Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Seberapa Berbahaya Flurona, Kombinasi Flu dan Covid di Tengah Lonjakan Omicron

Seberapa Berbahaya Flurona, Kombinasi Flu dan Covid di Tengah Lonjakan Omicron Virus Corona. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Israel belum lama ini melaporkan kasus pertama pasien yang mengidap Covid-19 dan influenza sekaligus.

Meski kasus yang terjadi pada perempuan hamil ini menarik perhatian dunia, namun ini bukan pertama kalinya kasus yang disebut "flurona" ini dilaporkan.

Sejumlah ahli mengatakan, kondisi saat ini yang memasuki musim dingin dan musimnya sakit flu dan masih menyebarkan Covid-19 terlebih karena munculnya varian Omicron yang sangat menular, maka hanya tinggal tunggu waktu saja flurona ini kian merebak.

Seberapa berbahaya flurona ini dan apakah kita harus khawatir? Simak penjelasannya sejauh ini:

Apa itu 'flurona' dan apakah ini penyakit baru?

Flurona menarik perhatian global karena terjadinya infeksi virus flu dan Covid-19 sekaligus. Ini bukanlah varian baru dari virus corona Sars-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Menurut Badan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), seseorang bisa saja terinfeksi flu dan Covid-19 pada saat yang sama.

"Jika Anda terkena flu bukan berarti Anda tidak bisa terkena Covid-19 atau sebaliknya, kata manajer kedaruratan WHO Abdi Mahamud, seperti dilansir laman South China Morning Post, pekan lalu.

Para peneliti di seluruh dunia sudah mengetahui ada kemungkinan seseorang bisa terkena Covid-19 dan penyakit saluran pernapasan lainnya sejak pandemi dimulai dan temuan mereka terdokumentasi dengan baik.

Para peneliti di Rumah Sakit Tongji di Kota Wuhan menemukan ada sejumlah orang yang terpapar Sars-CoV-2 dan influenza sekaligus pada awal pandemi merebak di kota itu. Menurut makalah mereka di Jurnal Medis Virus pada Juni 2020, hampir separuh dari 307 pasien Covid-19 diketahui terinfeksi virus influeanza A dan 7,5 persen lainnya terinfeksi influenza B.

Dua bulan sebelumnya, peneliti di Universitas Stanford di California Utara menemukan seorang pasien yang terinfeksi Sars-CoV-2 dan influenza sekaligus.

Pada Mei tahun itu, Rumah Sakit Klinik di Barcelona juga melaporkan empat kasus infeksi sekaligus flu dan Covid-19 pada perempuan 81 tahun dan tiga pria berusia 53, 78, dan 56 tahun.

Di Iran, peneliti di Sains Kedokteran Universitas Alborz menemukan 79 kasus serupa sejak Desember 2019 hingga September 2020.

Di Brasil, peneliti juga menemukan enam kasus sama dari 400 spesimen yang dikumpulkan antara Maret hingga Desember 2020.

Bagaimana penularan flurona?

Menurut WHO, flu dan Covid-19 menyebar lewat cara yang sama: melalui percikan lendir dan aerosol/uap udara saat orang yang terinfeksi menarik napas, berbicara, batuk, atau bersin.

Orang juga bisa tertular jika mereka menyentuh mata, hidung atau mulut setelah memegang permukaan atau objek yang terkontaminasi virus tersebut.

Apa saja gejalanya?

Kedua jenis penyakit itu memperlihatkan gejala yang sama seperti demam, batuk, lesu, sakit tenggorokan, nyeri otot, badan pegal-pegal.

Namun Covid-19 bisa menyebabkan kehilangan penciuman dan gejala yang lebih serius adalah sesak napas. Covid-19 juga bisa memicu sakit parah pada orang tertentu dan waktu lebih lama untuk memperlihatkan gejala dan membuat pasien bisa menularkan penyakitnya dengan lebih lama, kata CDC.

Apakah flurona mencemaskan?

Sejumlah ahli mengatakan ada alasan untuk cemas karena kedua penyakit ini bisa menyebabkan sakit parah dan kematian.

Otoritas di Israel kini masih meneliti apakah penularan sekaligus ini bisa menyebabkan sakit lebih serius meski perempuan hamil yang menjadi kasus pertama di negara itu akhirnya dibolehkan pulang dari rumah sakit dalam keadaan sudah sehat, kata Rumah Sakit Beilinson di Petah Tikva.

Virolog di Universitas Hong Kong Jin Dong--Yan mengatakan flurona bukanlah ancaman besar karena infeksi sekaligus termasuk jarang terjadi.

"Penyakit flu tidak muncul di banyak tempat yang penduduknya masih menerapkan jaga jarak sosial. Penyakit ini hilang di Australia, Selandia Baru atau Hong Kong pada 2020 dan 2021," kata Jin.

Namun karena sejumlah negara sudah melonggarkan pembatasan, flu bisa balik lagi dan menimbulkan kekhawatiran munculnya "twindemic", sakit flu yang parah di tengah pandemi Covid-19.

CDC AS menemukan kasus rawat inap penyakit mirip flu bertambah dua kali lipat tahun lalu. Bahkan di China, ketika pembatasan sudah cukup ketat, tingkat penularan flu juga meningkat dan lebih besar dari musim sebelumnya.

"Musim sakit flu sudah mulai muncul di banyak negara dan kita melihat kian berkurangnya vaksin flu. Kita akan bisa melihat tren penyakit ini meningkat," kata Mahmud dalam jumpa pers virtual dari Jenewa, Swiss, pada 4 Januari lalu.

"Inilah kekhawatiran terbesar kami, jika terjadi twindemic. Semua aturan pembatasan untuk Covid sudah melenyapkan flu. Tapi kini sudah dilonggarkan. Sebagian besar orang masih belum divaksin dan flu akan kembali lagi dengan lebih kuat."

Bagaimana kita melindungi diri dair flurona?

Tindakan pencegahan untuk flu dan Covid-19 sama: patuh jaga jarak sosial, pakai masker, rajin mencuci tangan dan divaksin.

Vaksin flu sudah ada dalam beberapa dekade dan setiap tahun diperbarui. Vaksin Covid-19 saat ini masih memberikan perlindungan terhadap sakit parah, rawat inap, dan kematian, meski ada mutasi yang menyebabkan virusnya sangat menular seperti Omicron.

"Pesan kami sangat jelas, ya, bisa saja terjadi infeksi sekaligus dan itu bisa karena kita melonggarkan pembatasan yang sebelumnya melindungi kita," kata Mahmud sembari menegaskan pentingnya vaksinasi.

"Kita punya vaksin flu yang efektif dan vaksin Covid-19 yang efektif yang bisa melindungi kita dari kedua virus itu."

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia

Ini Bahaya Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di Indonesia

Zubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.

Baca Selengkapnya
Perbedaan Flu Singapura dan Flu Biasa, dari Penyebab hingga Gejalanya

Perbedaan Flu Singapura dan Flu Biasa, dari Penyebab hingga Gejalanya

Meskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Cara Mencegah Penularan Flu Singapura, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Cara Mencegah Penularan Flu Singapura, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak.

Baca Selengkapnya
6 Penyebab Flu Tulang yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya

6 Penyebab Flu Tulang yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mengatasinya

Flu tulang, atau dikenal juga sebagai flu muskuloskeletal, merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengalami gejala seperti nyeri otot, sendi, dan tulang.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya