Merdeka.com - Sastrawan berpengaruh dunia asal Kolombia, Gabriel Garcia Marquez, wafat dalam usia 87. Kabar ini disampaikan juru bicara keluarga, Jumat (18/4), atau Kamis malam waktu setempat di Meksiko.
Penerima anugerah Nobel Sastra ini sejak 3 April lalu dirawat ke salah satu rumah sakit Ibu Kota Meksiko, Mexico City, akibat infeksi dan dehidrasi. Belakangan diketahui, dia juga mengidap pneumonia akut. Salah satu yang mengonfirmasi wafatnya Gabo, panggilan akrab Gabriel, adalah sepupunya Margarita Marquez.
Seperti dilansir stasiun televisi CNN, Presiden Kolombia Juan Manuel Santos langsung menyatakan bela sungkawa, dan menetapkan tiga hari berkabung nasional, karena pria itu dianggap sebagai salah satu tokoh bangsa. "Raksasa sepertinya tak akan pernah mati," kata Santos melalui akun Twitter resminya.
Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama turut mengucapkan belasungkawa. Dia mengaku sangat tersentuh membaca novel Gabo paling terkenal, 'Seratus Tahun Kesunyian'. Obama mengaku mendapatkan buku itu langsung dari sang penulis saat mengunjungi Meksiko.
"Saya berharap karya Gabo bisa terus hidup dan menginspirasi generasi-generasi berikutnya," kata presiden AS.
Gabo lahir di pantai utara Kolombia pada 6 Maret 1927. Sempat lama menekuni dunia jurnalistik pada periode perang dunia II, suami dari Mercedes Barcha Pardo ini mengalami kemiskinan di awal-awal berkeluarga. Walau tak punya cukup uang, Gabo nekat merampungkan novelnya pada 1955.
Kesuksesan dan penghormatan baru menghampiri saat dia merampungkan Cien años de soledad (Seratus Tahun Kesunyian) pada 1967, yang meledak di seluruh dunia pada 1970. Penghargaan sastra Romulo Gallegos Prize dia raup.
Novel tentang sejarah sebuah keluarga itu dianggap menjadi pembaharu cara tutur sastra, kerap disebut realisme magis. Berkat Gabo, penulis Amerika Latin lainnya diburu penerbit kondang Barat.
Berkat novel sukses lainnya, seperti 'Autumn of the Patriarch', serta sekumpulan cerita pendek dan novelet, Gabo dianugerahi penghargaan tertinggi dunia sastra, yakni hadiah Nobel, pada 1982.
Sepanjang hidupnya, Gabo tak cuma menulis, tapi sekaligus berpolitik, terutama menentang kapitalisme ala Barat. Dia akrab dengan pemimpin Kuba Fidel Castro maupun mendiang Presiden Venezuela Hugo Chavez yang berhaluan komunis.
Walau disebut pelopor aliran sastra realisme magis, Gabo tak pernah menyukai sebutan tersebut. "Faktanya, semua kalimat di karya saya berpijak pada kenyataan," ujarnya saat diwawancara the Paris Review pada 1981.
Selamat jalan maestro!
[ard]Lawan Keputusan MA, New York Larang Warga Bawa Senjata di Tempat Umum
Sekitar 1 Jam yang laluPolisi Tangkap Dua Tersangka Pembunuh Warga Hindu India
Sekitar 3 Jam yang laluFBI Buru Ratu Kripto Dunia karena Kasus Penipuan
Sekitar 4 Jam yang laluBeda Gaya Jokowi Bertemu Dua Seteru, Putin dan Zelenskyy
Sekitar 6 Jam yang laluMPR Bandingkan Ketidakadilan terhadap Rusia dengan Israel yang Jajah Palestina
Sekitar 19 Jam yang laluSebagian Rakyat AS Ingin Angkat Senjata Lawan Pemerintah, Ini Alasan Mereka
Sekitar 23 Jam yang laluPemimpin Tertinggi Taliban Pertama Kali Kunjungi Kabul untuk Kumpulkan Pemuka Agama
Sekitar 1 Hari yang laluNASA Bakal Rilis Gambar Terdalam dari Alam Semesta
Sekitar 1 Hari yang laluPeneliti Jurnal Lancet: Covid-19 Kemungkinan Berasal dari Laboratorium AS
Sekitar 1 Hari yang laluMahkamah Agung India Minta Nupur Sharma Minta Maaf karena Hina Nabi Muhammad
Sekitar 1 Hari yang laluRoket Misterius Hantam Bulan, Ciptakan Kawah Ganda
Sekitar 1 Hari yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 2 Hari yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 1 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluBeda Gaya Jokowi Bertemu Dua Seteru, Putin dan Zelenskyy
Sekitar 7 Jam yang laluIndonesia dan UAE Sepakati IUAE-CEPA, Ini Isinya
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Bertemu Presiden MBZ di Istana Al Shatie
Sekitar 1 Hari yang laluAlasan Jokowi Tak Pernah Pakai Rompi Antipeluru saat Kunjungi Negara Perang
Sekitar 1 Hari yang laluUpdate Kasus Covid-19 Hari Ini per 2 Juli 2022
Sekitar 20 Jam yang laluPeneliti Jurnal Lancet: Covid-19 Kemungkinan Berasal dari Laboratorium AS
Sekitar 1 Hari yang laluWNA Jadi Salah Satu Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Bali
Sekitar 1 Hari yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 3 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 4 Minggu yang laluBeda Gaya Jokowi Bertemu Dua Seteru, Putin dan Zelenskyy
Sekitar 7 Jam yang laluMPR Bandingkan Ketidakadilan terhadap Rusia dengan Israel yang Jajah Palestina
Sekitar 19 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami