Merdeka.com - Sebuah penelitian dari Universitas George Washington di Amerika Serikat terbilang mengejutkan. Mereka menyebutkan negara banyak non muslim justru lebih taat menerapkan nilai-nilai Al-Quran ketimbang negara banyak umat Islam.

Surat kabar the Irish Times melaporkan, Selasa (10/6), Profesor Hukum Internasional Hussein Askari melansir dia dan rekannya, Dr. Scheherazde S Rehman, telah mengurut negara-negara menerapkan nilai-nilai Islam berbasis Al-Quran. Secara tak terduga ternyata Denmark, Swedia, dan Inggris menempati posisi tiga besar. 

Ketiga negara ini menerapkan standar ekonomi, hukum, sosial, hak asasi, politik lebih sesuai dengan cita-cita Al-Quran yakni perdamaian ketimbang negara-negara muslim. Dalam penelitian ini tidak satu pun negeri mayoritas umat Islam ada di posisi 25 besar. Hanya Malaysia (posisi 33) dan Qatar (posisi 42) masuk dalam 50 besar.

Penelitian ini diberi nama Indeks IslamCity Ekonomi dan melihat seberapa dekat kebijakan serta prestasi sebuah negara mencerminkan ajaran Islam. Peringkat pertama dipegang Irlandia, diikuti Denmark, Luksemburg, Swedia, Inggris, Selandia Baru, Singapura, Finlandia, Norwegia, dan Belgia di posisi 10 besar.

"Negara-negara mayoritas muslim sangat buruk. Orang-orang disana mempergunakan agama sebagai alat kekuasaan," ujar Askari. Dia menambahkan banyak negara mengaku Islami namun merebak ketidak adilan, korupsi, tidak berkembang, dan sebagainya. "Padahal ajaran Al-Quran dan Islam sangatlah sempurna. Namun diperparah dengan perangai manusianya," Askari menegaskan.

Selama berabad-abad Islam menjadi tolok ukur sebuah keberhasilan wilayah baik dalam faktor ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, dan mencakup pembangunan sumber daya. Toleransi tinggi juga sangat dijunjung dalam agama samawi ini.