Panama Papers ungkap London sebagai pusat pencucian uang dunia
Merdeka.com - Selain mengungkap nama-nama pemimpin dunia yang diduga kuat mencuci uang, Panama Papers sekaligus mengirim pukulan pada otoritas keuangan Inggris. Bocoran dokumen itu menampilkan pentingnya peran bankir-bankir di Ibu Kota London terhadap aktivitas keuangan bawah tanah dunia.
Channel News Asia melaporkan, Kamis (7/4), dokumen dari Firma Hukum Mossack Fonseca itu menunjukkan perusahaan bodong di negara bebas pajak menyalurkan uang mereka ke sektor properti London. Hal ini disampaikan pada pengamat kejahatan perpajakan global, Nicholas Shaxson.
Sekalipun pemerintah Inggris terhitung transparan dalam mengelola pasar keuangan, namun banyak lembaga di pusat Negeri Ratu Elizabeth yang membantu pengusaha gelap dari surga pajak mencuci uang.
"Banyak sekali uang hasil pengemplangan pajak terhubung dengan firma hukum di London, perusahaan akuntan, ataupun bank-bank di Ibu Kota Inggris," urai Shaxson.
Karenanya, Shaxson menuding otoritas Inggris sebetulnya tutup mata pada praktik lancung skala global itu. Kalau Inggris serius, sejak lama pencucian uang di London bisa diberantas.
Pendapat serupa disampaikan Richard Murphy, guru besar pencucian uang dari City University London. Sebab, beberapa wilayah bebas pajak, misalnya Bermuda atau British Virginia, jelas-jelas berada di bawah pengawasan pemerintah Inggris.
"London adalah pusat seluruh praktik pengemplangan pajak itu dikendalikan," tandasnya.
Dokumen Mossack Fonseca, firma asal Panama yang punya banyak klien dari dunia hitam, menunjukkan Inggris adalah negara dengan jumlah perantara klien nakal terbesar. Total ada 32.682 perusahaan perantara yang memberi fasilitas mencuci uang atau mengemplang pajak dari Inggris.
Data lain yang menghebohkan adalah fakta bahwa perusahaan berlokasi di surga pajak yang menjadi klien Mossack Fonseca, menanamkan investasi senilai 170 miliar Pound Sterling untuk membeli gedung serta perumahan elit di London.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, dituding hanya basa-basi saat mengatakan ingin membersihkan praktik pengemplangan pajak dari wilayah offshore. Apalagi ayah sang PM, dalam dokumen Panama, rupanya juga pernah menyimpan uang di negara surga pajak.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaBuronan Kasus Penipuan Uang di China 11 Tahun Kabur ke Indonesia, Tinggal di Jakut hingga Punya KTP
LY ditangkap di rumahnya Perumahan Concerto, Pantai Indah Kapuk, Penjaringan pada Selasa (13/2) sore.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi: Data Penerima Bantuan Pangan Bulog Ditambah 8 Persen
Presiden Jokowi menyampaikan kenaikan jumlah penerima bantuan untuk alokasi mulai awal tahun 2024 sebesar 8% dari data penerima sebelumnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Transaksi Dana Kampanye Janggal PPATK Bukti Dana Partai Politik Tidak Transparan
Ternyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaHati-Hati Politik Uang, Pemberi dan Penerima 'Serangan Fajar' Bisa Dipenjara dan Denda Puluhan Juta
'Serangan fajar' bisa berbentuk sembako, voucher pulsa, voucher bensin, hingga fasilitas lainnya yang bisa dikonversi dengan nilai uang.
Baca SelengkapnyaBeredar Isu Dana Proyek Strategis Nasional Masuk Kantong PNS dan Politisi, Pemerintah Beri Penjelasan Begini
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan indikasi praktik korupsi yang terjadi di lingkup Proyek Strategis Nasional (PSN).
Baca SelengkapnyaBurung Kakatua Ini Mendadak Fasih Berbahasa Spanyol Saat Kembali ke Pemiliknya Setelah 4 Tahun Hilang
Burung ini sebelumnya fasih ngomong Inggris dengan logat British.
Baca SelengkapnyaPPATK Ungkap Transaksi Mencurigakan Triliunan Rupiah Jelang Pemilu 2024
Angka transaksi mencurigakan tersebut mencapai triliunan rupiah dari ribuan nama.
Baca Selengkapnya