Rusia kembali veto resolusi PBB buat selidiki kasus serangan senjata kimia di Suriah
Merdeka.com - Rusia kemarin kembali memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ingin menggelar penyelidikan baru tentang penggunaan senjata kimia di Suriah.
Resolusi rancangan Amerika Serikat itu didukung oleh Prancis, Rusia, Inggris. Sementara Rusia dan Bolivia menolak, China dan Mesir abstain.
Keputusan ini membuat Rusia dan AS saling adu argumen padahal beberapa jam kemudian Juru Bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan Presiden Donald Trump yakin dia bisa bekerja sama dengan Presiden Vladimir Putin dalam isu Suriah.
Serangan senjata kimia di Kota Khan Sheikhun yang menewaskan puluhan warga sipil itu membuat AS berang dan meluncurkan rudal ke pangkalan udara Suriah.
"Kami akan melakukannya lagi jika harus," kata Nikki Haley, duta besar AS untuk PBB, seperti dilansir laman Reuters, Jumat (17/11).
Duta besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan rancangan resolusi bikinan AS itu tidak berimbang.
"Kita perlu mekanisme yang kokoh, profesional yang akan membantu mencegah ancaman senjata kimia di kawasan dan kalian memakai cara pion untuk memanipulasi opini publik," ujar Nebenzia.
Pada 2 November lalu laporan bersama dari Kementerian Pertahanan dan Kementerian Industri dan Perdagangan Rusia mengungkap peran White Helmets/Al Qaidah dalam melakukan serangan senjata kimia di Suriah.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Analis Ungkap Penyebab Beda Sikap Indonesia dan Korea Selatan Soal Perang di Gaza
Sebanyak 120 negara menyetujui adanya resolusi gencatan senjata, 14 negara menolak, dan 45 negara abstain.
Baca Selengkapnya6 Februari Peringati Hari Anti-Sunat Wanita Sedunia, Ini Sejarahnya
Peringatan ini menjadi bagian dari upaya PBB untuk menghapuskan pemotongan kelamin perempuan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bule Rusia Bikin Onar di Bali, Pakai Jasa Spa dan Makan Tak Mau Bayar
Seorang pria WN Rusia, LK (51) ditangkap petugas Kantor Imigrasi Kelas II TPI Singaraja, Bali, karena kerap bikin onar dan meresahkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaGelapkan Pajak dan Sembunyi di Bali, Bule Rusia Dideportasi
Petugas Imigrasi mendeportasi WN Rusia berinisial DL (36). Dia diketahui melakukan penggelapan pajak skala besar di negaranya lalu sembunyi di Bali.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bakal Beri Diskon Pajak Hiburan, tapi Masih Tunggu Aturan Resmi
Sudah ada beberapa Pemda menyampaikan niat untuk memberikan insentif. Tetapi pihaknya masih menunggu aturannya terbit secara resmi.
Baca SelengkapnyaBMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi di 27 Daerah Ini
Hari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaBantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca Selengkapnya