Merdeka.com - Menikah dengan hantu mungkin terdengar seperti cerita film horor, tapi tidak hanya di masa lampau, ternyata pernikahan mayat (posthumous marriage) masih ada sampai sekarang, bahkan legal di Prancis.

Saat ini, praktik pernikahan setelah meninggalnya seseorang lumrah di Negara Bagian Karnataka dan Kerala, India. Hal ini dilakukan agar keinginan untuk menikah dari jasad anak tersebut terpenuhi dan untuk membawa keberuntungan kepada keluarga yang berduka.

Dilansir Ancient Origins, menurut kepercayaan setempat, roh anak-anak yang tidak jadi menikah akibat meninggal dapat membawa ketidakberuntungan kepada keluarga dari mayat anak itu.

Anny Arun, sepupu dari pengantin yang dinikahkan setelah meninggal di India mengatakan, "praktik ini juga membantu orang tua dari anak tersebut untuk melewati perasaan berkabungnya."

Pernikahan mayat di India masih berlangsung sampai sekarang, meskipun tidak diakui hukum. Biasanya pihak keluarga akan merepresentasikan mayat keluarganya menggunakan patung, boneka, atau pakaian.

Pasar gelap pencari jodoh

Selain India, pernikahan mayat juga lumrah di China sekitar 3.000 tahun lalu. Di China, fungsi dari pernikahan mayat adalah untuk memastikan ikatan cinta yang langgeng hingga hari akhir.

Meskipun begitu, pada tahun 1940-an, pemerintah China mulai melarang praktik tersebut, meskipun hal itu tidak menyurutkan orang-orang di pedesaan China untuk tetap melestarikannya.

Kendati larangan dari pemerintah China, pasar gelap jasa pencari jodoh untuk mayat justru menjamur di China. Mayat-mayat tersebut dicuri melalui peti, bahkan dengan membunuh orang lain.

Sementara itu, di Prancis, pernikahan mayat merupakan praktik yang baru-baru ini timbul, lebih tepatnya setelah terjadinya Perang Dunia I.

Di Prancis, pernikahan mayat ditujukan agar perempuan dapat menikahkan tunangannya yang meninggal dan agar anaknya tidak dianggap sebagai anak yang tidak sah.

Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra