Merdeka.com - Ada yang lain dengan Negeri Mullah beberapa bulan terakhir. Semua lantaran sepa terjang pemimpin terbarunya, Hassan Rouhani. Sejak terpilih Juni lalu, hingga memasuki kepemimpinannya di bulan keempat, Rouhani pelan mengubah citra Iran dari negara keras, tegas, dan rajin mengecam barat serta Yahudi, menjadi bangsa penuh kelembutan, toleransi, dan menawarkan pelbagai solusi damai bila ada bersinggungan dengan mereka.

Siapa sesungguhnya Rouhani? Mengapa bisa berbanding terbalik gaya kepemimpinan dia dengan presiden sebelumnya Mahmud Ahmadinejad? Paling kentara sikap bersahabat Rouhani dengan Yahudi, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya (5/9). Dia bahkan menyempatkan diri mengucapkan selamat tahun baru pada hari raya Yahudi.

"Saat matahari akan bersinar di sini di Teheran, saya mengucapkan kepada semua orang Yahudi, terutama orang Yahudi di Iran, selamat hari raya Rosh Hashanah," kicau Rouhani di akun Twitter pribadinya.

Iran selama ini dikenal tidak menunjukkan sikap positif terhadap orang Yahudi. malah Ahmadinejad pernah menyebut Holocaust hanyalah sebuah mitos. Namun kicauan Rouhani itu jelas menunjukkan perubahan sikap.

"Bahkan hal seperti ini tidak pernah terjadi di bawah kekuasaan monarki, apa kita pernah ingat ada pesan seperti itu," kata Haleh Esfandiari, sarjana kelahiran Iran yang mengepalai program Timur Tengah di Institut Woodrow Wilson International Center, kepada kantor berita Al-Monitor, merujuk kepada mantan penguasa Iran yakni Dinasti Pahlevi.

Meskipun jumlah warga Yahudi Iran tidak lebih dari 9.000 orang dari 77 juta populasi penduduk Iran, yang sebagian besar Islam Syiah, namun Yahudi Iran menjadi yang terbesar kedua di kawasan Timur Tengah setelah Israel.

Banyak orang mengatakan akun Rouhani itu bukan presiden sendiri menjalankan melainkan tim suksesnya. Banyak pihak menanyakan apakah ucapan ini sudah meminta izin Rouhani dan kapasitasnya resmi atau tidak. Sementara banyak pengamat politik Iran mengatakan akun itu setengah resmi dan dijaga keberadaannya demi menangkis kritikan kubu garis keras maupun yang sangat moderat.

Tak hanya sikap bersahabatnya dengan Yahudi, Rouhani bahkan berjanji tidak mengembangkan pengayaan uranium Iran sebab surat dikirimkan Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama kepadanya. Surat itu bernada positif dan membangun, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya (19/9). Lagi-lagi sikapnya ini meruntuhkan gaya Ahmadinejad yang sangat ngotot membangun nuklir demi kesejahteraan bangsanya.

Lebih mencengangkan yakni dukungan pemimpin spiritual Iran Ayatullah Ali Khamenei pada program Rouhani salah satunya mengendurkan hubungan dengan barat dan membangun kerja sama lebih baik. Dia menyebut pengorbanan dalam bentuk kompromi terkadang harus dilakukan.

Melunaknya Iran membuat barat terpecah dua kubu. Ada yang menyukai Iran sekarang ini namun tidak sedikit memilih sikap berhati-hati. Ada rencana apa Negeri Mullah di balik semua kemanisan itu.