Pemerintah tak lagi punya alasan tunda eksekusi Bali Nine
Merdeka.com - Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) di Jakarta kemarin (6/4) menolak usaha banding terakhir dua terpidana mati 'Bali Nine' Andrew Chan dan Myuran Sukumaran pada sidang hari ini, Senin (6/4). Dengan demikian, kedua Warga Negara Australia itu harus menghadapi eksekusi mati di Lapas Nusakambangan.
Hakim Ketua PTUN Ujang Abdullah menguatkan keputusan pengadilan tinggi, bahwa pihaknya tidak memiliki yuridiksi terkait banding terpidana mati.
Dia menegaskan PTUN maupun institusi hukum lainnya tidak punya dasar hukum menilai adakah pelanggaran dari keputusan Presiden Joko Widodo yang enggan memberi grasi pada Myuran dan Andrew, seperti dilansir kantor berita AFP.
Penundaan eksekusi dilakukan serentak Kejaksaan Agung terhadap Myuran dan Andrew bersama terpidana mati asing dari Perancis, Brasil, Filipina, Nigeria dan Ghana. Bulan lalu, Jaksa Agung HM Prasetyo sempat berkilah fasilitas Nusakambangan belum siap. Bukan hanya karena ada proses hukum yang masih berjalan.
"Bukan hanya terpidana Australia (yang dieksekusi). Rencana (eksekusi) kita di Nusakambangan kan? Bukan hanya mereka yang ada di situ, ada yang di Yogya, di Madiun. Di samping itu fasilitas di Nusakambangan yang belum siap," kata Prasetyo.
Penundaan eksekusi kurir narkoba ini menjadi bola politik liar bagi rezim Jokowi. Di forum-forum dunia maya, sempat beredar informasi keliru bahwa pemerintah menyerah setelah ditekan Australia.
Isu ini coba ditepis Presiden melalui Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno pekan lalu. Tedjo mengatakan Jokowi sempat menyinggung jaksa agung, soal eksekusi yang tak kunjung dilakukan.
"Ada pertanyaan itu kenapa tidak segera dilaksanakan (eksekusi)," ujar Tedjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/4).
"Lalu jaksa agung mengatakan masih ada yang harus diselesaikan secara hukumnya. Jadi kita harus hati-hati jangan sampai di kemudian hari jadi masalah," kata Tedjo menirukan jawaban Prasetyo.
Australia sampai sekarang enggan menyerah dalam upaya membebaskan Duo Bali Nine. Lobi-lobi politik yang dipimpin langsung Perdana Menteri Tony Abbott memicu
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jamuan Minggu Malam: NasDem Bilang Jokowi yang Undang, Istana Sebut Surya Paloh yang Minta
Belum diketahui apa pembicaraan antara Surya dengan Jokowi dalam pertemuan itu.
Baca SelengkapnyaJelang Pencoblosan, Prabowo: Kami Adalah Penerus Jokowi
Saat berada di dalam kabinet, mantan Danjen Kopassus ini menyatakan Jokowi tidak pernah istirahat.
Baca SelengkapnyaTim Hukum AMIN Bali Adukan Dugaan Penggelembungan Suara ke Bawaslu
Timnas AMIN menduga ada kecurangan penggelembungan suara yang dilakukan oleh paslon lainnya di Bali
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Prabowo dan Jokowi Blusukan Bareng ke Jateng, Elektabilitas Ganjar Terancam?
Di Magelang, Jawa Tengah, pada Senin (29/1), Jokowi dan Prabowo meresmikan graha utama Akademi Militer.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaPuan soal Ramai Petisi Akademisi Kritik Jokowi: Biarlah Rakyat yang Menilai
Ramai akademisi mengeluarkan petisi untuk Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo akan Kaji Pembangunan Bandara di Bali Utara
Prabowo mengajak tokoh-tokoh Bali berkumpul tanpa memandang partai, organisasi mana dan institusi untuk merumsukan pembangunan Bali ke depan.
Baca SelengkapnyaBeda dengan Jokowi, Anies Pilih Bangun Jalur Kereta Ketimbang Jalan Tol, Ini Hitung-Hitungannya
Salah satunya, menghidupkan kembali atau reaktivasi jalur kereta di Sumbar
Baca Selengkapnya