Siapa pantas menangkan Nobel Perdamaian?
Merdeka.com - Nobel Perdamaian menjadi salah satu penghargaan paling bergengsi sejagat. Tercatat tahun ini menjadi paling banyak calon kandidat dirasa berhak menerima anugerah itu. Bahkan tahun ini memecah rekor dengan 259 finalis dan 50 diantaranya yakni organisasi. Menurut data nobelpeaceprice.org, angka nominator kali ini jauh melampaui rekor sebelumnya terbanyak pada 2011 dengan 241 kandidat.
Nama-nama baru muncul yakni Malala Yousafzai. Sekitar 90 ribu orang tahun lalu menandatangani petisi mendukung gadis itu demi merai Nobel Perdamaian. Petisi ini dilakukan melalui situs change.org.
"Malala tidak hanya mewakili satu perempuan. Dia turut mengampanyekan pendidikan tidak berdasarkan jenis kelamin," kata penggagas petisi, Shahida Choudhary, seperti dilansir surat kabar the Washington Post (10/11/2012).
Tak hanya change.org, beberapa situs lain juga mengadakan petisi mendukung Malala raih penghargaan bergengsi ini. Jutaan suara mengalir baginya dan ini membuat keluarganya ikut bangga sebab pemberi petisi berasal dari sejagat.
Malala tersohor lantaran berani melawan pasukan ekstremis Taliban berujung penembakan dirinya di Kepala dalam sebuah bus sekolah tahun lalu. Taliban memang sudah lama mengincar gadis 15 tahun itu sebab sangat vokal menjadi pegiat demi mendukung pendidikan kaum perempyan di Pakistan.
Malala pulih setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Inggris. Jika gadis Pakistan itu meraih Nobel Perdamaian dia menjadi paling muda bahkan masih sepuluh tahun lebih muda dari penerima penghargaan ini sebelumnya yakni William Lawrence Bragg pada 1915 menerima Nobel Perdamaian di usia 25 tahun.
Namun tentu saja Malala bukan calon kuat lain. Satu nama lagi bahkan lebih dijagokan darinya. Siapa lagi kalau bukan Edward Snowden.
Apa kabar lelaki berkacamata itu? Saat ini popularitasnya tengah sedikit menurun lantaran ketidak stabilan global soal selentingan perang Suriah dan senjata kimia diduga digunakan salah satu pihak, entah Presiden Basyar al-Assad atau pihak pemberontak dan paling memanas sekarang apalagi kalau bukan Amerika Serikat menuju kebangkrutan.
Namun nama Snowden kembali jadi perbincangan seiring dengan mendekatnya pengumuman pemenang Nobel bakal digelar pada 7-14 Oktober. Sementara itu pengumuman pemenang Nobel Perdamaian sendiri bakal diadakan pada 11 Oktober 2013.
Pengajuan Snowden menjadi penerima Nobel Perdamaian oleh Profesor Sosiologi Stefan Svallfors asal Swedia ini memang terlambat namun dia sudah dipastikan masuk menjadi nominasi penerima Nobel itu tahun depan. Setidaknya demikian ujar Svallfors
Menurut sang profesor, lelaki itu berjasa mengungkap kecurangan Amerika lantaran memata-matai warga dunia lewat surat elektronik dan saluran telepon. Atas ini, dunia pantas berterima kasih pada Snowden.
"Andainya Snowden masuk nominasi tahun ini dan menang maka Nobel Perdamaian akan kembali kredibilitasnya sebagai penghargaan sebab kehormatannya sempat hilang lantaran memberikan anugerah itu pada Presiden Amerika Barack Hussein Obama," ujar Svallfors seperti dilansir surat kabar the Daily Mail (16/7).
Namun Snowden tak perlu kecewa lantaran pemberi suaka baginya, Presiden Rusia Vladimir Putin dipastikan masuk menjadi nominator tahun ini. Putin salah satu sosok berseberangan dengan Amerika namun mampu bermain halus. Karenanya banyak orang memuji lelaki itu dalam upayanya mendamaikan sejagat terutama dalam konflik Suriah.
Dunia menunggu reaksi Amerika saat Putin dibacakan sebagai pemenang. Apakah Obama bakal menyalaminya? Banyak orang menggeleng saat pertanyaan ini diajukan. Itulah kesombongan Amerika.
(mdk/din)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengertian Nomina Beserta Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari
Nomina atau kata benda digunakan untuk merujuk pada orang, tempat, benda, atau ide.
Baca SelengkapnyaSekjen Repro: Pemilih Pandai Paham Pertahanan Negara Sangat Penting untuk Indonesia
Meski memilih menjadi negara netral, Indonesia dihadapkan pada sejumlah ancaman dan tantangan yang perlu diantisipasi dengan bijak.
Baca SelengkapnyaTiga Negara Ini Cocok untuk Mencari Kekayaan
Dari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaJawaban Presiden Jokowi soal Tudingan Politisasi Bansos
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab tudingan bantuan sosial (bansos) dipolitisasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaTidak Terpengaruh Survei, Kaum Muda Banten Optimis Kemenangan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024
Gardu Ganjar dengan menggelar Pelatihan Konten Kreator bagi generasi muda.
Baca SelengkapnyaMasa Tenang Pemilu 2024, Jangan Ada Saling Serang dan Fitnah
Dua hari lagi, rakyat Indonesia akan memilih pemimpin baru
Baca SelengkapnyaKetahui Kapan Pemilu Presiden, Tahapan, dan Para Calon Pemimpinnya
Kapan Pemilu Presiden? Pemilu presiden 2024 adalah pemilu kelima di Indonesia yang bertujuan untuk memilih presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi: Presiden dan Menteri Boleh Memihak dan Ikut Kampanye
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, semua menteri bahkan presiden boleh berkampanye atau mendukung salah satu kandidat pada Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya