Merdeka.com - Presiden Mesir Muhammad Mursi mengecam fatwa seorang ulama mengatakan membunuh para petinggi oposisi. Dia bilang ini hasutan buruk untuk demokrasi Negeri Sungai Nil.

BBC melaporkan, Sabtu (9/2), kecaman Mursi ini disampaikan juru bicara presiden Yasser Ali. Menurut presiden Ikhwanul Muslimin itu praktek kekerasan politik dan ancaman menjadi salah satu tantangan revolusi Arab. "Negara-negara Arab tengah membangun demokrasi masih rapuh," ujar Yasser.

Mursi menyerukan rakyat untuk bersatu dan mencegah upaya hasutan menyebabkan perpecahan. Menurut dia pihak menganjurkan untuk membunuh sama dengan teroris.

Fatwa pembunuhan ini memang telah menimbulkan kekhawatiran terutama saat tokoh oposisi Tunisia Chokri Belaid tewas tertembak oleh orang tidak dikenal Rabu lalu.

Ribuan pengunjuk rasa masih turun ke jalan-jalan Mesir dan berpusat di Lapangan Tahrir, Ibu Kota Kairo. Mereka kini menuntut Mursi mundur dari jabatannya setelah serangkaian aksi unjuk rasa berakhir dengan kericuhan. Sudah 64 orang tewas dan ratusa orang luka sebab demonstrasi berkepanjangan ini.