Penelitian: Vaksin Covid Tidak Berpengaruh pada Kesuburan Pria dan Wanita
Merdeka.com - Sebuah penelitian baru memperkuat bukti bahwa vaksin Covid-19 aman untuk ibu hamil maupun perempuan yang merencanakan kehamilan.
Penelitian tersebut, yang meneliti lebih dari 2.000 pasangan di Amerika Serikat dan Kanada, menemukan "tidak ada keterkaitan yang merugikan" antara vaksinasi Covid dan kesuburan, baik untuk pria dan wanita.
Di sisi lain, pria yang terinfeksi Covid-19 mungkin mengalami penurunan kesuburan sementara. Istri yang suaminya dites positif Covid-19 dalam waktu 60 hari dari siklus menstruasinya, 18 persen lebih kecil kemungkinannya untuk hamil dalam siklus itu, menurut penelitian yang diterbitkan pada 20 Januari di American Journal of Epidemiology.
"Temuan ini memberikan kepastian bahwa vaksinasi untuk pasangan yang merencanakan kehamilan tampaknya tidak mengganggu kesuburan," jelas Dr. Diana Bianchi, direktur Institut Kesehatan Nasional Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development, yang mendanai penelitian tersebut, dalam sebuah pernyataan.
"Temuan ini juga memberikan informasi untuk dokter yang menyarankan pasien yang ingin hamil."
Mitos vaksin Covid-19 dapat berdampak negatif pada kesuburan adalah mitos yang tersebar luas di media sosial.
Semakin banyak penelitian yang menunjukkan vaksin tidak berdampak pada kesuburan dan juga kehamilan.
Dalam saran kesehatan yang diterbitkan pada September, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) mengatakan, data menunjukkan tidak ada peningkatan risiko keguguran dikaitkan dengan vaksin Covid.
Sebelumnya pada Agustus, CDC semakin memperkuat rekomendasinya untuk vaksinasi Covid selama kehamilan, mengutip bukti baru terkait keamanan vaksin. Dua penelitian pada musim panas lalu menemukan vaksin Covid Pfizer dan Moderna tampaknya aman dan efektif untuk ibu hamil. WHO juga menyampaikan ibu hamil bisa divaksinasi Covid-19.
Sebuah penelitian di Skotlandia, yang diterbitkan bulan ini di Nature Medicine, menemukan ibu hamil yang tidak divaksinasi dan tertular Covid-19 tidak hanya berisiko terkena penyakit parah, tapi juga lebih mungkin mengalami keguguran atau kelahiran prematur dibandingkan dengan perempuan lainnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
8 Kondisi Kesehatan yang Bisa Dikaitkan dengan Ukuran Tangan Pria Menurut Penelitian
Sejumlah penelitian mengungkap bahwa ukuran tangan pria bisa menunjukkan sejumlah kondisi kesehatannya.
Baca SelengkapnyaPenelitian Temukan Dampak Berbeda dari Olahraga Terhadap Laki-laki dan Perempuan
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa manfaat olahraga bisa berbeda pada pria dan wanita.
Baca SelengkapnyaPenelitian Buktikan Berhenti Merokok Sebelum Usia 40 Tahun Bisa Perpanjang Usia
Berhenti merokok sebelum usia 40 tahun bisa memiliki efek panjang umur sama seperti pada orang yang tidak pernah merokok.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bolehkah Pria Menggunakan Sabun Wajah Wanita? Ini Hasil Penelitiannya
Pria cenderung memiliki kulit yang lebih berminyak karena tingginya jumlah kolagen pada lapisan kulit bagian tengah (dermis) dibandingkan dengan wanita.
Baca SelengkapnyaFakta Wanita Berkumis Tipis dari Segi Kesehatan, Bisa Saja Jadi Tanda Penyakit
Banyak orang meyakini bahwa wanita yang memiliki kumis tipis memiliki pesona yang unik. Namun, apakah keadaan ini dianggap aman secara medis?
Baca SelengkapnyaBerapa Sih Tinggi Rata-Rata Perempuan di Seluruh Dunia? Ini Jawabannya
tinggi badan wanita di seluruh dunia sangat bervariasi karena faktor-faktor seperti genetika dan akses terhadap nutrisi.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaApa Perbedaan dari Istilah Akut dan Kronis pada Penyakit?
Istilah akut dan kronis pada penyakit merujuk pada dua kondisi yang berbeda dan perlu kita pahami.
Baca SelengkapnyaKrisis Kesuburan pada Pria di Masa Modern Dipengaruhi Oleh Kontaminasi dari Lingkungan
Masalah krisis kesuburan pria yang menurun secara global dipengaruhi oleh kontaminasi lingkungan dan penggunaan ponsel.
Baca Selengkapnya