Pandemi Corona, Turki Pantau Ponsel Warga untuk Tegakkan Aturan Karantina
Merdeka.com - Turki akan memantau ponsel warga yang didiagnosa positif corona untuk memastikan mereka tidak melanggar aturan karantina.
Kantor Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki kemarin menuturkan, pemerintah akan mulai melacak pergerakan warga dan mengirimi mereka pesan singkat dan menghubungi mereka jika mereka ketahuan meninggalkan rumah.
Dilansir dari laman Alarabiya, Kamis (9/4), warga akan diminta pulang ke rumah dan polisi akan menindak mereka yang masih saja melanggar aturan karantina. Peraturan di Turki membolehkan aparat memproses data individu tanpa perlu izin untuk tujuan tertentu.
Sejak kasus positif corona pertama muncul pada 11 Maret di Turki, angka kasus positif kini sudah melonjak menjadi 34.000 dengan 725 kematian hingga data dua hari lalu.
Pemerintah sudah mengambil tindakan tegas untuk membatasi kegiatan sosial warga, mengkarantina sejumlah kota, melarang jemaah di masjid, menutup sekolah, bar, dan restoran serta mengurangi perjalanan transportasi di dalam kota.
Apa yang dilakukan Turki lewat ponsel warga ini sudah lebih dulu dilakukan oleh China, Singapura, Korea Selatan dan sejumlah negara lain yang meminta penduduk memakai aplikasi dan teknologi lain untuk melacak kegiatan mereka selama karantina, namun para aktivis menyebut tindakan itu bisa mengekang kebebasan individu.
Uni Eropa juga mengambil jalan serupa dengan memakai aplikasi di ponsel untuk melacak penyebaran virus corona dengan tujuan lebih memaksimalkan teknologi dan mengatasi berbagai masalah.
Pemerintah Turki mengatakan mereka akan memastikan data individu yang dikumpulkan tidak akan digunakan untuk tujuan lain.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasca Tragedi Maut Tol Cikampek Skema Contraflow Saat Arus Balik Tetap Diberlakukan, Ini Alasannya
Korlantas tetap memberlakukan skema contraflow saat arus balik lebaran.
Baca SelengkapnyaAntisipasi Macet Imbas Monas Week, Kereta Api Jarak Jauh Berhenti di Jatinegara
Pengaturan pola operasional khusus ini diharapkan dapat membantu pelanggan terhindar dari risiko kemacetan akibat pengalihan arus lalin menuju Stasiun Gambir.
Baca SelengkapnyaTOP NEWS: Fakta Tornado Pertama di Indonesia Mirip Amerika | Kursi PDIP Turun Jauh di DPR
Angin kencang disertai hujan deras menerjang kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu sore kemarin.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga Beras Naik, Mentan: Kita Menunggu Panen Bulan Maret
Akibat kondisi tersebut, awalnya Kementan yang getol menolak untuk impor beras, akhirnya menyetujui. I
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaPolri Catat 213 Kecelakaan Saat Arus Mudik Hari Ini, 23 Tewas dan Kerugian Capai Rp539 Juta
Data kecelakaan lalu lintas pada hari Minggu, 7 April 2024 sebanyak 213 Kejadian
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnya