Merdeka.com - Media arus utama Rusia menayangkan narasi berbeda terkait perang di Ukraina. Sejak awal perang Rusia-Ukraina, sebagian besar media di Rusia tidak menyebut tindakan Moskow itu sebagai invasi maupun perang, melainkan "operasi militer khusus", sebagaimana narasi yang digaungkan Kremlin.
Namun ada hal yang berbeda dan luar biasa dalam program 60 Menit, talk show unggulan di televisi pemerintah Rusia. Biasanya tema yang diangkat dalam program ini selalu sesuai arahan Kremlin, termasuk soal "operasi militer khusus" Presiden Vladimir Putin di Ukraina.
Kremlin masih meyakini serangan Rusia di Ukraina berjalan sesuai rencana. Tapi pada Senin malam, pengamat militer dan pensiunan kolonel Mikhail Khodarenok yang menjadi narasumber, memberikan gambaran yang sangat berbeda dari narasi yang digaungkan Kremlin.
Khodarenok memperingatkan situasi yang dihadapi Rusia di Ukraina akan memburuk karena Ukraina menerima bantuan militer tambahan dari Barat.
"Tentara Ukraina bisa mempersenjatai satu juta orang," kata Khodarenok, dikutip dari BBC, Kamis (19/5).
"Tekad untuk membela tanah air mereka sangat tampak. Kemenangan terakhir di medan tempur ditentukan oleh semangat juang tinggi para pasukan yang rela menumpahkan darah demi gagasan yang siap mereka perjuangkan," lanjutnya mengacu pada tentara Ukraina.
"Masalah terbesar bagi militer dan situasi politik (Rusia) adalah bahwa kita berada dalam isolasi politik sepenuhnya dan seluruh dunia melawan kita, bahkan walaupun kita tidak mengakuinya. Kita harus mengatasi situasi ini," lanjutnya.
"Situasinya tidak bisa dianggap normal ketika kita dilawan, ada koalisi 42 negara dan sementara sumber daya kita, militer-politik, dan militer-teknis, terbatas."
Para bintang tamu lainnya di studio itu terdiam mendengar paparan Khodarenok. Bahkan pembawa acaranya, Olga Skabeyava, yang biasanya garang dan vokal membela Kremlin, tampak tertunduk.
Kritik langsung terhadap Kremlin melalui tayangan televisi yang ditonton jutaan orang adalah hal yang sangat luar biasa. Kremlin kerap membungkam kritik yang disampaikan di media massa dengan melakukan pembredelan.
Sangat langka mendengar analisis realistis seperti yang disampaikan Khodarenok di televisi Rusia.
Jadi apa yang terjadi di acara 60 Menit? Apakah ini spontan, tanpa rekayasa, dan alarm bagi Ukraina?
Atau apakah itu gambaran realitas yang telah direncanakan sebelumnya untuk mempersiapkan publik Rusia menerima berita negatif terkait kegagalan "operasi militer khusus"? [pan]
Baca juga:
Kritik Rusia, Eks Presiden AS George W Bush Keceplosan Sebut Invasi ke Irak Brutal
Ini Tentara Rusia Pertama yang Disidang Terkait Kejahatan Perang di Ukraina
Rusia Pakai Senjata Laser Generasi Terbaru di Ukraina
Tentara Rusia Akui Bunuh Warga Sipil di Ukraina dalam Sidang Kejahatan Perang
Moskow: AS Rekrut Militan ISIS untuk Berperang di Ukraina
Kepolisian Shanghai Diretas, Data 1 Miliar Penduduk China Bocor
Sekitar 3 Jam yang laluRusia Klaim Senjata Ukraina yang Dikirim Barat Tersebar di Pasar Gelap Timur Tengah
Sekitar 5 Jam yang laluDi China Beli Rumah Bisa Pakai Buah Semangka, Bawang Putih
Sekitar 6 Jam yang laluChina Lockdown 1,7 Juta Penduduk Anhui Setelah Kasus Baru Covid Naik
Sekitar 7 Jam yang laluIlmuwan Temukan Spesies Teratai Raksasa yang Tersembunyi Selama 177 Tahun
Sekitar 7 Jam yang laluCerita di Balik Tudingan NASA yang Sebut China Ingin Kuasai Bulan
Sekitar 9 Jam yang laluDua Menteri Inggris Mundur, "Kita Tidak Bisa Terus Seperti Ini"
Sekitar 9 Jam yang laluAkhirnya Azan Berkumandang Tiap Hari di Minneapolis
Sekitar 11 Jam yang laluItalia Kekeringan Parah, Pemerintah Tetapkan Darurat Nasional dan Air Minum Dijatah
Sekitar 12 Jam yang laluSoal Kursi Menpan RB, PDIP: Ada Ganjar, Olly dan Hasto
Sekitar 2 Hari yang laluMasih Berduka, Airlangga Sebut Koalisi Belum Bahas Pengganti Tjahjo Kumolo
Sekitar 2 Hari yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 5 Hari yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 2 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 2 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluPrabowo Mau jadi Anak Buah Jokowi: Enggak Presiden, Lumayan Sekarang Menhan
Sekitar 1 Jam yang laluKunjungi Pasar Alasan di Nias, Jokowi Belanja Pisang Rp50 Ribu
Sekitar 6 Jam yang laluKaesang Hadiri Undangan Pernikahan Ajak Erina Gudono, Kebersamaannya jadi Sorotan
Sekitar 12 Jam yang laluJokowi Kurban 34 Sapi untuk IdulAdha 2022, Beratnya Ada yang Satu Ton
Sekitar 1 Hari yang laluChina Lockdown 1,7 Juta Penduduk Anhui Setelah Kasus Baru Covid Naik
Sekitar 6 Jam yang laluPemerintah Revisi PPKM Jabodetabek jadi Level 1 dalam Sehari, Ini Alasannya
Sekitar 8 Jam yang laluIni Aturan Lengkap PPKM di Jabodetabek Per Juli 2022
Sekitar 10 Jam yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 6 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 1 Bulan yang laluRusia Klaim Senjata Ukraina yang Dikirim Barat Tersebar di Pasar Gelap Timur Tengah
Sekitar 5 Jam yang laluAS Beri Senjata Canggih ke Ukraina buat Lawan Rusia, Dahsyat saat Diluncurkan
Sekitar 10 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami