Sang pentolan menuju gantungan

Merdeka.com - Vonis mati dari pengadilan Mesir juga dijatuhkan pada pentolan Ikhwanul Muslimin, Muhammad Badie. Bisa jadi hukuman ini membuat Israel bergembira lantaran dia sosok paling anti pada Yahudi.

Demikian lansiran pusat kajian Simon Wiesental bermarkas di Amerika Serikat. Pada tahun lalu mereka menelurkan survei pesohor paling jijik pada Israel, nama Badie ada di posisi teratas, bersanding rapat dengan mantan Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, seperti dilaporkan stasiun televisi al Arabiya (2/1/2013).

Badei dikenal sering menyebarkan kebencian pada kaum Bintang Daud itu. "Yahudi mengontrol dunia, menyebarkan korupsi, menumpahkan darah, dan mengotori tempat suci," ujarnya.

Badie merupakan pemimpin spiritual yang ditakuti barat. Kalamnya mampu membius banyak umat Islam dan melalui pemikirannya organisasi Ikhwanul Muslimin lahir serta besar dan sempat diakui menjadi partai wahid, meski sekarang mulai dibinasakan. Badie dianggap racun dan bom waktu yang bisa meledakkan setiap semangat anggotanya dan sayap-sayap Ikhwanul Muslimin, termasuk kelompok Hamas, penguasa Jalur Gaza.

Saat Mursi digulingkan, Badie diungsikan ke tempat aman namun  rupanya persembunyian dia tercium militer Mesir. Dia berada di Kota Marsa, berbatasan dengan Libya, dan segera diterbangkan ke Ibu Kota Kairo dengan helikopter. Penjagaan atasnya persis gambaran angkatan bersenjata mengawal presiden. Ketat.

Badie juga mengatakan penggulingan Mursi lebih haram daripada penghancuran Kabah, kiblat umat muslim. Abdul Fatah al-Sisi baginya seorang pengkhianat dan Badie menyerukan dia bertobat.

Setelah sempat dikabarkan tewas kena serangan jantung di dalam tahanan, namun kali ini kematiannya akan benar-benar terjadi. Tiang gantungan sesegera mungkin menjadi akhir dari perjalanan salah satu tokoh muslim paling berpengaruh sejagat ini.

Israel dipastikan riang gembira. Satu orang pembenci mereka bakal hilang selamanya.