusir. Toleransi agama hilang karena mayoritas penganut Budha menindas umat-umat lain. Kelompok Kristen-Kachin di utara Myanmar atau suku muslim Rohingyas sama-sama ditindas oleh Junta Myanmar, seperti kelompok Yahudi.
Keluarga Moses bisa bertahan di Myanmar karena berdagang perabotan yang kebetulan disukai para jenderal. Kini, Moses berupaya menjaga kelangsungan sinagoge itu.
Saat Topan Nargis melanda Yangon sembilan tahun lalu, umat antaragama berkumpul dan berdoa bersama di Musmeah Yeshua. Kini, Moses dan umat agama minoritas di Myanmar menanti janji pemerintah yang akan menjamin kebebasan beragama.
Setahun terakhir, Myanmar sedang mengubah citra negaranya yang selama ini dikenal otoriter. Junta menggelar pemilihan umum dan melepaskan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi dari tahanan rumah.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Gereja Paling Bersejarah di Yerusalem, Ternyata Kuncinya Dipegang Keluarga Muslim Turun Temurun
Sebuah gereja paling bersejarah di Yerusalem miliki cerita unik di baliknya. Siapa sangka kunci bangunan ini ternyata dimiliki keluarga Muslim.
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah: Jangan Seret Masyarakat ke Arus Politik Konfrontatif
Masyarakat dinilai tak perlu diseret lagi dalam wacana hak angket
Baca SelengkapnyaMomen Menjelang Buka Puasa Pertama di Area Masjidil Haram, Jalanan Dipenuhi Jemaah Meski Jauh dari Waktu Berbuka
Situasi Masjidil Haram pada hati pertama pun nampak penuh dengan jamaah yang ingin menghabiskan waktu
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengungsi Rohingya Banyak Anak-Anak, Ulama Desak Pemda Aceh Beri Tempat Layak
MPU Aceh menyebut isu berkaitan etnis Rohingya yang beredar di media sosial belum tentu benar.
Baca SelengkapnyaGedung Putih Batal Gelar Buka Puasa Bersama, Ini Penyebabnya
Acara buka puasa bersama para komunitas Muslim Amerika sedianya diselenggarakan pada Selasa (2/4).
Baca SelengkapnyaUlama di Aceh Mengaku Berdarah-darah Dukung Jokowi, Minta Kasus Rohingya Diselesaikan
MPU Aceh mendesak Presiden Jokowi segera turun tangan menangani pengungsi Rohingya di Aceh.
Baca SelengkapnyaBergaya Kuno, Begini Asal Usul Masjid Langgar Tinggi Pekojan yang Dulu Dibangun oleh Saudagar Yaman
Masjid ini dulunya dibangun oleh saudagar asal Yaman. Begini kisahnya
Baca SelengkapnyaKetua Lembaga Dakwah PBNU Gus Aab Kecelakaan di Tol Ngawi, Sopir Meninggal
Saat itu, Gus Aab dalam perjalanan dari Jember menuju Yogyakarta untuk menghadiri Konbes NU.
Baca SelengkapnyaSejarah Gereja Makam Kudus Yerusalem, Pemegang Kunci Dipercayakan pada Keluarga Muslim
Ada fakta unik di balik sejarah Gereja Makam Kudus Yerusalem.
Baca Selengkapnya