Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perdana Menteri Pakistan Dianggap Layak Dapat Nobel Perdamaian

Perdana Menteri Pakistan Dianggap Layak Dapat Nobel Perdamaian Imran Khan dan istrinya Reham saat menikah Januari lalu. ©the Australian

Merdeka.com - Menteri Informasi Pakistan, Fawad Chaudry mengajukan resolusi kepada Majelis Nasional dan menyarankan Perdana Menteri Imran Khan (66) mendapatkan penghargaan Nobel perdamaian. Resolusi tersebut diajukan pada Sabtu (2/3) yang juga merupakan keinginan lebih dari 400.000 orang yang telah menandatangani petisi daring (online) berisi hal serupa

Namun belum diketahui pasti siapa saja yang telah berkontribusi dalam petisi tersebut. Demikian dilansir dari Aljazeera, Senin (4/3).

Keinginan publik dilatarbelakangi tindakan Imran Khan yang dianggap bijaksana, khususnya dalam membebaskan pilot jet tempur India, Komandan Abhinandan Varthaman. Pilot itu ditangkap pada Rabu (27/2) lalu, sesaat setelah penembakan dua pesawat tempur India yang melintas di dalam wilayah udara Pakistan.

Adapun pengumuman pembebasan pilot disampaikan di depan parlemen Pakistan pada Kamis (28/3) dan Khan menyebutnya sebagai pertanda damai dengan India. Ketegangan India-Pakistan meningkat dalam dua pekan terakhir sejak serangan bom bunuh diri di Pulwama, Kashmir yang menewaskan 42 pasukan paramiliter India pada 14 Februari lalu.

Pada kesempatan yang sama, Khan juga mengatakan India dan Pakistan harus hidup dalam damai. Meskipun konflik tidak serta merta berhenti, tindakan itu dianggap cukup signifikan dalam mengurangi ketegangan New Delhi dan Islamabad.

Saat pilot diserahkan pada Jumat lalu, warganet mempopulerkan tagar #NobelPeacePrizeforImranKhan di Twitter, dikutip dari media lokal India NDTV. Tagar itu disertai dengan petisi daring yang mendapatkan simpati dari banyak pengguna.

Menanggapi petisi dan resolusi ini, Khan menyatakan keengganannya dicalonkan sebagai peraih Nobel perdamaian. Ia mengungkapkan hal itu melalui akun Twitter pribadi pada Senin (4/3).

"Saya tidak layak mendapatkan Penghargaan Nobel Perdamaian," cuitnya.

Menurutnya, pihak yang berhak mendapatkan penghargaan bergengsi itu adalah entitas yang menyelesaikan konflik dengan cara yang dikehendaki oleh masyarakat di wilayah Kashmir.

"Orang yang berhak mendapatkan ini (nobel perdamaian) adalah orang yang menyelesaikan perselisihan Kashmir sesuai dengan keinginan orang-orang Kashmir dan membuka jalan perdamaian dan pembangunan manusia di anak benua itu," lanjutnya.

Sebagaimana diketahui, wilayah Kashmir dipersengketakan India dan Pakistan sejak merdeka dari Inggris pada 1947, yang keduanya menginginkan keseluruhan wilayah saat itu. Saat ini terdapat sebagian wilayah yang menjadi wilayah India, dan sebagian lain berada di bawah kedaulatan Pakistan.

Reporter: Siti KhotimahSumber: Liputan6

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud: Indonesia saatnya Dipimpin Rambut Putih dan Pendekar Hukum

Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud: Indonesia saatnya Dipimpin Rambut Putih dan Pendekar Hukum

Hasto menyebut, pasangan Ganjar-Mahfud berbeda dengan pasangan calon yang lain yang punya dana banyak, triliunan, sehingga bisa memberikan bantuan sosial.

Baca Selengkapnya
Ketum Muhammadiyah Minta Capres-Cawapres dan Pendukung Harus Siap Kalah

Ketum Muhammadiyah Minta Capres-Cawapres dan Pendukung Harus Siap Kalah

Haedar mengatakan menjadi pemimpin negara bukan suatu hal yang ringan karena harus mengurusi sangat banyak hal.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Serahkan Surat Pengunduran Diri, Mahfud Ungkap Reaksi Jokowi: Beliau Bergurau Seperti Teman Lama

Serahkan Surat Pengunduran Diri, Mahfud Ungkap Reaksi Jokowi: Beliau Bergurau Seperti Teman Lama

Mahfud telah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.

Baca Selengkapnya
Pidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan

Pidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan

Pidato Penutup Cak Imin: Tobat Dimulai dari Etika, Jangan Ugal-ugalan dan Mengangkangi Aturan

Baca Selengkapnya
Cak Imin Janjikan Masalah Sektor Pertanian Beres Tahun Ini

Cak Imin Janjikan Masalah Sektor Pertanian Beres Tahun Ini

Menurut Cak Imin, pertanian merupakan salah satu sektor yang memerlukan perhatian khusus.

Baca Selengkapnya
Pidato Penutup Debat Cawapres, Mahfud: Punya Rumah Semudah Punya Motor

Pidato Penutup Debat Cawapres, Mahfud: Punya Rumah Semudah Punya Motor

Segala kebijakan pemerintah harus mengutamakan kesejahteraan rakyat, termasuk memelihara fakir miskin seperti ketentuan Pasal 34 ayat 1 UUD.

Baca Selengkapnya
Puan Maharani Jawab Isu Jokowi Minta Bertemu Megawati: Presiden Pasti Punya Itikad Baik

Puan Maharani Jawab Isu Jokowi Minta Bertemu Megawati: Presiden Pasti Punya Itikad Baik

Puan Maharani merespons isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menemui Megawati.

Baca Selengkapnya
Begini Isi Undang Undang Pemilu Terbaru Tahun 2023 Terbitan Presiden Joko Widodo

Begini Isi Undang Undang Pemilu Terbaru Tahun 2023 Terbitan Presiden Joko Widodo

Berikut isi Undang Undang Pemilu terbaru tahun 2023 terbitan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya