Merdeka.com - Ada anekdot lawas tentang mengapa di Amerika Serikat tidak pernah terjadi kudeta? Jawabnya sederhana: karena tidak ada kedutaan AS di sana.
Anekdot itu boleh jadi agak berubah setelah mantan Presiden Donald Trump dituding menghasut terjadinya kudeta pada Januari 2021. Memang tidak semua orang setuju dengan istilah "kudeta" itu. Tapi setidaknya bekas Penasihat Keamanan Nasional di era Trump, John Bolton, dalam wawancara dengan CNN pekan lalu menyebut istilah itu pada peristiwa penyerbuan Gedung Capitol Januari tahun lalu.
"Sebagai orang yang pernah membantu rencana kudeta--bukan di sini, tapi di tempat lain--tindakan itu butuh tenaga besar. Dan itu tidak dilakukan oleh Trump," kata Bolton, seperti dilansir Aljazeera.
Sepanjang sejarahnya Amerika Serikat sudah menjalankan operasi militer dan terselubung untuk menggulingkan pemerintahan negara lain demi kepentingan strategis dan bisnis AS.
Campur tangan AS dalam pemerintahan asing dimulai dari serangan terhadap sejumlah negara suku berdaulat di Amerika Utara. Pada 1890-an AS juga menggulingkan Kerajaan Hawaii dan mencaplok pulau-pulaunya.
Setelah Perang Dunia Kedua AS mulai mengerahkan CIA untuk menjatuhkan rezim pemerintahan lain. Bahkan menurut catatan the Washington Post, di masa Perang Dingin, AS 72 kali mencoba menggulingkan pemerintahan lain.
Berikut sejumlah keterlibatan AS dalam peristiwa kudeta atau penggulingan kekuasaan di negara lain:
1953 Iran
CIA bekerja sama dengan Inggris menggulingkan pemerintahan demokratis terpilih Iran yang dipimpin Perdana Menteri Muhammad Mussadegh. Dokumen CIA yang sudah diungkap ke publik menyatakan Inggris khawatir dengan rencana Iran yang akan menasionalisasi industri minyak mereka. Inggris kemudian menekan AS untuk bergabung guna menggulingkan Mussadegh dan menjalankan rezim boneka yang tunduk kepada kemauan mereka yaitu Shah Muhammad Reza Pahlevi.
Operasi kudeta ini dipimpin oleh agen CIA Kermit Roosevelt (cucu dari Presiden Theodore Roosevelt). Beberapa bulan sebelum kudeta, Inggris dan AS memboikot Iran, menciptakan propaganda terselubung dan membuat situasi yang kondusif untuk kudeta. Kudeta yang dinamai Operasi Ajax ini dilakukan untuk mencegah "agresi Soviet" di Iran, namun sejarawan keturunan Iran-Amerika Ervand Abrahamian mengatakan motif sebenarnya adalah mengamankan kepentingan minyak bagi AS.
1954 Guatemala
CIA mendalangi kudeta lagi terhadap pemimpin demokratis terpilih: Presiden Guatemala Jacobo Arbenz. Kudeta CIA dengan nama Operasi PBSucces itu mengganti sang presiden dengan diktator militer Carlos Castillo Armas dengan alasan ingin menghentikan penyebaran komunisme. Namun motif utama CIA adalah menyingkirkan Arbenz karena khawatir program reformasi agraria Arbenz bisa mengancam kepentingan perusahaan United Fruit Company milik Amerika yang mencakup 42 persen tanah negara dan tidak membayar pajak sepeser pun.
1957-1959 Indonesia
Sejak 1957 Eisenhower memerintahkan CIA untuk menggulingkan Soekarno. CIA mendukung gerilyawan Permesta pada Februari 1958. Pilot CIA seperti Allen Lawrence Pope menerbangkan pesawat yang dioperasikan oleh organisasi CIA Civil Air Transport (CAT) yang mengebom target militer sipil Indonesia. CIA memerintahkan pilot CAT itu menyasar target kapal kargo komersil untuk menakuti pedagang luar negeri dari perairan Indonesia supaya ekonomi RI lumpuh dan melemahkan pemerintah. Bombardir dari CIA membuat sejumlah kapal komersil tenggelam dan pengeboman di sebuah pasar membunuh banyak warga sipil.
Pope kemudian ditembak jatuh dan ditangkap pada 18 Mei 1958 sehingga mengungkap keterlibatan AS yang dibantah oleh Eisenhower. Permesta akhirnya dibubarkan pada 1961.
Daftar ini bisa diperpanjang. Pada 1964 kudeta yang didukung AS melawan Presiden Brasil Joao Goulart, 1991 kudeta terhadap Presiden Haiti Jean-Bertrand Aristide. Di 2004 kudeta yang didukung AS terjadi lagi terhadap Presiden Aristide dan 2009 kudeta kepada Presiden Honduras Manuel Zelaya.
Advertisement
1965 Indonesia
Sejumlah personel angkatan bersenjata dan anggota pasukan pengawal Presiden Soekarno, Cakrabirawa, menuding ada segelintir jenderal yang hendak mengkudeta Soekarno didalangi CIA. Mereka kemudian membunuh enam jenderal dan satu kapten, peristiwa yang dikenal dengan Gerakan 30 September 1965. Jenderal Suharto dan tentara senior lainnya kemudian menuding Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai pelaku pembunuhan enam jenderal itu.
Di bawah kepemimpinan Suharto, tentara melancarkan propaganda bohong dengan menangkapi dan membunuhi anggota serta simpatisan PKI di seantero negeri dengan dibantu massa sipil. Jumlah korban tewas menurut perkiraan antara 500.000 hingga 1 juta jiwa, pembunuhan massal terbesar dalam sejarah Indonesia.
Pada 2017, dokumen dari kedutaan AS di Jakarta membenarkan AS mengetahui, membantu, mendukung pembunuhan massal demi kepentingan geopolitik. Diplomat AS mengakui kepada jurnalis Kathy Kadane pada 1990, bahwa mereka memberikan daftar nama orang-orang yang diduga anggota atau simpatisan PKI dan orang-orang kiri lainnya kepada angkatan bersenjata.
Kembali pada 1960, kudeta yang didukung AS terhadap Patrice Lumumba--pahlawan kemerdekaan Kongo dan perdana menteri Kongo pertama yang terpilih secara demokratis membuat dia dibunuh dengan bantuan CIA.
Pada 1963 juga terjadi kudeta di Vietnam Selatan atas dukungan AS terhadap Ngo Ding Diem yang dibunuh pada 2 November 1963.
Setelah itu masih ada, Irak, Afghanistan, kemudian Venezuela.
Data dari Cline Center Universitas Illinois menyebut, sejak Bolton masuk dalam pemerintahan Presiden Ronald Reagen pada 1962, sudah ada 350 upaya kudeta di seluruh dunia, termasuk peristiwa yang "orang tidak menganggap itu suatu kudeta"--seperti yang terjadi di Afghanistan ketika AS menggulingkan pemerintahan setelah peristiwa serangan 11 September 2001.
[pan]Baca juga:
Mantan Pejabat AS Akui Pernah Rencanakan Kudeta di Negara Lain
PM Sudan Mundur di Tengah Makin Memanasnya Unjuk Rasa Anti Kudeta
Tolak Kudeta Militer, Ratusan Ribu Warga Sudan Berhasil Terobos Istana Presiden
Lima Orang Tewas Saat Unjuk Rasa Menentang Kekuasaan Militer di Sudan
Pasukan Keamanan Sudan Tembak Mati Dua Demonstran Anti-Kudeta
Setelah Kudeta Terbitlah Ketidakpastian
Sepak Terjang Humza Yousaf, Menteri Muslim Calon Kuat Pemimpin Baru Skotlandia
Sekitar 1 Jam yang laluSejarawan Temukan Harta Karun Emas dan Perak Sangat Langka dari Abad Pertengahan
Sekitar 3 Jam yang laluPolisi Thailand Beri Layanan Pijat Gratis Bagi Pelapor
Sekitar 3 Jam yang laluPertama dalam Sejarah, Ilmuwan "Ciptakan" Tikus dari Dua Tikus Jantan
Sekitar 5 Jam yang laluIlmuwan Dapat Petunjuk dari Kawanan Domba tentang Kehidupan Pompeii di Masa Lalu
Sekitar 6 Jam yang laluBahasa Apa yang Tertua di Dunia? Ini Daftarnya, Sansekerta Termasuk
Sekitar 7 Jam yang laluTemuan Pisau Tulang Sapi Ungkap Bagaimana Praktik Bedah 7.000 Tahun Lalu
Sekitar 8 Jam yang laluAneh, Pohon Tin Tumbuh Terbalik di Gua Romawi Kuno dan Berbuah
Sekitar 17 Jam yang lalu"Kapal Induk Alien Ada di Tata Surya Kita, Sedang Mengawasi Bumi"
Sekitar 1 Hari yang laluZodiak Langka dan Lengkap Ditemukan di Atap Kuil Mesir Kuno, Ternyata Ini Fungsinya
Sekitar 1 Hari yang laluSederet Kasus Polisi Nyambi jadi Calo Penerimaan Bintara Polri
Sekitar 2 Jam yang laluKasatlantas Polres Malang Diperiksa Usai Viral Pamer Barang Mewah
Sekitar 5 Jam yang laluKepercayaan Publik Meningkat, Polri Janji Terus Evaluasi Kinerja
Sekitar 5 Jam yang lalu5 Fakta Terbaru Kasus Kematian Bripka Arfan Saragih, Temukan Satu Orang Saksi
Sekitar 7 Jam yang laluCEK FAKTA: Hoaks Penemuan Tulang Manusia dan Bom di Ruang Rahasia Rumah Ferdy Sambo
Sekitar 43 Menit yang laluVIDEO: "Papa Kangen" Isi Surat Sambo & Putri Candrawathi ke Anak Tercinta
Sekitar 2 Hari yang laluSepucuk Surat Ferdy Sambo & Putri untuk Si Bungsu yang Ultah, Ada Pesan Haru
Sekitar 3 Hari yang laluPutra Bungsunya Ulang Tahun, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Tulis Pesan Haru
Sekitar 4 Hari yang laluLPSK Cabut Perlindungan Richard Eliezer Buntut Wawancara TV, Ini Kata Pengacara
Sekitar 2 Minggu yang laluAlasan LPSK Cabut Perlindungan Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan Terhadap Bharada Richard Eliezer
Sekitar 2 Minggu yang laluCEK FAKTA: Hoaks Permintaan Terakhir Sambo Satu Sel dengan Putri Sebelum Dihukum Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluTOP NEWS: Harta Miliaran Rafael Terbongkar | LPSK Kecewa Berat Eliezer Langgar Aturan
Sekitar 1 Minggu yang laluLPSK Cabut Perlindungan, Bharada E akan Diperlakukan Seperti Ini oleh Polisi
Sekitar 2 Minggu yang laluVIDEO: Duduk Perkara Hingga LPSK Cabut Perlindungan Buntut Eliezer Wawancara di TV
Sekitar 2 Minggu yang laluVaksin IndoVac Sudah Bisa Digunakan Sebagai Booster Kedua Masyarakat 18 Tahun ke Atas
Sekitar 2 Minggu yang laluHoaks, Kemenkes Terbitkan Artikel Pria Tak Vaksinasi Berefek pada Kualitas Sperma
Sekitar 4 Minggu yang lalu2 Faktor yang Bikin Pertemuan Arema FC Vs Bali United di BRI Liga 1 Kerap Berjalan Sengit
Sekitar 7 Jam yang laluBRI Liga 1: Barito Putera Pesta Gol ke Gawang PSIS, RD Ungkap Keuntungan Main Malam
Sekitar 8 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami