Penyerang Bersenjata Pisau di Nice Prancis Disebut Warga Negara Tunisia
Merdeka.com - Prancis kembali diguncang serangan sekitar dua pekan setelah seorang guru dipenggal kepalanya pada 16 Oktober lalu. Serangan pada Kamis (29/10) terjadi di sebuah gereja di kota Nice. Tiga orang tewas dalam kejadian ini di mana salah satu korban dipenggal kepalanya oleh pelaku.
Pelaku disebut merupakan warga negara Tunisia. Seorang sumber polisi mengungkapkan kepada Reuters, pelaku diyakini oleh para penegak hukum seorang berkebangsaan Tunisia berusia 21 tahun. Dia masuk ke Prancis dari Italia baru-baru ini.
Seorang sumber keamanan Tunisia dan seorang sumber kepolisian Prancis kemudian mengidentifikasi pelaku ini sebagai Brahim Aouissaoui.
Jaksa pengadilan anti terorisme Tunisia mulai melakukan penyelidikan forensik terkait pelaku ini. Demikian disampaikan juru bicara pengadilan khusus pemberantasan militansi, Mohsen Dali di Tunisia, dikutip dari Reuters, Jumat (30/10).
Dali mengatakan, Brahim Aouissaoui tidak terdaftar dalam kepolisian Tunisia sebagai anggota militan yang dicurigai sebelum dia meninggalkan negaranya pada September.
Aouissaoui meninggalkan Tunisia menggunakan kapal pada 14 September dan tiba di Nice pada Rabu. Tunisia, kata Dali, tengah menyelidiki Aouissaoui, yang saat ini telah ditangkap kepolisian Prancis.
Aouissaoui berasal dari desa Sidi Omar Bouhajla dekat Kairouan, tapi baru-baru ini tinggal di Sfax dan kepolisian tengah meminta keterangan keluarganya di sana.
Sfax, sebuah kota pelabuhan utama 130 kilometer dari pulau kecil Italia, Lampedusa. Sfax merupakan titik utama keberangkatan warga Tunisia yang ingin menyeberangi Eropa secara ilegal.
Seorang sumber kepolisian Prancis mengatakan, Aouissaoui tak dikenal di kalangan intelijen Prancis.
Batalkan Perayaan Maulid Nabi
Perwakilan Dewan Keyakinan Muslim Prancis mengutuk serangan ini.
"Sebagai tanda duka dan solidaritas untuk para korban dan keluarganya, saya menyerukan seluruh Muslim di Prancis untuk membatalkan perayaan Maulid," ujarnya.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan tindakan ekstremis seperti yang terjadi di Nice bertentangan dengan semua agama dan menekankan pentingnya mencegah praktik yang bisa memunculkan kebencian, kekerasan, dan ekstremisme.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyampaikan simpatinya kepada rakyat Prancis setelah serangan.
"Amerika berdiri bersama sekutu tertua kami dalam perjuangan ini. Serangan teroris radikal Islam ini harus berhenti secepatnya," ujarnya di Twitter.
Kecaman atas serangan itu juga datang dari Inggris, Belanda, Italia, Spanyol, dan Turki.
Direktur Komunikasi Istana Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun menyampaikan Islam tak bisa dijadikan kedok terorisme.
"Kami menyerukan kepada kepemimpinan Prancis untuk mencegah lebih jauh retorika yang dapat melukai Muslim dan fokus memburu para pelaku (dalam serangan) ini dan aksi kekerasan lainnya," ujar Altun.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok perwira anak eks komandan pasukan elite TNI AL yang diberangkatkan ke Lebanon jalankan misi perdamaian.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan penampakan salter TNI di Lebanon yang digunakan untuk tempat berlindung dari serangan udara musuh.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum tentang 40 penutup salam lucu yang bisa bikin orang terhibur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut momen tak terduga prajurit TNI bersenjata disiram air warga saat melintas.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.
Baca SelengkapnyaIsi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.
Baca SelengkapnyaDi bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.
Baca SelengkapnyaFatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.
Baca SelengkapnyaMomen sedih saat komandan TNI AL datangi rumah eks casis yang tewas dibunuh.
Baca Selengkapnya