Merdeka.com - Penemuan kerangka reptil laut raksasa berusia 100 juta tahun di Australia dipuji para peneliti sebagai terobosan yang dapat memberikan petunjuk penting tentang kehidupan prasejarah.
Sisa-sisa plesiosaurus remaja berleher panjang setinggi 6 meter, juga dikenal sebagai elasmosaurus, ditemukan trio pemburu fosil amatir di peternakan di pedalaman Queensland barat pada Agustus. Trio pemburu fosil ini dikenal sebagai "Rock Chicks" - Cassandra Prince, saudara perempuannya Cynthia, dan Sally.
Kurator senior paleontologi di Museum Queensland, Espen Knutsen menyamakan penemuan itu dengan Batu Rosetta – balok granit Mesir Kuno yang ditemukan kembali pada 1799 yang membantu para ahli memecahkan kode hieroglif.
"Kami belum pernah menemukan tubuh dan kepala secara bersamaan dan ini bisa menjadi kunci untuk penelitian masa depan di bidang ini," jelas Knutsen dalam sebuah pernyataan pada Rabu (7/12) yang mengkonfirmasi penemuan tersebut, dilansir CNN.
Temuan ini, lanjutnya, bisa memberi ahli paleontologi wawasan yang lebih besar tentang asal-usul, evolusi, dan ekologi periode kapur di wilayah tersebut.
“Karena plesiosaurus ini memiliki dua pertiga leher, seringkali kepalanya akan terpisah dari tubuh setelah mati, sehingga sangat sulit untuk menemukan fosil yang mengawetkan keduanya,” jelasnya.
Elasmosaurus, yang tumbuh dengan panjang antara 8 dan 10 meter, hidup di Laut Eromanga, yang menutupi sebagian besar pedalaman Australia dengan perairan sedalam 50 meter sekitar 150 juta tahun yang lalu.
Knutsen menyampaikan kepada CNN, ketika elasmosaurus mati, bangkainya membengkak karena gas sehingga muncul ke permukaan air dan seringkali kepalanya akan putus ketika pemangsa mengais-ngais bangkai. Ini membuat penemuan fosil utuh elasmosaurus menjadi langka.
Dia menambahkan, karena temuan terbaru adalah spesimen muda, hal itu akan menjelaskan bagaimana bentuk tubuh elasmosaurus berubah dari muda menjadi dewasa.
"Kita akan melihat sifat kimia giginya dan itu dapat memberi tahu kita sesuatu tentang ekologinya dalam hal habitat juga, apakah ia bermigrasi sepanjang hidupnya, atau apakah ia tinggal di habitat yang sama, dan juga ke soal makanannya," jelasnya.
Reptil laut purba seperti plesiosaurus dan ichthyosaurus tidak diklasifikasikan sebagai dinosaurus meskipun mereka hidup sekitar waktu yang sama.
Plesiosaurus berevolusi dari nenek moyang yang hidup di darat dan karena itu tidak memiliki insang dan kadang-kadang harus muncul ke permukaan untuk mencari udara. Masih belum diketahui berapa lama mereka bisa bertahan di bawah air.
Baca juga:
Kalung Emas Paling Mewah Berusia 1.300 Tahun Jadi Temuan Paling Penting di Inggris
Temuan Rumah Berusia 5.000 Tahun Jadi Petunjuk Peradaban Kuno di China
Benda Misterius Mirip Jejak Sepanjang 24 Meter Ditemukan di Pantai Florida AS
Dinosaurus yang Bisa Hidup di Air Ditemukan di Mongolia
Dinosaurus Pernah Bertarung dengan Buaya Purba 67 Juta Tahun Lalu
Fosil Naga Laut Berusia 180 Juta Tahun Ditemukan di Waduk Inggris
Arkeolog Bongkar Teka-Teki Mengapa Sosok Mumi Perempuan Mesir Kuno Bertato
Sekitar 54 Menit yang laluIlmuwan Buat Lagi Parfum Zaman Mesopotamia dari Resep Berusia 3.200 Tahun
Sekitar 1 Jam yang laluIlmuwan Temukan Wajah Dinosaurus, Masih Utuh dengan Kulitnya
Sekitar 3 Jam yang laluMisteri Kapal Perang yang Tenggelam Abad ke-17 Terungkap
Sekitar 4 Jam yang laluNASA Temukan Bentuk Wajah Beruang di Permukaan Mars
Sekitar 5 Jam yang laluPatung Hercules Tanpa Kepala Ditemukan di Turki, Teridentifikasi dari Kulit Singa
Sekitar 6 Jam yang laluBatu Meteor Langka Jatuh di Antartika, Punya Kandungan Unsur Tertua di Tata Surya
Sekitar 7 Jam yang laluTempat Nongkrong Berusia 5.000 Tahun Ditemukan, Ada Bekas Kursi dan Kulkas Tanah Liat
Sekitar 8 Jam yang laluPenuh Misteri, Hutan Tak Terjamah di Puncak Gunung Bikin Ilmuwan Penasaran
Sekitar 11 Jam yang laluSejarawan: Orang Yunani Kuno Sudah Prediksi Kemunculan Robot, Kecerdasan Buatan
Sekitar 1 Hari yang laluIlmuwan Temukan Bukti Manusia Bukan yang Pertama Gunakan Api, Tapi Makhluk Ini
Sekitar 1 Hari yang laluPria Tewas dalam Selokan di Pesanggrahan Diduga Punya KTA PDIP, Ini Kata Polisi
Sekitar 3 Jam yang laluVIDEO: Pengakuan Sugeng, Bawa Nama 'Bapak' Diduga Polisi di Kasus Mahasiswi Cianjur
Sekitar 3 Jam yang laluPerwira Polisi 'Habis' Disiram Air oleh Rekan Sampai Tak Berkutik, Endingnya Seru
Sekitar 6 Jam yang laluKapolda Metro Bentuk TGPF Usut Kasus Mahasiswa UI Tewas Ditabrak Pensiunan Polri
Sekitar 8 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Ungkap Alasan Tuntut 12 Tahun Penjara Bharada E
Sekitar 41 Menit yang laluJPU Sebut Bharada E Berani Tembak Brigadir J untuk Buktikan Loyalitas ke Ferdy Sambo
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Putri Candrawathi Ajak Kuat Ma'ruf ke Ruang Privasi di Rumah Saguling
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Tuding Pengacara Berbohong, Jelas & Nyata Putri Ikut Perencanaan
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Ungkap Alasan Tuntut 12 Tahun Penjara Bharada E
Sekitar 41 Menit yang laluVIDEO: Putri Candrawathi Ajak Kuat Ma'ruf ke Ruang Privasi di Rumah Saguling
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Tuding Pengacara Berbohong, Jelas & Nyata Putri Ikut Perencanaan
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Wajah Garang Jaksa Baca Replik, Tegaskan Hargai Putri Bak Bunda Maria
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Jaksa Ungkap Alasan Tuntut 12 Tahun Penjara Bharada E
Sekitar 41 Menit yang laluJPU Sebut Bharada E Berani Tembak Brigadir J untuk Buktikan Loyalitas ke Ferdy Sambo
Sekitar 2 Jam yang laluAlasan JPU Tuntut Bharada E 12 Tahun Bui: Pertimbangkan Peran Sebagai Eksekutor
Sekitar 2 Jam yang laluApakah Boleh Memperoleh Vaksin Campak Bersamaan dengan Booster COVID-19?
Sekitar 9 Jam yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 5 Hari yang laluBaru Diresmikan Dewa United, Egy Maulana Vikri Masih Berharap Bisa Bermain di Eropa
Sekitar 40 Menit yang laluArema FC Pertimbangkan Mundur dari BRI Liga 1, Menpora: Saya Berharap Semua Klub Bermain
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami