Perbedaan Trump dan 3 mantan Presiden AS soal kunjungan ke Korut
Merdeka.com - Pertemuan antara Amerika Serikat dan Korea Utara masih dalam proses. Namun menurut Gedung Putih, pertemuan ini akan terjadi jika Korea Utara mengambil langkah konkret, seperti tidak akan melakukan uji coba rudal saat AS berkunjung ke negara tersebut.
Proses pertemuan AS dan Korut dituliskan dalam akun Twitter milik Presiden AS Donald Trump, "kesepakatan dengan Korea Utara tengah dalam proses". Pernyataan tersebut dirilis Trump sehari setelah dia mengungkapkan kesediaannya untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Seperti dilansir BBC, Minggu (11/3), media Amerika Serikat menyebutkan bahwa Trump membuat keputusan tanpa bertemu atau berkonsultasi lebih dulu dengan sejumlah tokoh kunci di pemerintahannya.
Trump dikabarkan mengejutkan para pengamat saat menyatakan setuju memenuhi undangan untuk bertemu dengan Kim Jong-un. Undangan tersebut disampaikan oleh utusan Korea Selatan.
Sebelumnya, pada Jumat (9/3), Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menjelaskan kepada wartawan bahwa keputusan untuk bertemu dengan Kim Jong-un diambil sendiri oleh Trump.
"Saya bicara dengannya (Trump) pada pagi ini tentang keputusan itu dan kami berdialog dengan baik," tutur Tillerson.
Sejarah belum pernah mencatat terjadinya pertemuan antara Presiden AS dan pemimpin Korea Utara. Kesediaan Trump untuk bertatap muka dengan Kim Jong-un dinilai hanya akan memenuhi ambisi rezim Korea Utara akan sebuah "kesetaraan" antara pemimpin negara itu dengan seorang Presiden AS.
Dari Bill Clinton hingga Barack Obama, berikut sikap Presiden AS menyangkut Korea Utara seperti dilansir CNN pada Senin (12/3/2017).
1. Bill Clinton
Presiden Ke-42 AS, Bill Clinton, dikabarkan pernah mempertimbangkan mengunjungi Pyongyang untuk menyelesaikan sebuah kesepakatan terkait rudal pada akhir masa kepresidenannya. Namun, pada akhirnya dia tidak bersedia mengambil langkah tersebut sebelum memahami lebih dalam tentang apa yang dapat dicapai dari pertemuan tersebut.
Clinton pun memilih mengutus Madeleine Albright yang saat itu menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS untuk pergi ke Pyongyang menemui Kim Jong-il.
"Presiden Clinton dengan bijak mengatakan, 'Saya tidak akan pergi sampai semuanya dipersiapkan, saya mengirim Menlu ... yang tidak akan membuat mereka cemas," ungkap Albright.
2. George W. Bush
Pada era Bush Jr, Donald Rumsfeld yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Dick Cheney sebagai Wakil Presiden dikabarkan berusaha menghalangi upaya Menteri Luar Negeri, Colin Powel, untuk menindaklanjuti diplomasi pemerintah Clinton.
Temuan bahwa Korea Utara melakukan pengayaan uranium yang dinilai menjungkirbalikkan semangat pemerintahan Clinton untuk menghentikan program plutonium pun "membekukan" hubungan kedua negara.
Namun, dalam kebijakan berikutnya, Bush tetap melibatkan Korea Utara dalam perundingan. Hanya saja dia membuatnya menjadi perundingan enam negara. Keenam negara itu antara lain, Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Rusia, dan China.
Dilibatkannya banyak pihak demi memastikan bahwa Pyongyang tidak dapat menggunakan provokasi untuk "mengamankan tujuan mereka saat pembicaraan langsung dengan AS".
3. Barack Obama
Presiden ke-44 AS, Barack Obama, pernah bersumpah akan berbincang langsung dengan musuh-musuh Negeri Paman Sam. Dia mewujudkan janjinya melalui pertemuannya dengan Presiden Kuba Raul Castro dan berbicara via telepon dengan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Namun, langkah yang sama tidak diambilnya terhadap pemimpin Korea Utara. Obama menilai, adalah sebuah kesalahan untuk masuk ke pusaran provokasi Pyongyang.
"Ini merupakan pola yang sama dengan yang kita lihat pada rezim ayah dan kakeknya," ujar Obama pada tahun 2013. "Sejak saya menjabat, satu hal yang saya tegaskan, kami tidak akan menghargai perilaku provokatif macam apapun".
Meski demikian, pada 2009, Bill Clinton akhirnya menginjakkan kaki di Korea Utara. Clinton menjalankan misi pembebasan terhadap dua jurnalis AS yang dipenjara dan dijadikan alat untuk menarik tokoh penting Negeri Paman Sam mengunjungi negara itu.
Mantan Presiden AS lainnya yang pernah mengunjungi Korea Utara adalah Jimmy Carter. Dia datang ke Korea Utara pada 2010 dan berhasil membawa pulang seorang warga AS yang ditawan di negara itu.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jelang Debat Capres, Ini Catatan Ganjar soal Isu Pertahanan hingga Geopolitik
Ganjar Pranowo mempunyai catatan jelang debat ketiga calon presiden-calon wakil presiden pada 7 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Prabowo dan Zulhas, Puan: Saya Tunggu Diajak Presiden
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Begini Asal Usul Munculnya Jabatan Presiden dan Ini Presiden Pertama di Dunia
Sebelum ada istilah presiden, seorang pemimpin biasanya disebut dengan 'kaisar', 'raja', dan 'sultan'.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Istana soal Presiden Jokowi Rutin Bertemu dengan Ketum Parpol dan Tokoh
Sekitar awal Januari, Jokowi mengajak Prabowo yang juga Ketua Umum Gerindra makan malam di sebuah restoran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaKim Jong-un Tegaskan Unifikasi dengan Korea Selatan Mustahil Terwujud, Anggap Negara Tetangganya Sebagai Musuh
Hal ini disampaikan Kim Jong-un dalam pidatonya di hadapan majelis rakyat tertinggi.
Baca SelengkapnyaJokowi Usulkan Format Debat Pilpres Diubah, Ini Respons Mahfud
Presiden Jokowi meminta agar format debat yang dibuat KPU ini diubah karena dinilai menjadi ajang saling menyerang personal.
Baca SelengkapnyaSoal Dukungan Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang: Bisa Ditanyakan ke Bapak, Pilihannya Siapa
Terkait paslon yang didukung Jokowi di Pilpres 2024, Kaesang meminta agar ditanyakan langsung ke presiden
Baca SelengkapnyaMuncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen
Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca Selengkapnya