Merdeka.com - Pemimpin sekaligus pendiri Tentara Pembebasan Suriah (FSA), Riad al-Assaad, dikabarkan telah kehilangan kakinya setelah sebuah bom diletakkan di mobilnya meledak kemarin pagi. Insiden ini terjadi di Kota Miadeen, sebelah timur Kota Deir Ezzor, Suriah.

Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Selasa (26/3), dalam sebuah rekaman video yang beredar memperlihatkan Assaad ketika itu dibawa ke rumah sakit dengan tandu. Dia saat itu hampir tidak sadar dan menangis sambil mengucapkan 'saya ingin mati'.

Assaad kemudian dipindahkan ke Turki untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Turki memang sudah lama mendukung kelompok oposisi Suriah dan menjadi tempat di mana Assaad membentuk FSA.

Juru bicara FSA, Louay Almokdad, menyatakan dalam sebuah rekamam video, Assaad selamat dari penyerangan itu, namun kehilangan kakinya dan harus mendapat perawatan medis. Dalam sebuah pernyataan awal kepada Al Arabiya, Almokdad menuding rezim pemerintahan Presiden Suriah Basyar al-Assad mendalangi upaya pembunuhan Assaad. "Pembunuhan terhadap Assaad merupakan balasan atas dikuasainya wilayah timur, seperti al-Reqqa dan Deir Ezzor oleh pasukan pemberontak."

Almokdad bersumpah akan membalas dendam dan mengatakan mereka yang merencanakan pembunuhan terhadap pemimpin FSA tidak akan terlepas dari hukuman.

"Kita menegaskan upaya pembunuhan ini tidak akan mempengaruhi jalannya revolusi dan kami akan beritahukan bahwa mereka tidak akan terlepas dari hukuman," kata Almokdad. "Tidak peduli siapa yang akan mereka (pasukan Assad) bunuh dan tidak peduli apa yang akan mereka hancurkan, pemberontakan melawan rezim akan terus berlanjut."

Pada Juli 2011, Assaad yang merupakan mantan kolonel tentara Angkatan Udara Suriah, mengumumkan dirinya telah membelot. Dia kemudian membentuk Tentara Pembebasan Suriah yang ditujukan untuk melawan dan bersama-sama dengan pengunjuk rasa menjatuhkan rezim Assad serta melindungi warga sipil dari pasukan Assad yang jahat.

Berikut video Riad al-Assaad saat dibawa ke rumah sakit: