Najib: Anwar tidak becus urus ekonomi
Merdeka.com - Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak mengatakan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim tidak tangkas dalam mengelola sektor ekonomi. Ini lantaran Anwar gagal menangani krisis ekonomi menghantam negeri Jiran itu pada 1997-1998 saat ia menjabat menteri keuangan.
Surat kabar the Sun Daily melaporkan, Kamis (29/11), Najib mengatakan Anwar yang mau menerima pinjaman dari organisasi Dana Moneter International (IMF) telah memotong anggaran pembangunan dan meningkatkan kurs bunga ketika pasar turun. Ini menyebabkan kesengsaraan bagi masyarakat terutama di sektor bisnis.
"Orang ini pantas disebut bunglon politik. Ketika dia berbicara di Amerika Serikat dan negara lain, nada suaranya berbeda ketika dia berbicara di depan rakyat Malaysia dan kaum muslim," kata Najib saat pidato di acara 66 tahun Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), di gedung Putra World Trade Center, di Ibu Kota Kuala Lumpur.
Najib mengatakan saat dirinya dan Anwar masih berada di UMNO, Anwar terlihat berbeda. Namun, dia menyebut setelah Anwar menjadi pemimpin oposisi terpilih, pendirian dan kelakuannya telah berubah.
"Dia berbicara dengan lidah bercabang. Jujur, tidak ada satu orang pun tahu karakter dia sebenarnya, terutama saat dia justru mendukung keamanan Israel disaat dunia mengutuk rezim Tel Aviv sebab menyerang Gaza," ujar Najib. Dia mengatakan dalam tiga tahun Malaysia bisa jatuh dalam kekacauan dan mengalami kejatuhan ekonomi seperti Yunani.
Menanggapi pernyataan Najib terhadap Anwar Ibrahim itu, Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang merupakan partai oposisi di Malaysia menyatakan Anwar Ibrahim justru lebih baik sebagai menteri keuangan dibandingkan dengan Najib.
Wakil presiden PKR Azmin Ali mengatakan saat Anwar Ibrahim menjadi menteri keuangan dia telah memperoleh hasil lebih baik untuk meningkatkan ekonomi Malaysia dan berbeda dengan apa dilakukan Najib. Azmin menyebut Anwar telah mengurangi defisit utang dan menggunakan simpanan dari Petronas.
Azmin menuduh Najib telah berindak sesuka hatinya untuk menakut-nakuti masyarakat secara politik menjelang pemilihan umum tahun depan. "Saat masa kiris ekonomi menimpa Asia dan berpengaruh ke Malaysia pada 1997 sampai 1998, terbukti menteri keuangan saat itu, bukanlah orang yang tidak mampu mengatur masalah ekonomi," ucap dia seperti dilansir koran Free Malaysia Today, pekan lalu.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TKN 02 Yakin Gibran Kuasai Debat Cawapres soal Ekonomi, Anies: Tinggal Dilihat Besok Malam
Anies optimis dengan kemampuan Cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menghadapi debat perdana cawapres tema ekonomi besok.
Baca SelengkapnyaKrisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaAnies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Tawarkan Perubahan Ekonomi yang Berorientasi kepada Lapangan Pekerjaan Pada Warga Palembang
Lokasi ini merupakan kampanye yang kedelapan sejak dimulainya Kampanye Akbar, pada 21 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah Waspadai Konflik Timur Tengah Hingga Pelemahan Ekonomi China
Ada beberapa isu yang menjadi perhatian pemerintah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaDi Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaJokowi untuk AO dan Nasabah PNM: Saya Sangat Menghargai Kerja Keras Semuanya
Pertumbuhan nasabah PNM yang begitu pesat hingga kini berada di angka 15,2 juta nasabah.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca Selengkapnya