Merdeka.com - Namanya Albert Podell, usianya 78 tahun. The Daily Mail melaporkan, Jumat (20/3), sekilas pria ini tampak seperti kakek kulit putih lainnya. Siapa sangka, dia adalah sedikit manusia yang sudah mengunjungi semua negara di dunia.

Podell melawat ke 196 negara yang tercatat di PBB maupun FIFA, mencakup semua benua. Bahkan enam negara pernah dia kunjungi, sekarang tak ada lagi karena melebur dengan negara lain atau pecah ketika sebagian wilayah merdeka. Untuk memenuhi ambisinya jalan-jalan, Podell bekerja sebagai wartawan lepas. Mayoritas tulisannya dikirim ke Majalah Playboy Amerika.

"Ayah-ibu saya miskin, sehingga tidak sering bepergian. Hidup mereka cukup membosankan. Saya bersumpah tidak akan mengikuti jejak mereka," kata Podell saat ditanya apa alasannya terobsesi keliling dunia.

Selain itu, Podell semasa kecil ingin mengoleksi perangko sejagat. Cita-cita inilah yang semakin memantabkan pria yang tinggal bersama istrinya di New York Amerika Serikat itu untuk terus jalan-jalan.

Perjalanan menyambangi seluruh negara ini berlangsung 50 tahun. Podell sukses melawat ke negara-negara yang tertutup ataupun dirundung konflik, misalnya Korea Utara, Ethiopia, hingga Afghanistan.

Nyaris terbunuh sudah bukan hal baru. Podell kadang terserang penyakit setempat, bertemu gerilyawan yang tak ramah pada orang asing, hingga terpaksa makan hewan liar seperti laba-laba atau kadal untuk mengganjal perut.

"Saya pernah dipenjara di Bahgdad (Irak) dan diinterogasi polisi rahasia Kuba. Itu menambah seru pengalaman saya keliling dunia," ungkapnya.

Dengan pengalaman segambreng, Podell mengaku Prancis adalah negara favoritnya di seluruh dunia. Alasannya, dia pertama kali menjajal pergi ke luar negeri setelah melawat ke Negeri Anggur.

Kini Podell menuliskan pengalamannya setengah abad keliling dunia dalam sebuah memoar. Bagi pria AS ini, manusia di muka bumi sejatinya sama belaka.

"Saya mencatat, semua orang di dunia ini punya keinginan yang sama. Mereka mencintai keluarga, ingin bahagia, dan semua berharap hidupnya damai," kata Podell.