Militer Myanmar Ancam Media Asing yang Sebut Mereka 'Junta' dan Lakukan 'Kudeta'
Merdeka.com - Otoritas militer Myanmar mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap media asing yang menyebut mereka sebagai “junta” dan menyebut perebutan kekuasaan yang mereka lakukan pada Februari sebagai “kudeta”.
Banyak media asing, termasuk Reuters, menggunakan istilah “junta” untuk menggambarkan Dewan Pemerintahan Negara yang dipimpin tentara dan “kudeta” untuk menggambarkan penggulingan kekuasaan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi terpilih.
Kementerian Informasi yang dikendalikan militer menerbitkan peringatan tersebut di koran mereka, Global New Light of Myanmar.
“Beberapa kantor berita asing diperingatkan tidak menggunakan dewan militer/junta militer/junta untuk pemerintah di waktu yang akan datang dan tidak mengutip dan membesar-besarkan berita palsu,” jelas pernyataan tersebut, dilansir laman Asia One, Kamis (1/7).
“Tindakan akan diambil terhadap mereka berdasarkan UU yang ada jika mereka menerapkan penggunaan yang salah, mengutip dan membesar-besarkan berita palsu dan menyebarkan informasi palsu.”
Baik direktur di Kementerian Informasi maupun juru bicara dewan penguasa menjawab telepon Reuters yang akan meminta komentar lebih jauh.
Pemerintah militer secara konsisten mengatakan pihaknya menggulingkan kekuasaan berdasarkan konstitusi, menuduh kecurangan dalam pemilu yang dimenangkan secara telak oleh Partai Liga Nasional untuk Demkrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi. Tuduhan ini dibantah KPU dan pemantau internasional.
Negara-negara Barat mengecam penggulingan kekuasaan dan menyebutnya kudeta serta menerapkan sanksi terbatas pada penguasa militer.
Junta juga dikritik kelompok kebebasan pers karena menangkap sejumlah jurnalis, mencabut izin beberapa organisasi media independen dan membatasi akses internet.
Petinggi militer, Min Aung Hlaing menggambarkan media sebagai faktor penting kebebasan berekspresi dan demokrasi, sembari juga menyerukan media lokal mencegah infiltrasi ideologi asing.
Beberapa jurnalis juga masuk dalam daftar tahanan yang dibebaskan pada Rabu.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaRespons Wamen BUMN hingga Ketua OJK yang Namanya Masuk Dalam Bursa Calon Menteri Keuangan Pengganti Sri Mulyani
Media asing mulai mengulas sejumlah nama yang akan menjadi menteri keuangan pengganti Sri Mulyani di kabinet berikutnya.
Baca SelengkapnyaCanda Hasto Soal Rencana Pertemuan Megawati dan Jokowi: Tunggu Kereta Cepat Lewat Teuku Umar
Canda Hasto Soal Rencana Pertemuan Megawati dan Jokowi: Tunggu Kereta Cepat Lewat Teuku Umar
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kinerjanya Dikritik Megawati, Ini Tanggapan Bawaslu
Bawaslu memastikan, mereka telah menjalankan apa yang menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu.
Baca SelengkapnyaBeda Sikap dengan Jokowi soal Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Ma'ruf Amin Tegaskan Netral di Pemilu
Ma'ruf Amin merahasiakan pilihannya dan bakal menyoblos pada 14 Februari mendatang.
Baca SelengkapnyaWanita ini Bisa Temui Presiden Jokowi Langsung Tanpa Disetop Paspampres
Ini sosok wanita yang bisa menemui Presiden Jokowi tanpa dicegah Paspampres. Tenyata punya jabatan penting di Istana.
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Beberkan Syarat Khusus yang Bakal Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran
Muzani tidak menyebut secara jelas terkait komposisi jumlah kursi menteri.
Baca SelengkapnyaMuncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen
Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Sri Mulyani di Istana
Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media.
Baca Selengkapnya