Merdeka.com - Nicolas Maduro dipastikan kembali akan menduduki jabatannya sebagai Presiden Venezuela untuk kedua kalinya. Setelah berhasil mengalahkan rivalnya dalam pemungutan suara yang penuh kontroversial pada hari Minggu.

Dilansir dari Reuters, Senin (21/5), jumlah pemilih pada pemilu ini hanya 46,1 persen, kata dewan pemilihan, jumlah pendaftar turun hingga 80 persen dari pemilihan presiden yang diselenggarakan pada 2013. Kemungkinan ini terjadi karena boikot yang dilakukan pihak oposisi Venezuela.

Ketika hasil keluar, para pendukung Maduro merayakan dengan menyalakan kembang api di Caracas dan menari Latin pop di sekitar istana presiden pusat kota Miraflores.

Maduro memenangkan 5,8 juta suara, mengalahkan Henri Falcon, rival terberatnya yang hanya mendapatkan 1,8 juta suara.

Walau menang telak, Amerika Serikat tidak akan mengakui hasil pemilihan presiden Venezuela.

Wakil Menteri Luar Negeri AS John Sullivan mengatakan kepada wartawan, bahwa mereka akan mempertimbangkan sanksi minyak terhadap Venezuela. Ia juga mengatakan akan membahasa Pemilu Venezuela dalam pertemuan G20 di Buenos Aires hari ini.