Merdeka.com - Setelah kemunculan film the Innocence of Muslims di situs berbagi video YouTube yang memicu kerusuhan di sejumlah negara Timur Tengah dan beberapa negara berpenduduk mayoritas muslim, umat Islam kembali dikejutkan dengan film anti-Islam lainnya berjudul the Innocent Prophet: Life of Muhammad.

Film ini dibikin oleh seorang warga Pakistan murtad kini tinggal di Spanyol bernama Imran Firasat. Dia bekerja sama dengan pastor anti-Islam Terry Jones dalam membuat karyanya. Rencananya film itu diluncurkan hari ini. "Niat saya adalah untuk memperlihatkan sisi lain kehidupan Nabi Muhammad sebenarnya. Menurut pemikiran saya, Islam itu dibikin oleh Muhammad untuk menguntungkan dirinya sendiri dan sekarang waktunya untuk keluar dari tipuan itu," ucap Imran saat diwawancarai situs International Business Times atau ibtimes.co.uk, Kamis (13/12).

Dia mengatkan film ini memang dibuat berdasarkan kejadian sebenarnya meski dibumbui dengan sedikit drama ala Bollywood agar lebih menarik. Ini lantaran agar setiap orang menonton filmnya itu tidak merasa bosan dan mematikan komputer setelah sepuluh menit.

Imran mengatakan fakta didalam filmnya itu tidak terbantahkan dan menurutnya orang selalu salah paham ketika menjawab hanya seorang sarjana Islam saja paling mengerti. Dia menyebut para sarjana Islam juga tidak terlahir dengan pengetahuan akan Islam secara langsung, namun harus melewati proses belajar seperti muslim lainnya.

Dia menyebut telah menjadi muslim selama 26 tahun dan menjadi bagian dalam sistem dan komunitas Islam. Ini sebabnya, dia mengatakan, dirinya tidak perlu untuk mengkonfirmasi fakta kepada sarjana Islam manapun.

Imran mengatakan semua fakta dalam filmnya itu sesuai dengan Alquran, Hadits, dan beberapa literatur sejarah Islam. Dia menyebut dirinya telah memberikan fakta yang sama sesuai ajaran Islam melalui pandangannya. "Namun, seorang sarjana Islam tidak pernah mengakui kesalahan mengenai Islam. Mereka selalu mencari cara untuk menutupi keragu-raguan akan karakter Nabi Muhammad".

Dia mengatakan beberapa fakta seperti tercantum di dalam Alquran dan Hadits juga disebutkan dia dalam film itu, seperti:

1 Muhammad telah menikahi anak berumur enam tahun (Alquan).

2 Muhammad mempunyai sebelas istri meski Islam hanya mengizinkan empat pernikahan (Alquran).

3 Muhammad memprakarsai beberapa perang (Alquran dan Hadits)

4 Muhammad memerintahkan agar membenci orang kafir (Alquran dan Hadits).

5 Muhammad meninggalkan perempuan dalam penderitaan dan diskriminasi selama hidupnya lantaran peraturan dibuat Muhammad seperti tercantum di Alquran.

"Ini kenapa saya menjadi tahu apa sebenarnya Islam dan saya tidak perlu menghubungi sarjana Islam. Pengetahuan dan pengalaman saya selama 26 tahun menjadi muslim sudah cukup untuk mengekspresikan pandangan saya terhadap kehidupan Nabi Muhammad," kata Imran.

Imran menyebut pembuatan film ini sebagai kebebasan berekspresi. Dia tak bermaksud menimbulkan kemarahan umat Islam dan tak ingin dikenal sebagai pemicu kerusuhan. Imran mengaku terinspirasi Jones terkenal dengan tindakannya membakar Alquran pada 11 September tahun lalu.

Ketika ditanya siapa saja orang-orang dibalik pembuatan film ini selain Terry Jones, Imran menjawab banyak orang turut mendukung proyeknya itu. Dia mengatakan banyak pesan diterima dia memberi dukungan dan dorongan. Menurut dia, ini memperlihatkan betapa pentingnya topik itu dan banyak orang ingin mengetahuinya, namun dia menyebut Terry Jones menjadi penuntunnya.

Saat ditanya apakah dirinya menerima banyak ancaman terkait film itu, Imran menjawab ancaman bukanlah hal baru bagi dia. Dia menyebut selama tujuh tahun dia telah menerima banyak ancaman atau bahkan ingin dibunuh lantaran pandangannya terhadap Islam itu.

"Mungkin sebelum saya mati, saya ingin menunjukkan kepada umat muslim, jihad yang mereka lakukan seperti dikatakan Muhammad tidak benar. Mereka seharusnya menjalankan jihad dengan belas kasih dan kemanusiaan untuk perdamaian dunia," ucap dia.

Cuplikan film itu di YouTube sudah menimbulkan kemarahan di Pakistan. Sejumlah pasukan gabungan di Afganistan, negara tetangga Pakistan, bahkan sudah bersiap menghadapi gelombang unjuk rasa besar-besaran. Di Belgia, pihak keamanan juga sudah bersiap menghadapi demonstrasi besar-besaran. Polisi meningkatkan penjagaan di beberapa wilayah mayoritas imigran muslim asal Timur Tengah.