PBB sebut Sudan Selatan negara yang tak ramah bagi jurnalis
Merdeka.com - Sedikitnya ada 60 insiden kekerasan terhadap jurnalis di Sudan Selatan selama setahun terakhir. Seperti mati terbunuh, mendapat kekerasan fisik dan mental serta dipecat dari pekerjaan mereka.
Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) dan Kantor Hak Asasi Manusia PBB antara Juli 2016 dan Desember 2017, mengatakan petugas keamanan negara bertanggung jawab atas sebagian besar insiden ini.
"Kekerasan ini memberi efek buruk pada kebebasan berekspresi, serta makin menyusutkan ruang diskusi dan mengemukakan pendapat yang berbeda," kata kepala UNMISS David Shearer pada sebuah konferensi pers di Ibu Kota Juba, seperti dilansir dari laman AFP, Jumat (23/2).
PBB mengatakan telah memverifikasi 60 insiden dari 99 tuduhan yang telah mempengaruhi setidaknya 102 orang.
Insiden tersebut termasuk dua pembunuhan, 58 penangkapan sewenang-wenang dan 16 pemecatan serta intimidasi dan pelecehan dalam bentuk kekerasan lainnya.
Dikatakan sembilan media massa sudah dibatasi, tiga di antaranya ditutup atau diskors, empat situs web diblokir dan delapan artikel di dua surat kabar disensor.
Sebagian besar serangan menargetkan wartawan Sudan Selatan, namun beberapa koresponden asing juga ikut menjadi sasaran.
Dua puluh wartawan asing juga ditolak masuk ke negara tersebut setelah menerbitkan laporan yang tidak disukai pemerintah. "Mereka yang ditargetkan dianggap kritis terhadap pemerintah dan dituduh mencemarkan reputasi negara tersebut," kata Shearer.
Perang sipil empat tahun Sudan Selatan telah membunuh puluhan ribu orang dan memaksa jutaan orang pergi dari rumah mereka.
Banyak tulisan dari jurnalis itu, mengungkapkan pihak pemerintah dan pemberontak mengabaikan penderitaan rakyat akibat konflik berkepanjangan.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Manusia Purba Berwisata ke Gua Ini Sejak 41.000 Tahun Lalu, Ilmuwan Temukan Bukti Sisa Jelaga
Manusia telah mengunjungi gua ini selama sekitar 41.000 tahun, 10.000 tahun lebih awal dari yang sebelumnya diyakini.
Baca Selengkapnya10 Tahanan Polsek Rumbai di Riau Kabur, 2 Kembali Tertangkap
Sebanyak 10 tahanan kabur dari sel Polsek Rumbai di Kota Pekanbaru, Riau. Baru dua orang yang berhasil ditangkap kembali.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir
Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca SelengkapnyaDetik-detik Pria Palestina Ditembak Usai Diwawancara Jurnalis, Bawa Bendera Putih Hendak Selamatkan Keluarga
Usai diwawancara seorang jurnalis, sosoknya memberanikan diri menyelamatkan keluarga dengan menenteng bendera putih hingga terkena tembakan.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya
Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.
Baca SelengkapnyaTersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang
Penghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaGempa Susulan Berlanjut di Kepulauan Bawean, Jumlah Pengungsi Bertambah Jadi 34 Ribu Jiwa
Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca Selengkapnya