Pfizer Ciptakan Pil untuk Obati Covid-19, Mulai Diuji Coba Pada Manusia
Merdeka.com - Pfizer menyampaikan pihaknya mulai melakukan uji coba pada manusia terhadap pil yang diciptakan untuk mengobati Covid-19, yang bisa digunakan saat muncul gejala pertama penyakit tersebut.
Jika uji coba berhasil, pil ini bisa digunakan saat infeksi awal untuk menghalangi virus berkembang biak sebelum pasien bertambah parah. Pil ini mengikat enzim yang disebut protease untuk mencegah virus berkembang biak. Obat penghambat protease telah berhasil mengobati jenis virus lain, termasuk HIV dan hepatitis C.
“Mengingat cara Sars-CoV-2 bermutasi dan dampak global Covid-19 yang berkelanjutan, tampaknya sangat penting untuk memiliki akses ke pilihan pengobatan baik sekarang maupun setelah pandemi,” jelas Kepala Bidang Ilmiah Pfizer, Mikael Dolsten, dalam sebuah pernyataan, dilansir South China Morning Post, Rabu (24/3).
Dalam sebuah wawancara, Dolsten mengatakan sejauh ini tidak ada masalah tak terduga yang terlihat dalam penelitian tersebut dan dapat memberikan hasil dalam beberapa pekan ke depan.
Pil ini adalah obat kedua Covid-19 yang diuji coba Pfizer pada manusia. Pfizer juga sedang menguji obat lain yang diberikan secara intravena kepada pasien Covid yang dirawat di rumah sakit.
Di antara perusahaan farmasi besar, Merck & Co juga memiliki pil virus corona yang sudah banyak diuji pada manusia. Obat antivirus eksperimental molnupiravir itu bekerja dengan mekanisme yang berbeda dari pil Pfizer dan sedang dalam uji coba tahap akhir pada manusia.
Miliki beberapa manfaat
Dolsten mengatakan, jika semua berjalan lancar, Pfizer dapat memulai uji coba fase 2, fase 3 gabungan yang jauh lebih besar di awal kuartal kedua 2021 yang berpotensi memungkinkan pihaknya mengajukan izin penggunaan darurat ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau FDA pada akhir tahun ini.
Obat tersebut kemungkinan akan diberikan dua kali sehari selama sekitar lima hari.
Sementara pengujian kemanjuran awal akan difokuskan pada orang dengan infeksi awal, Pfizer juga berencana untuk mengeksplorasi apakah obat tersebut ampuh untuk melindungi orang sehat yang telah terpapar virus corona, seperti anggota keluarga atau teman sekamar yang tinggal dengan seseorang yang sakit.
Dolsten mengatakan obat dengan kode PF-07321332 ini memiliki beberapa manfaat. Dalam uji laboratorium, obat ini ampuh melawan banyak jenis virus corona, termasuk SARS dan MERS.
Dia mengatakan, protease virus corona tidak banyak bermutasi, yang berarti obat tersebut kemungkinan ampuh melawan berbagai varian virus corona.
Dolsten mengatakan, secara teori, protease inhibitor juga dapat dikombinasikan dengan obat antivirus lain, seperti yang dikembangkan Merck.
Pfizer mengatakan pihaknya berencana untuk membagikan lebih banyak data terkait hal ini pada pertemuan American Chemical Society pada 6 April.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Antisipasi Covid-19 dan Pneumonia, 5 Pendeteksi Suhu Tubuh Dipasang di Bandara I Gusti Ngurah Rai
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaObat Penyakit ini Dicoba Dibuat di Luar Angkasa, Bagaimana Hasilnya?
Ini merupakan kali pertama sebuah perusahaan sukses membuat obat di ruang hampa udara.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaGudang Penyimpanan Pil Koplo di Semarang Digerebek, 110 Juta Tablet Senilai Triliunan Disita
Keberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnya