Merdeka.com - Rusia menyatakan bahwa Israel berada di balik serangan ke Suriah. Namun serangan tersebut dapat digagalkan oleh Suriah. Serangan tersebut disebut menargetkan sebuah bandara di Damaskus bagian tenggara.

Militer Israel mengatakan, rudal yang ditembakkan ke Dataran Tinggi Golan Utara dicegat oleh sistem pertahanan rudal oleh militer Suriah. Rudal itu ditembakkan tak lama setelah media pemerintah Suriah melaporkan bahwa pertahanan udara militer Suriah menggagalkan serangan udara Israel di selatan negara itu.

Warga Israel yang mengunjungi Gunung Hermon di utara negara itu melaporkan melihat roket terbang dari wilayah Israel Minggu malam, dikutip dari haaretz.com, Senin (21/1).

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dalam kunjungan ke Chad, angkat bicara soal kabar serangan tersebut.

"Kami memiliki kebijakan yang ditetapkan, untuk menargetkan kubu Iran di Suriah, dan untuk melukai siapa pun yang mencoba menyakiti kami. Kebijakan ini tidak berubah ketika saya berada di Israel atau saat saya melakukan kunjungan bersejarah ke Chad," kata Netanyahu.

Selama serangan itu, sebuah pesawat penumpang Iran yang berasal dari Teheran batal mendarat di Damaskus. Pesawat sempat hendak turun, namun karena ada serangan tersebut berbalik dan kembali terbang ke Iran.

rudal israel diluncurkan ke damaskus ©2019 Merdeka.com/idf twitter

Sekitar sebulan yang lalu, selama serangan Israel lainnya di Damaskus, sebuah jet penumpang Irak dialihkan ke Latakia.

"Akumulasi serangan baru-baru ini membuktikan bahwa kami bertekad lebih dari sebelumnya untuk mengambil tindakan terhadap Iran di Suriah," kata Netanyahu

Sementara mantan Kepala Staf Israel Defense Force (IDF) Gadi Eisenkot mengatakan, bahwa Israel "Menyerang ribuan target tanpa mengklaim tanggung jawab," katanya.

Sebelumnya, sebuah ledakan terdengar di dekat jalan raya di tepi selatan ibukota Suriah Damaskus pada Minggu pagi, media pemerintah Suriah melaporkan. Kepala pertahanan sipil kota itu, Asef Hababe, mengatakan kepada Reuters, ledakan itu datang dari teknisi militer yang meledakkan sebuah bom.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau perang yang berbasis di Inggris, mengatakan, ledakan itu terjadi di dekat sebuah pos keamanan. TV pemerintah mengatakan sebelumnya bahwa laporan awal menunjukkan serangan teroris, dan sejumlah orang terluka.