Merdeka.com - Ribuan orang berkumpul di Lapangan Tahrir, Ibu Kota Kairo, Mesir, untuk memprotes kebijakan baru-baru ini dibuat oleh Presiden Muhammad Mursi. Kebijakan itu dinilai bakal melanggengkan kekuasaannya.

Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Rabu (28/11), unjuk rasa itu sudah memasuki hari kelima dan diikuti oposisi Mursi dari kelompo kiri, liberalis, dan sosialis. Mereka mengecam krisis hukum terburuk sejak presiden dari Ikhwanul Muslimin itu berkuasa.

"Kami dan banyak orang menginginkan kejatuhan rezim," teriak mereka. Lalu demonstran menyanyikan lagu sering didendangkan zaman menuntut mundur mantan Presiden Husni Mubarak. Secara tidak langsung mereka juga menuntut Mursi lengser.

Unjuk rasa sejauh ini memakan korban tiga orang tewas dan ratusan terluka. Selain masalah hukum, demonstran juga merujuk pemulihan ekonomi pasca Mursi terpilih yang terus anjlok. Pengangguran makin banyak dan orang miskin bertambah.

Mereka juga mengancam bakal terus menduduki Lapangan Tahrir hingga Mursi membatalkan dekrit itu. Kenyataan ini berbanding terbalik pada awal bulan lalu. Media menyebutkan setengah warga Mesir puas hasil kinerja Mursi selama 90 hari memerintah.